Risiko Melahirkan pada Ibu yang Usia Lanjut
Risiko
kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan usia ibu mencapai 40
tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan risiko pada bayi. Sel telur itu
kan sudah ada di dalam organ reproduksi sejak wanita dilahirkan.
Namun, setiap
bulan sel telur itu dilepaskan satu per satu karena sudah matang. Berarti, sel
telur yang tersimpan selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua.
Karena, selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi.
Di
usia ini, wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat
kesuburan yang sudah menurun. Sebuah riset yang dilakukan di Amerika Serikat
menunjukkan, sekitar 50 persen wanita usia 40-an mengalami kesulitan dalam
memperoleh keturunan.
Banyak
di antara kita beranggapan bahwa masa subur dan siap hamil itu ideal di usia
30-an, dan mulai menurun jika usia sudah masuk kepala 4. Kabar baiknya,
sejumlah peneliti di Amerika mengungkapkan bahwa kemungkinan untuk hamil dan
punya bayi di atas usia 40 tahun, masih sangat mungkin.
Fertilitas
atau masa subur menurun setelah usia 35 tahun. Di usia 40 tahun, kehamilan
tanpa bantuan teknologi hanya berkisar 10 persen, setelah 45 turun di angka 1
persen. Namun perkembangan teknologi makin pesat dan membuat kemungkinannya
jadi lebih meningkat. Angka kelahiran di New York berkisar antara 28 persen
setelah usia 40, 18 persen di usia 42, dan menurut Dr Grifo kurang dari dua
persen ketika berusia di atas 44 tahun.
Resiko
Kelahiran usia 40 Tahun
Resiko
Pada Bayi.
- Kehamilan di atas usia 40 itu
berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah
down syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga cacat
fisik.
- Adanya kelainan kromosom
dipercaya sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia
dapat menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada pembelahan kromosom.
Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah
yang menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan. Terjadinya
kelahiran anak dengan sindroma down, kembar siam, autism sering disangkut
pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu
yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih berada di
dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya.
- Seiring bertambah usia maka
resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50.
Hal ini berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500.
- Selain itu, bayi yang lahir
dari kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus
dirawat di unit perawatan intensif neonatal.
- Kebanyakan akan mengalami
penurunan stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara
operasi caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat
untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat.
- Pada ibu hamil dengan usia 40
tahun ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang
pendek. Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan
pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di
usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara
normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan
untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu
dan juga bayi
Risiko
pada ibu.
- Memasuki usia 35, wanita sudah
harus berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada
usia ini menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40
tahun.
- Risiko makin bertambah karena
pada usia 40 tahun, penyakit-penyakit degeneratif (seperti tekanan darah
tinggi, diabetes) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu,
bayi yang dilahirkan juga bisa cacat.
- Kehamilan di usia ini sangat
rentan terhadap kemungkinan komplikasi seperti, placenta previa,
pre-eklampsia, dan diabetes.
- Risiko keguguran juga akan
meningkat hingga 50 persen saat wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi
perdarahan dan penyulit kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang
seiring dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering
terjadi penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu
banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah
khususnya yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang
rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan
- Hamil di usia 40 merupakan
kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang
dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan
yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami
hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim
(kehamilan etopik), mengalami keguguran.
- Kualitas sel telur yang lemah
menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering
menimbulkan perdarahan.
- Terjadi pre eklampsia. Pre
eklampsia atau perdarahan yang disebabkan oleh adanya tekanan darah yang
tinggi melebihi batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang
melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu
tua untuk hamil.
- Kesulitan melahirkan. Proses
melahirkan butuh energi yang ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka
ibu dapat sulit mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang
dilahirkan. Semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif
menurun, meskipun tidak dapat disamaratakan antara individu satu dengan
lainnya.
- Di saat melahirkan, pembukaan
mulut rahim mungkin akan terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stres.
Oleh karena itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada
umumnya dilakukan secara Caesar
- Penelitian terhadap
36.916 ibu yang baru kali pertama melahirkan di salah satu rumah sakit
Irlandia antara tahun 2000 dan 2011. Para peneliti kemudian membandingkan
proses melahirkan antara ibu yang masih muda dan yang lebih tua.
Dalam studi ini sekitar 3 persen kelompok termuda atau calon ibu yang
menjadi responden masih berusia 17 tahun dan lebih muda; kelompok menengah
sebanyak 78 persen merupakan ibu berusia di antara 20 dan 34 tahun; dan
kelompok tertua berusia 40 tahun atau di atasnya. Hasilnya, secara
keseluruhan sekitar 6 persen dari kelompok menengah melahirkan sebelum
usia kehamilannya mencapai 37 minggu. Sementara kelahiran prematur pada
kelompok termuda terjadi sebanyak 10 persen. Pasalnya, kehamilan dianggap
normal jika berlangsung selama 37-42 minggu. Untuk operasi caesar,
para peneliti menemukan bahwa kelompok termuda paling sedikit melakukan
operasi caesar, yaitu hanya 11 persen. Sementara sekitar 54 persen operasi
caesar dilakukan oleh kelompok tertua. Dan 24 persennya dilakukan oleh
kelompok menengah.
Pencegahan
- Rajin menjaga kebugaran tubuh,
Anda tak perlu terlalu khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara
normal. Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja.
- Berkonsultasi kepada dokter
mengenai asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan
menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi
yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut.
- Karena adanya sejumlah risiko
komplikasi ini, Anda yang berusia 35 tahun ke atas cukup besar
kemungkinannya untuk melahirkan secara Caesar.
- Sejumlah risiko di atas tetap
dapat diminimalkan dengan berkonsultasi secara intensif dengan dokter
kandungan.
- Ibu hamil dengan usia beresiko
lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakuan screening
atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu
dan anak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan
mengambil sample darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan
belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban
dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetik untuk
dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom.
- Disarankan untuk mengonsumi
minuman suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis
kandungan.
- Melakukan olahraga low
impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani
kehamilan
Di pertengahan usia 30 tahunan
bahkan lebih dari usia 40 tahun. Kehamilan pada usia advanced, memerlukan
penanganan ekstra baik untuk persiapan ibu maupun bayinya.
Kehamilan ideal di usia 25 tahun
hingga sebelum berusia 35 tahun. Menurut dokter spesialis kandungan Didi
Danukusumo, penyulit yang mungkin terjadi pada kehamilan
setelah usia 35 tahun selain menurunnya kesuburan, juga ancaman pada ibunya dan
hasil kehamilan (bayi).
Pada ibunya, risiko hipertensi pada
kehamilan, diabetes karena hamil, persalinan dengan tindakan seksio sesarea
(caesar), sampai kematian. Sementara terhadap hasil kehamilan
terjadi peningkatan risiko keguguran, kelainan janin akibat kelainan kromosom,
dan kematian hasil konsepsi\lahir mati. Untuk mengurangi risiko tersebut
diperlukan skrining. Terutama di trismester pertama (11-14 minggu).
Dengan pemeriksaan darah dan USG.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, bisa diambil cairan ketuban jika ditemukan
diagnosis kelainan kromosom dan biopsi plasenta. Menurut dokter spesialis
kebidanan Nurwansyah, jika ditemukan kelainan kromosom seperti down syndrome,
thalessemia, sudah tidak bisa dilakukan terapi.
Banyak
wanita yang mempertanyakan mengapa hamil di usia 30-an atau 40-an dianggap
memiliki resiko tinggi. Di atas usia 35 tahun, memang ada beberapa resiko yang
meningkat baik untuk sang ibu (seperti tekanan darah tinggi dan pre-eklampsia)
dan juga untuk sang bayi (seperti resiko Down Syndrome) meningkat tiap
tahunnya. Tapi, tanpa mengabaikan resiko-resiko tersebut, wanita yang berusia
di atas 35 tahun juga bisa kok menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan
bayi yang sempurna.
Jika
Anda seorang wanita berusia di atas 35 tahun dan sedang hamil, dokter Anda
biasanya memperlakukan Anda dengan ekstra hati-hati. Anda akan diminta untuk
check up kehamilan lebih sering, dan lebih diwajibkan untuk menjalani
serangkaian tes, konseling genetik dan skrining kendala-kendala yang mungkin
terjadi pada wanita hamil usia 30-an. Pilihan proses melahirkan juga biasanya
lebih terbatas. Anda kemungkinan tidak akan disarankan untuk melahirkan di
bidan atau rumah bersalin kecil, karena resiko melahirkan Anda lebih besar
sehingga Anda akan diminta untuk melahirkan di rumah sakit besar atau rumah
bersalin besar. Namun, dengan melakukan perawatan prenatal yang baik, Anda bisa
mengurangi komplikasi yang berhubungan dengan usia persalinan secara
signifikan.
Kabar
baiknya adalah, kebanyakan wanita yang hamil di usia 40-an ternyata berhasil
menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Dan wanita
hamil pada usia 40-an biasanya lebih berhati-hati terhadap kehamilannya
dibandingkan wanita yang lebih muda. Mereka akan lebih mencari dan menyerap
informasi dengan baik tentang kondisi-kondisi dan resiko-resiko yang mungkin terjadi
pada kehamilan mereka. Mereka biasanya lebih sering bertanya tentang
perkembangan janin mereka. Mereka juga lebih mementingkan perawatan pre-natal
dan biasanya mempersiapkan diri mereka lebih baik sebelum hamil, jika kehamilan
tersebut memang direncanakan. Karena itu para ilmuwan sekarang mempercayai
bahwa resiko ibu hamil di usia yang lebih tua tidak meningkat secara tajam
hanya karena faktor usia saja.
Masalah-masalah
utama
Ada
beberapa masalah yang sering ditemukan dokter pada wanita hamil dengan usia di
atas 35 tahun, seperti diabetes gestational (diabetes yang muncul pada saat
kehamilan), tekanan darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita
hamil dengan usia yang lebih tua juga akan lebih sering mengalami masalah pada
kandung kemih dibandingkan wanita hamil dengan usia yang lebih muda.
Resiko-resiko lainnya adalah resiko keguguran lebih besar, lebih banyak yang
melahirkan melalui operasi Caesar karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk
melahirkan secara normal, dan juga memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi
cacat.
Saat
berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami kondisi-kondisi medis berkaitan
dengan sistem reproduksi, seperti fibroid uterine dan tumor otot. Fibroid
uterine adalah pertumbuhan sel otot atau jaringan lain di dinding uterus,
membentuk tumor. Fibroid uterine dan tumor otot bisa menimbulkan rasa nyeri
atau perdarahan vagina saat kehamilan berkembang. Jika wanita tersebut hamil di
atas usia 40 tahun, tingkat keparahannya bahkan lebih berat lagi.
Problem-problem tadi bisa bertambah dengan adanya hemoroid (wasir),
inkontinensi (kesulitan menahan keluarnya urin), varises, problem-problem
pembuluh darah, nyeri otot, nyeri punggung, dan juga proses melahirkan yang
lebih sulit dan lebih panjang.
Selain
resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko keguguran dan melahirkan
dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga memiliki
resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan. Walaupun
resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35 tahun
ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.
Konseling
Genetik
Wanita
yang hamil dengan usia di atas 35 tahun biasanya juga akan diminta untuk
melakukan konseling genetik, atau konseling ini bisa juga dilakukan oleh dokter
kandungan. Ada 3 wilayah yang menjadi fokus pada saat melakukan konseling
genetik, yaitu sejarah/riwayat reproduksi pasien, riwayat kesehatan keluarga, serta
consanguinity, yaitu kondisi genetika yang disebabkan perkawinan antar-saudara.
Riwayat
reproduksi meliputi apakah pasien pernah hamil, pernah mengalami keuguguran,
atau pernah mengalami kematian janin di dalam rahim atau saat proses
melahirkan. Selain itu penggunaan metode KB, lama waktu penggunaan KB, dan
apakah pasien pernah terpapar zat-zat berbahaya misalnya karena lingkungan
pekerjaan juga menjadi informasi yang penting dalam konseling.
Riwayat
kesehatan keluarga pasien juga penting untuk menentukan apakah kehamilan yang
sedang dijalani termasuk kehamilan ber-resiko tinggi atau tidak. Informasi ini
mencakup tentang status kesehatan pasien dan pasangan, para saudara kandung
pasien dan pasangan, jika ada yang sudah meninggal juga akan ditanyakan
penyebab dan usia saat meninggal serta apakah ada yang meninggal sehubungan
dengan proses kelahiran (saat melahirkan atau saat dilahirkan). Riwayat
kesehatan keluarga akan membantu dokter mengidentifikasi abnormalitas yang
telah muncul di keluarga pasien dan membantu memprediksi kemungkinannya untuk
muncul pada pasien.
Jika
pasien dan pasangan masih tergolong saudara, hal ini juga penting untuk
diinfokan pada dokter/konselor, karena jika pasangan suami istri adalah sepupu
langsung, mereka memiliki 1/16 gen yang sama. Artinya kemungkinan terjadi
kelainan-kelainan genetika pada anak yang akan dilahirkan lebih tinggi
dibanding jika mereka menikah dengan orang yang tidak dalam satu kerabat.
Beberapa orang Afrika dan etnis Mediterania juga memiliki kecenderungan untuk
menurunkan penyakit Anemia sickle cell pada turunannya.
Yang
penting untuk diperhatikan adalah, konselor atau dokter tidak akan memberikan
keputusan pada pasien dan pasangannya berkenaan dengan hasil konseling. Mereka
hanya akan menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan sang pasien tentang
kehamilan dan janinnya, dan keputusan bahwa apakah kehamilan tersebut akan
diteruskan atau digugurkan (jika prediksi terhadap resiko-resiko yang mungkin
dialami terlalu tinggi) diserahkan sepenuhnya pada calon orang tua.
Prenatal
Testing
Prenatal
Testing atau pengujian-pengujian pada saat kehamilan yang dilakukan pada
kehamilan beresiko tinggi tidak dapat mendeteksi semua abnormalitas yang
mungkin terjadi. Namun abnormalitas kromosom bisa dideteksi pada saat
perkembangan janin melalui serangkaian tes seperti amniocentesis, ultrasound,
sampling chorionic villus dan fetoscopy. Hasil dari serangkaian pengujian ini
akan memberi pilihan bagi pasangan untuk melanjutkan kehamilan atau
menggugurkan janin yang dikandung jika ternyata terdeteksi adanya kelainan.
Hasil tes-tes ini juga akan menjadi panduan bagi dokter dan tenaga kesehatan
untuk melakukan tindakan-tindakan yang dirasa perlu pada saat kehamilan,
kelahiran, dan membantu sang orang tua untuk memberi saran-saran tentang
tumbuh-kembang sang buah hati.
Kehamilan
di usia di atas 35 tahun kedengarannya memang menyeramkan, tapi seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, kebanyakan wanita yang hamil di atas usia 35 tahun
berhasil menjalankan kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sempurna.
Memang benar bahwa resiko akan bertambah sejalan dengan meningkatnya usia calon
ibu saat hamil, namun dengan persiapan yang lebih matang, informasi yang lebih
lengkap, serta bantuan tenaga kesehatan yang lebih sigap dan informatif
terhadap kondisi kehamilan beresiko tinggi akan membantu sang calon ibu untuk
bisa tetap percaya diri, sehat, dan semangat saat menjalani kehamilannya.
Usia 40 memang sangat beresiko untuk melahirkan
ReplyDelete