Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLAUKOMA


Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebirauan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaucoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia. Terdapat sejumalah 0,40% penderita glaucoma di Indonesia yang mengakibatkan kebutaan pada 0,60% penduduk prevalensi penyakit mata di Indonesia adalah kelainan refraksi 24,72%, pterigium 8,79%, katarak 7,40%, konjungtivitis 1,74%, parut kornea 0,34%, glaucoma 0,40%, retinopati 0,17%, strabismus 0,12%. Prevalensi dan penyebab buta kedua mata adalah lensa 1,02%, glaukom dan saraf kedua 0,16%, kelainan refaksi 0,11%, retina 0,09%, kornea0,06%, dan lain-lain0,03%, prevalensi total 1,47%. (Sidharta Ilyas, 2004). Diperkirakan di Amerika Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma. Diantaranya mereka hamper setenganya mengalami gangguan penglihatan, dan hamper 70.000 benar-benar buta, bertambah sebanyak 5.500 orang buta tiap tahun. Untuk itu kali ini penulis memusatkan pada pencegahan dan penatalaksanaan glaukoma (Suzanne C. smeltzer.2001).
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan (Sidarta Ilyas, 2004). Galukoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra okuler yang berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich, 1993). Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler.( Long Barbara, 1996)
Menurut Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo (2009),bahwa Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009)
Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer, Arif : 2001)
Glukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen. (Mansjoer, Arif : 2001). Jadi menurut kelompok kami glaukoma adalah suatu penyakit mata dimana meningkatnya tekanan intra okuler baik akut atau kronis, sehingga menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

DOWNLOAD VERSI LENGKAP DAN RAPI  >>  DOWNLOAD

 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)