Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR [KTI Kebidanan]

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR [KTI Kebidanan]







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang masalah
BBLR bisa di sebabkan bayi kurang bulan atau bayi kecil pada masa kehamilan. Untuk mencegah itu, banyak hal yang dapat di lakukan sebelum bayi lahir, selama persalinan dan setelah bayi lahir.
Masalah jangka panjang pada Berat Bayi Lahir Rendah kemungkinan terjadi gangguan perkembangan dan pertumbuhan, retinopati karena prematuritas, penyakit paru kronik, kenaikan angka kesakitan dan frekuensi kelainan bawaan (Samad, 2005).
Ibu hamil yang menderita masalah gizi khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK), anemia, penyakit menahun ibu, umur ibu yang kurang dari 20 tahun kondisinya belum siap untuk menerima kehamilan karena anatomi tubuhnya belum sempurna, umur ibu lebih dari 35 tahun
Anatomi tubuhnya mulai mengalami degenerasi, jarak kehamilan dan kelahiran yang terlalu deket. Mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar dibanding dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, perdarahan pasca persalinan. Bayi yang di lahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Lubis,2003)
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi dibandingan dengan Negara ASEAN Lainnya, sebagian besar kematian terjadi pada periode yang sangat dini yaitu di masa neonatal, sebagai penyebab utama kematian neonatal adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Oleh karena  itu salah satu program prioritas MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB) dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 1,3 juta per tahun . (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013).
Adapun data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mengenai angka kematian bayi (AKB) periode 2011-2013 yaitu di tahun  2011 terjadi 638 atau sekitar 3,32% kasus yang salah satu faktornya diakibatkan oleh kurangnya asupan nutrisi, dan terjadi peningkatan di tahun 2012 yaitu menjadi 868 atau 4,08 & kasus  bayi berat lahir rendah BBLR, namun di tahun 2013 terjadi peningkatan kasus yang sama yaitu menjadi 978 kasus yang diantaranya 5 kasus kematian bayi disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah.    
Dalam hal ini pemerintah Daerah Kabupaten XXX telah melakukan berbagai upaya dalam menurunkan AKB, diantaranya semua desa telah terisi oleh Bidan desa dan Bidan diwajibkan mengikuti pelatihan manajemen BBLR yang bertujuan agar dapat meningkatkan cakupan linakes sesuai dengan SPM, serta kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat tertangani, sehingga  AKB dapat diturunkan.
Dan berdasarkan data yang terdapat di Puskesmas XXX mengenai kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) dan penyebabnya yaitu pada tahun 2011  tercatat 54 kejadian Bayi berat lahir rendah (BBLR), pada tahun 2012 angka kejadian Bayi berat lahir rendah (BBLR) meningkat yakni tercatat 73 kasus , dan pada tahun 2013 lalu tercatat 2 kasus kematian bayi akibat BBLR dari 14 kasus kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Dari kasus-kasus bayi berat lahir rendah BBLR tersebut sebabkan oleh penyakit ibu, kehamilan ganda, gizi kurang dan pola kebiasaan ibu. (Profile kesehatan Puskesmas XXX Tahun 2013)
Melihat masih tingginya kejadian bayi berat lahir rendah di Jawa Barat termasuk Kabupaten XXX Khususnya di Puskesmas PONED XXX ,maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian terkait dengan masalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan penulis berminat untuk menganalisa tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR di Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode januari – juni Tahun 2014”.




B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalahnya adalah masih tingginya angka bayi berat lahir rendah BBLR yang di sebabkan oleh faktor  penyakit Ibu , kehamilan ganda, gizi kurang , dan pola kebiasaan ibu di Puskesmas PONED XXX.

C.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Bayi Berat Lahir rendah (BBLR) di Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX periode januari – juni Tahun 2014.

2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui pengaruh Penyakit Ibu terhadap kejadian BBLR di Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari - Juni Tahun 2014.
b.    Untuk mengetahui pengaruh kehamilan ganda terhadap Kejadian BBLR di Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari - Juni Tahun 2014.
c.    Untuk mengetahui pengaruh Gizi kurang terhadap Kejadian BBLR di Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari - Juni Tahun 2014.
d.   Untuk mengetahui pengaruh Pola kebiasaan ibu terhadap Kejadian BBLR di Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari - Juni Tahun 2014.

D.     Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh faktor  penyakit Ibu , kehamilan ganda, , gizi urang , dan pola kebiasaan ibu terhadap kejadian Bayi Berat lahir rendah (BBLR) di Puskesmas PONED XXX Periode Januari – Juni 2014.

E.           Kegunaan Penelitian
1.    Guna Teoritis (Keilmuan)
a.    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan perbandingan mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian, dan sebagai bahan bacaan untuk pembaca tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR.

b.   Bagi  Peneliti
1)   Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai beberapa hal baru.
2)   Menambah wawasan mengenai tatacara melakukan penelitian dengan baik dan benar.
3)   Dapat mempraktekan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan.

2.    Guna Praktis
a.    Bagi Responden
Mudah-mudahan dapat mempengaruhi pola pikir mereka untuk lebih menjaga dan memperhatikan pola kebiasaan hidup sehari – hari, agar kejadian BBLR tidak terus meningkat .
b.   Bagi Lokasi tempat Penelitian
Diharapkan memberi manfaat sebagai bahan masukan mengenai keadaan masyarakat, serta mengetahui seberapa banyak kejadian BBLR. Sehingga kedepannya angka kejadian BBLR akan berkurang.





Untuk Mendownload Silahkan Klik Link berikut:
BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V, BAB VI

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)