Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada BBL


Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada BBL




BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak. Menurut WHO setiap tahun kematian bayi baru lahir atau neonatal mencapai 37% dari semua kematian pada anak balita. Setiap hari 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 75% terjadi pada minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai 45% kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan Asfiksia dan trauma. Asfiksia menempati penyebab kematian bayi ke 3 di dunia dalam periode awal kehidupan.(1)
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gagal nafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya. Umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yag mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan. (2)
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32/1000 kelahiran hidup, sebagian besar kematian bayi dan balita adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir atau neonatal (0-28) hari. Adapun masalah neonatal yang terjadi meliputi Asfiksia (kesulitan bernapas saat lahir), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan infeksi.(3)
Berdasarkan data dari Provinsi Jawa Barat tahun 2013 terdapat 4.108/100.000 kasus kematian neonatal(4). Menurut Dharmasetiawani dalam IDAI, di Indonesia angka kejadian Asfiksia di rumah sakit propinsi Jawa Barat ialah 25,2%, dan di rumah sakit rujukan propinsi di Indonesia kematian karena Asfiksia sebesar 41,94%.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 16 juni 2014 di Dinkes Kabupaten XXX pada tahun 2013 tercatat 390 kasus kematian bayi dengan penyebab utamanya adalah BBLR 192 kasus, asfiksia 111 kasus, Tetanus Neonatorum 2 kasus, Sepsis 4 kasus, Kelainan kongenetal 29 kasus, ikhterus 4 kasus, dan penyebab lainnya 48 kasus.(5)
Sedangkan data dari Puskesmas XXX pada tahun 2013 terdapat 10 kasus kematian bayi dengan penyebab utamanya asfiksia sebanyak 4 bayi, aspirasi air ketuban 1 bayi, kelainan kongenital 3 bayi, kelainan jantung 1 bayi, dan tetanus neonatorum 1 bayi. (6)
Masih tingginya angka kematian yang disebabkan asfiksia mendorong penulis untuk mengangkat judul mengenai “Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Poned XXX Kecamatan XXX Kabupaten XXX Tahun 2014”.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas XXX Kecamatan XXX Kabupaten XXX Tahun 2014”?

C.      Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Poned XXX Kecamatan XXX Kabupaten XXX Tahun 2014.
2.      Tujuan khusus
a.    Untuk diketahuinya Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Poned XXX Kecamatan XXX Kabupaten XXX Tahun 2014 berdasarkan usia.
b.    Untuk diketahuinya Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Poned XXX Kecamatan XXX Kabupaten XXX Tahun 2014 berdasarkan pendidikan.
c.    Untuk diketahuinya Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Poned XXX Kecamatan XXX Kabupaten XXX Tahun 2014 berdasarkan masa kerja.

D.      Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini hanya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan bidan dalam Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Poned XXX Kecamatan XXX Kabupaten XXX Tahun 2014.

E.       Kegunaan Penelitian
1.         Guna Teoritis
a.       Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat menambah referensi tentang gambaran pengetahuan bidan tentang penatalaksanaan manajemen asfiksia sebagai bahan masukan bagi pengembangan kurikulum lokal.
b.      Untuk Peneliti
Penelitian ini bisa dijadikan bekal dan modal awal untuk melakukan penelitian-penlitian selanjutnya dengan permasalahan yang lebih kompleks, serta penelitian ini bisa dijadikan tolak ukur kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian.

2.         Guna Praktis
a.       Untuk Puskesmas Poned XXX
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Manajemen Asfiksia sehingga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi lahan penelitian sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan keterampilan bidan dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan, sehingga angka kematian dan kesakitan akibat asfiksia bisa diminimalkan.
b.      Untuk Responden
Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan.
c.       Untuk Sesama Profesi
Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan untuk lebih menyempurnakan penelitian selanjutnya yang membahas dan meneliti hal yang sama, tetapi dengan berbagai metode yang baru.
 


Untuk Mendownload KTI ini silahkan klik link berikut:

BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V, BAB VI

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)