Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntik dengan Kejadian Gangguan Pola Menstruasi

Hubungan Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Kejadian Gangguan Pola Menstruasi pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan






BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Masalah  kependudukan  merupakan  masalah  yang  dihadapi  oleh semua  negara  baik  negara  maju  maupun  negara  berkembang,  termasuk Indonesia.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  jumlah  penduduk  dunia  yang  semakin pesat  dengan  laju  pertumbuhan  penduduk  yang  semakin  tinggi.  Untuk menekan  laju  pertumbuhan  penduduk,  pemerintah  melakukan  Program Keluarga Berencana Nasional. (1)
Paradigma  baru  program  Keluarga  Berencana  Nasional  yang mempunyai  visi  “Keluarga  Berkualitas  tahun  2015”.  Keluarga  berkualitas adalah  keluarga  yang  sejahtera,  sehat,  maju,  mandiri,  mempunyai  jumlah anak  yang  ideal,  berwawasan  ke  depan,  bertanggungjawab,  harmonis  dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2)
Dalam  paradigma  program  Keluarga  Berencana  yang  baru  ini, misinya  sangat  menekankan  pentingnya  upaya  menghormati  hak–hak reproduksi,  sebagai  upaya  integral  dalam  meningkatkan  kualitas  keluarga. Keluarga  adalah  salah  satu  hal  penting  dalam  kependudukan  yang  sangat mempengaruhi  perwujudan  penduduk  yang  berkualitas.  Program  ini mempunyai  enam  visi  yaitu 1)  memberdayakan  masayarakat  untuk membangun  keluarga  kecil  yang  berkualitas,  2)   menggalang  kemitraan dalam  peningkatan  kesejahteraan,  kemandirian,  dan  ketahanan  keluarga,  3) meningkatkan  kualitas  pelayanan  KB  dan  kesehatan  reproduksi,  4) meningkatkan  promosi,  perlindungan  dan  upaya  mewujudkan  hak    hak reproduksi,  5)  meningkatkan  upaya  pemberdayaan  perempuan  untuk mewujudkan  kesetaraan  dan  keadilan  gender  melalui  program  KB  dan  6) mempersiapkan  sumber  daya  manusia  yang  berkulitas  sejak  pembuahan dalam usia kandungan sampai dengan lanjut. (2)
Pengendalian jumlah penduduk dilakukan melalui Program Keluarga Berencana (KB).   Program KB dilakukan untuk menjarangkan, menunda dan menghentikan  kehamilan  atau  kesuburan.   Kontrasepsi  berasal  dari  kata kontra  yang  berarti  mencegah  atau  melawan,  sedangkan  konsepsi  berarti pertemuan  antara  sel  telur  yang  matang  dengan  sel  sperma  yang mengakibatkan  kehamilan.  Jadi  pengertian  kontrasepsi  adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan akibat perkawinan sel telur yang matang dengan sel sperma. (3)
Hasil  survey  peserta  KB  aktif  di  Indonesia  menunjukan bahwa kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama para  Pasangan  Usia  Subur  (PUS)  di  Indonesia  dengan  presentase  sebesar 50,20%,  disusul  oleh  kontrasepsi  pil  28,30%,  kondom  8,70%,  implant  7,30 %, IUD 4,30%, MOW 1,00% dan MOP 0,20%. (3)
Berdasarkan  data  BKKBN  Kabupaten XXX  tahun 2014,  peserta  KB  aktif  yang  menggunakan  kontrasepsi  suntik  sebanyak 3.007.555  orang  (56,88%). (3)
Puskesmas Cucurug dipilih sebagai tempat penelitian, selama periode bulan Januari    Juni  2014  mempunyai  akseptor  kontrasepsi  suntik  sebanyak  1.074 orang dengan persentase yang mengalami gangguan pola menstruasi amenore sekunder 32 %, amenore primer 0 %, hiperamenore 28 % dan 50 % lainnya tidak mengalami gangguan pola menstuasi. (4)
Sebagai  alat  kontrasepsi,  kontrasepsi  suntik  mempunyai  keuntungan dan  efek  samping.  Keuntungan  kontrasepsi  suntik  secara  umum  yaitu mempunyai  efektivitas  yang  tinggi selama  tahun  pertama  penggunaan. Keuntungan suntik 3 bulan  antara  lain  mempunyai  efek  kontrasepsi  jangka  panjang,  mengurangi jumlah perdarahan haid, mengurangi nyeri haid, tidak mengganggu hubungan suami istri dan tidak mempengaruhi produksi ASI. (2)
Kontrasepsi  suntik  mempunyai  beberapa  efek  samping  diantaranya perubahan  pola  menstruasi,  mual,  pusing  dan  nyeri  payudara  ringan.  Efek samping  yang  paling  sering  dikeluhkan  akseptor  kontrasepsi   suntik  berupa perubahan  pola  menstruasi.  Secara  umum  siklus  menstruasi  akseptor  bisa memendek  atau  memanjang,  perdarahan  yang  lebih  banyak  atau  sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak bahkan tidak menstruasi sama sekali. (2)
Secara teori akseptor kontrasepsi  suntik 3  bulan  dapat mengalami gangguan pola  menstruasi,  seperti  siklus  haid  yang  memendek  atau  memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak bahkan tidak menstruasi sama sekali (amenorhoe). (2)
Uraian di atas didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Mas’adah  (2010)  bahwa  ada  hubungan  pola  menstruasi  dengan  jenis kontrasepsi  suntik  yang  dipakai.  Hasil  penelitian  tersebut  menunjukkan bahwa  pola  menstruasi  pada  akseptor  suntik  3  bulan  cenderung mengalami gangguan. (5)
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul “Hubungan Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Kejadian Gangguan Pola Menstruasi pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX”.

B.                 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Terdapat Hubungan Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Kejadian Gangguan Pola Menstruasi pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX ?”.

C.                Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan penggunaan metode kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian gangguan pola menstruasi pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX.

2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui gambaran penggunaan metode kontrasepsi suntik 3 bulan di Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX.
b.      Untuk mengetahui gambaran kejadian gangguan pola menstruasi pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX.
c.       Untuk mengetahui hubungan penggunaan metode kontrasepsi 3 bulan dengan kejadian gangguan pola menstruasi pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX.

D.                Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hubungan penggunaan metode kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian gangguan pola menstruasi pada akseptor KB suntik 3 bulan. Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB suntik 3 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX. Alasan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan penggunaan metode kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian gangguan pola menstruasi pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Poned XXX Kabupaten XXX. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014.

E.                 Kegunaan Penelitian
1.      Secara Teoritis (Keilmuan)
a.      Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti sebagai upaya dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan terutama yang berkaitan dengan penelitian khususnya dalam hal metode kontrasepsi suntik 3 bulan.
b.      Bagi DIII Kebidanan
Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan bahan pustaka terutama yang berkaitan dengan metode kontrasepsi suntik 3 bulan.
2.      Secara Praktis
a.      Bagi Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi Puskesmas PONED XXX terutama dalam hal metode kontrasepsi suntik 3 bulan serta gangguan yang menyertainya.
b.      Bagi Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini responden dapat mengerti mengenai gangguan pola menstruasi yang terjadi pada pengguna KB suntik 3 bulan.




Untuk mendownload KTI FULL silahkan klik link:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI

PASSWORD

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)