Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

BAHAYA ROKOK BAGI KEHAMILAN DAN JANIN



BAHAYA ROKOK BAGI KEHAMILAN DAN JANIN
 
Bahaya Rokok Pada Kehamilan
Resiko pada ibu yang merokok (jadi perokok pasif) selama kehamilan seperti dikutip dari situs Depkes, bisa mengakibatkan keguguran spontan, kerusakan mendadak pada plasenta, plasenta yang menghalangi jalan lahir, kerusakan membran karena kurang matang, kelahiran prematur. Sementara, bagi janin yang lahir beresiko dengan berat badan yang rendah, bayi lahir mati, sindrom kematian bayi mendadak saat kelahiran, penurunan fungsi paru-paru, efek jangka panjang pada fisik dan mental dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah.

Merokok selama kehamilan berpengaruh terhadap bayi berat lahir rendah, angka SIDS (sudden infant death syndrome ), masalah perilaku, dan kesulitan belajar. Diyakini bahwa merokok mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke janin. Hal tersebut juga meningkatkan risiko keguguran bagi wanita hamil yang merokok. Bayi dan anak yang hidup disekitar perokok lebih mudah terkena batuk, infeksi telinga dan flu. Anak yang memiliki orang tua perokok lebih cepat tumbuh menjadi seorang perokok juga. Kerusakan gamet dan embrio akibat rokok oleh Zenzez, M.T. (2000), dijelaskan bahwa, seorang ayah yang merokok akan mengalami kualitas sperma yang rendah dan konsentrasi sperma yang rendah. Adapun komponen kariogenik rokok yang utama adakah cadmiun, cotinin dan benzo a pyrene, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA atau chromosom. Transmisi unsur kariogenik dapat menyebabkan 1). Kegagalan implantasi, 2). Kelahiran prematur dan 3). Gangguan perkembangan postnatal. Sejumlah studi telah menggambarkan bahwa ibu hamil yang merokok selama kehamilan berhubungan dengan menurunnya berat bayi yang dilahirkan.

Bahaya Rokok Bagi Janin
Penurunan berat badan bayi ini dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain : akibat nikotin yang terkandung didalam rokok. Nikotin ini menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya aliran darah ke janin melalui tali pusar janin akan berkurang sehingga mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang diperoleh oleh janin. Selain itu akibat karbonmonoksida yang terkandung dalam asap rokok akan mengikat hemoglobin dalam darah, akibatnya akan mengurangi kerja hemoglobin yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan keseluruh tubuh. Sehingga rokok akan mengganggu distribusi zat makanan serta oksigen ke janin. (Syahbana,O.,2001). Selanjutnya, nikotin juga merupakan zat vasokonstriktor yang berakibat mengganggu metabolisme protein dalam tubuh janin yang sedang berkembang, serta nikotin dapat menyebabkan jantung janin berdenyut lebih lambat dan menimbulkan ganguan pada sistem syaraf.
Pengaruh langsung rokok adalah akibat nikotin yang terkandung di dalamnya. Nikotin ini menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya aliran darah ke janin melalui tali pusar janin akan berkurang sehingga mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang diperlukan oleh janin. Selain itu akibat karbondioksida yang terkandung dalam asap rokok akan mengikat hemoglobim dalam darah. Akibatnya akan mengurangi kerja haemoglobin yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Sehingga rokok akan mengganggu distribusi zat makanan serta oksigen ke janin. Ini meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan berat badan kurang, yaitu dibawah 2500 gram. Perlu diingat bahwa setiap hisapan rokok akan mengakibatkan penderitaan pada calon bayi. Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 wanita yang merokok lebih dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Juga risiko kelahiran prematur meningkat, yaitu rata-rata dua kali lipat dari wanita bukan perokok. Lebih dari itu risiko keguguran pada usia kehamilan antara minggu ke 28 sampai 1 minggu sebelum persalinan empat kali lebih tinggi dari yang bukan perokok. Belum lagi peningkatan risiko terjadi pendarahan dan sebagainya.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)