Hubungan
Pengetahuan Bidan Dengan Sikap Bidan
Terhadap Alat Kontrasepsi Implant Nexplanon
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percepatan pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini sudah sampai pada titik
yang membahayakan dan harus ditekan dengan penggalakan program KB (Keluarga
Berencana). Jika upaya ini tidak dilaksanakan dengan baik maka tidak akan
pernah tercapai kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan
penduduk yang relatif masih tinggi ini merupakan suatu masalah yang terus
diupayakan pengendalian pertumbuhannya. Hal ini, jika tidak dilakukan sedini
mungkin, akan berpengaruh terhadap mutu kehidupan yang kian hari makin merosot.
Salah satu hal yang dilakukan yaitu melalui program Keluarga Berencana dengan
berbagai caranya yaitu penggunaan alat-alat kontrasepsi.
Hasil sensus
penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa.
Hasil sensus penduduk tahun 2010 meningkat menjadi 237,6 jiwa. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 melebihi proyeksi
penduduk Indonesia 2000 - 2025, yaitu 234,1 juta jiwa. Program KB merupakan
salah satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Apabila program
Keluarga Berencana (KB) tidak ditangani dengan serius maka laju pertumbuhan
penduduk Indonesia akan jauh lebih besar lagi. Pembangunan kependudukan yang
didukung oleh program Keluarga Berencana telah berhasil menurunkan angka
kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) dari 2,4 (Adjusted TFR
SDKI 2002 - 2003) menjadi 2,3 anak perwanita. (1)
Indonesia
merupakan salah satu Negara Berkembang dan masalah utama yang dihadapi adalah
dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan
penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan
kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha
yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pemerintah
terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan program Keluarga
Berencana. Program KB ini dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang,
sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Program ini salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan menggunakan
metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi
seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk.
Paradigma Program Keluarga Berencana Nasional telah
diubah visinya dan mewujudkan Norma Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi
visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang
berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah
anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma
Program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekan pentingnya upaya
menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan
kualitas keluarga.
Alat kontrasepsi
yang digunakan di Indonesia adalah Pil, Suntik, intrauterine device (IUD),
Medis Operatif Pria (MOP), Medis Operatif Wanita (MOW), Implant dan Kondom.
Data terakhir tahun 2008 menunjukkan, jumlah akseptor KB di Indonesia sebanyak
6.665.203 orang. Pengguna IUD sebanyak 4,59 %, MOP sebanyak 0,22 %, MOW
sebanyak 1,34 %, Implant sebanyak 4,76 %, Suntik 56,16 %, Pil sebanyak 30,19 %
dan pengguna Kondom sebanyak 2,74 % .(1)
Jumlah akseptor
KB di Jawa Barat sendiri sebanyak 1.423.800 orang pada tahun 2008. Pengguna IUD
sebanyak 8,04 %, MOP sebanyak 0,29 %, MOW 2,65 %, Implant sebanyak 2,50 %,
Suntik sebanyak 55,36 %, Pil sebanyak 29,85 % dan Kondom sebanyak 1,31 %. (2)
Berdasarkan data
terakhir bulan Mei 2014 yang diperoleh dari puskesmas XXX Kabupaten XXX jumlah
pasangan usia subur di wilayah kerja puskesmas XXX 8.402 orang, jumlah peserta
pengguna KB 3,9%, jumlah peserta KB
aktif 20,9%, kegagalan pemakaian KB 0,01%, Drop out KB 1,6%, Peserta KB pasca
persalinan 22,9%.
Salah satu upaya
untuk mengatasi masalah utama yang dihadapi dibidang kependudukan yang masih
tingginya pertumbuhan penduduknya adalah menambah alat kontrasepsi yaitu alat
kontrasepsi implan Nexplanon. Nexplanon
adalah generasi dari implanon. Sampai
saat ini KB impalnt Nexplanon belum digunakan. Hal inilah yang melatarbelakangi
penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Bidan
Dengan Sikap Bidan Terhadap Alat
Kontrasepsi Implant Nexplanon Di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan XXX Kabupaten
XXX Tahun 2014”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Adakah Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Sikap Bidan
Terhadap Alat Kontrasepsi Implant Nexplanon Di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan
XXX Kabupaten XXX Tahun 2014?”
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan
Umum
Tujuan
umum penelitian ini adalah Untuk
mengetahui Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Sikap Bidan Terhadap
Alat Kontrasepsi Implant Nexplanon Di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan XXX
Kabupaten XXX Tahun 2014
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk mengetahui pengetahuan
bidan terhadap
alat kontrasepsi implant nexplanon di
wilayah kerja puskesmas XXX kecamatan XXX kabupaten XXX tahun 2014
b.
Untuk mengetahui sikap bidan
terhadap
alat kontrasepsi implant nexplanon di
wilayah kerja puskesmas XXX kabupaten XXX tahun 2014
c.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan dengan sikap bidan terhadap
alat kontrasepsi implan nexplanon di
wilayah kerja puskesmas XXX kabupaten XXX tahun 2014
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang
lingkup dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu peneliti melakukan
penelitian tentang Hubungan Pengetahuan
Bidan Dengan Sikap Bidan Terhadap Alat Kontrasepsi Implant Nexplanon Di Wilayah
Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian korelasi. Responden dalam penelitian ini adalah bidan yang ada di
wilayah kerja puskesmas XXX. Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas XXX
tahun 2014. Alasan pengambilan judul penelitian tersebut dikarenakan masih
sedikitnya bidan yang mengikuti pelatihan alat kontrasepsi implant nexplanon.
E. Manfaat Penulisan
1.
Bagi
Institusi Pendidikan
Dapat memberikan
keterampilan melalui bimbingan pengetahuan kepada mahasiswa yang akan menjadi
tenaga kesehatan nantinya dapat
menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi peneliti selanjutnya.
2.
Bagi
Mahasiswa
Untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang alat kontrasepsi implant nexplanon.
3.
Bagi
Bidan dan Tenaga Kesehatan
Dapat
mengembangkan ilmu dan menambah wawasan serta pengalaman dan dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan angka
penggunaan kontrasepsi khususnya KB implant sehingga mereka dapat mengembangkan
perencanaan kebidanan tentang KB
4.
Bagi Tempat Penelitian
Dapat menjadi bahan
masukan agar adanya peningkatan pelayanan konseling kesehatan khususnya dalam alat kontrasepsi nexplanon.
5.
Bagi
Masyarakat
Diharapkan
dapat memperoleh informasi tentang metode kontrasepsi implant Nexplanon.
DOWNLOAD KTI KEBIDANAN FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
PASSWORD
Comments
Post a Comment