Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Pengetahuan ibu tentang Kontrasepsi MOW dengan Motivasi Ibu Dalam Memilih Kontrasepsi MOW

Hubungan Pengetahuan ibu tentang Kontrasepsi MOW dengan Motivasi Ibu Dalam Memilih Kontrasepsi MOW (Medis Operatif Wanita/Tubektomi)








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah di ubah visinya dari mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.dalam paradigma baru Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekan kan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. (1)
Pengertian keluarga berencana secara umum Keluarga Berencana (KB) suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran banyaknya jumlah kelahiran sedimikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta bagi keluarganya atau mayarakat yangbersngkutan tidak akan minimbukan keraguan sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.( 2)
Pengertian kontrasepsi mantap MOW, adalah pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat di buahi oleh sperma.(2) pembangunan KB telah ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan jangkauan, pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus menerus memakai alat kontrasepsi, pelembagaan dan pembudayaan NKKBS serta peningkatan keterpaduan pelaksanaan keluarga berencana. Selanjutnya untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut terus dimantapkan usaha-usaha operasional dalam bentuk upaya pemerataan pelayanan KB, peningkatan kualitas baik tenaga, maupun sarana pelayanan KB, penggalangan kemandirian, peningkatan peran serta generasi muda, dan pemantapan pelaksanaan program di lapangan (2)
Namun dilain sisi, keluarga berencana menjadi persoalan yang polemik  karena ada beberapa ulama yang menyatakan bahwa keluarga berencana dilarang tetapi ada juga ayat al-qur’an yang mendukung program keluarga berencana . Dalam al-qur’an dicantumkan beberapa ayat yang berkaitan dengan keluarga berencana , salah satunya  :
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.(Qs.An-Nisa : 9)
Ayat-ayat al-quran diatas menunjukan bahwa islam mendukung adanya keluarga berencana karena dalam QS. An-Nissa ayat 9 dinyatakan bahwa “hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah”. Anak lemah yang dimaksud adalah generasi penerus yang lemah agama , ilmu , pengetahuan sehingga KB menjadi upaya agar mewujudkan keluarga yang sakinah.
Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemaslahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.
Dengan demikian KB disini mempunyai arti sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang.
Pemandulan dan aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak didasari medis yang syari`i. Adapun aborsi yang dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam kehamilan, dibolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan, jika dilakukan dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti pemandulan pada wanita yang terancam jiwanya jika ia hamil atau melahirkan maka hukumnya mubah.
Kebolehan KB dalam batas pengertian diatas sudah banyak difatwakan , baik oleh individu ulama maupun lembaga-lembaga ke Islaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebolehan KB dengan pengertian /batasan ini sudah hampir menjadi Ijma`Ulama
Berdasarkan data statistik BKKBN pada bulan mei 2014 tentang hasil pelayanan KB baru berjumlah 579.689 (23,55%). Dan Jumlah akseptor KB baru di Jawa Barat pada bulan mei  2014 berjumlah 121.057 akseptor. Sedangkan berdasarkan data yang di peroleh dari BKKBD Kabupaten XXX di dapatkan seluruh Jumlah akseptor KB MOW Aktif periode Januari-Mei 2014 bejumlah 4.405 akseptor.Dan data yang diperoleh dari BKKBD Kecamatan XXX  bahwa jumlah pengguna aktif sampai Tahun 2014  jumlah PUS sebanyak 12.100. pengguna akseptor KB IUD 811(10,24%) MOW 268 (3,38%) MOP 80 (1,01) implant 605(7,64%) suntik 3.860(48,7%) pil 2.191(27,6%) kondom 98(1,23%).
Tentunya setiap instansi kesehatan di suatu wilayah memiliki target dalam menjalankan program kesehatan seperti halnya program yang saat ini sedang digalakan yaitu program kontrasepsi MOW, adapun pencapaian target MOW yang sudah ditentukan di wilayah kerja Puskesmas PONED Warungkira kabupaten XXX untuk tahun 2014 yakni sebanyak 49 pengguna kontrasepsi MOW.
Dilihat dari angkanya, pencapaian untuk tahun 2014 ini dinilai tinggi, hal tersebut di sebabkan karena pada tahun-tahun sebelum nya banyak ibu yang memilih metode kontrasepsi MOW, dan angkanya melebihi target yang telah ditentukan. Selain itu banyaknya ibu yang dinilai beresiko tinggi menjadi salah satu alasan tingginya target yang harus dicapai, namun demikian pada periode januari sampai bulan juni tahun 2014 baru tercapai (12%) atau 6 orang yang menggunakan alat kontrasepsi MOW.
Dengan melihat pencapaian target yang saat ini dinilai masih jauh dari target yang telah ditentukan, menimbulkan kekhawatiran akan ketidak tercapain target yang telah ditentukan untuk Tahun 2014.        
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Pengetahuan ibu tentang Kontrasepsi MOW dengan Motivasi Ibu Dalam Memilih Kontrasepsi MOW di Wilayah Kerja Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014”

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan ibu Tentang Kontrasepsi MOW dengan Motivasi Ibu Dalam Memilih Kontrasepsi MOW di Wilayah Kerja Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014”.

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan ibu Tentang Kontrasepsi MOW Dengan Motivasi ibu Dalam Memilih Kontrasepsi MOW di Wilayah Kerja Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
2.      Tujuan Khusus
a.       Diketahuinya Pengetahuan ibu Tentang Kontrasepsi MOW di Wilayah Kerja Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
b.      Diketahuinya Motivasi ibu dalam Memilih kontrasepsi MOW di Wilayah Kerja Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
c.       Diketahuinya hubungan pengetahuan  ibu tentang kontrasepsi MOW dengan motivasi ibu dalam memilih kontrasepsi MOW di Wilayah Kerja Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.

D.    Ruang lingkup
Proposal penelitian ini akan di lakukan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi MOW dengan motivasi ibu dalam memilih kontrasepsi MOW di Wilayah Kerja Puskesmas PONED XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014. penelitian ini akan di lakukan pada bulan Juli 2014.

E.     Kegunaan Penelitian
  1. Guna Teoritis
a.        Institusi Pendidikan
Menambah beragam hasil penelitian dalam dunia pendidikan serta dapat di jadikan referensi bagi pembaca lain yang ingin mengadakan penelitian yang lebih lanjut, baik penelitian yang serupa maupun penelitian yang lebih kompleks.
b.        Peneliti
Penelitian ini bisa dijadikan bekal dan modal awal untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya dengan permasalahan yang lebih kompleks, serta penelitian ini bisa dijadikan tolak ukur kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian.
  1. Guna Praktis
a.      Responden
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan ibu mengenai Kontrasepsi MOW.
b.      Puskesmas
Adanya penelitian diharapkan dapat menambah motivasi agar lebih meningkatkan konseling KB MOW bagi masyarakat mengingat manfaat yang banyak didapatkan dari KB MOW dan tidak mempunyai efek samping jangka panjang.




DOWNLOAD KTI KEBIDANAN FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)