Komunikasi Antar Pribadi (INTERPERSONAL) Dalam Kebidanan dan Keperawatan
Definisi
Komuniksi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua
orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto,
2004).
Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang,
dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu
dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
Komunikasi Interpersonal Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi verbal
dan nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan.
KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut
komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil).
Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama
dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.
Beberapa definisi menurut para ahli tentang
komunikasi antar pribadi, yaitu:
1.
Menurut Little John, Komunikasi
antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar individu-individu
2.
Menurut Hardjana, Komunikasi
interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antar pribadi adalah
interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan
pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula.
5.
Untuk memahami perilaku seseorang, harus mengikutsertakan
paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama (Laing, Phillipson, dan Lee
(1991:117).
6.
Pendapat Berald Miller dan
M. Steinberg (1998: 274), pandangan developmental tentang semakin banyak komunikator mengetahui satu
sama lain, maka semakin banyak karakter antar pribadi yang terbawa dalam komunikasi
tersebut.
7.
Edna Rogers (2002:1), mengemukakan
pendekatan hubungan dalam menganalisis proses KAP mengasumsikan bahwa
KAP membentuk struktur sosial yang diciptakan melalui proses komunikasi.
8.
Trenholm dan Jensen (1995:26)
mendefinisikan KAP sebagai komunikasi
antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi
diadik).
9.
Menurut Effendy : Proses
interaksi antara komunikator dan komunikan, yang mana dianggap sebagai alat yang
efektif untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku.
10. Menurut
Evert M. Rogers: Interaksi yang cenderung 2 arah (antara komunikator dan komunikan),
dengan cara tatap muka, memiliki umpan balik (feedback), dan terdapat efek yang
terjadi, seperti perubahan sikap.
11. Menurut
Reardon : Proses komunikasi yang kerap kali berbalas-balasan (terdapat feedback),
yang paling sedikit dilakukan oleh 2 orang, dan memiliki pengaruh/efek.
Kesimpulan: Komunikasi Antarpribadi adalah proses interaksi
antara komunikator dan komunikan yang memiliki sebuah efek (seperti perubahan sikap)
dan kerap kali berbalas-balasan.
Sumber: Dr. Alo Liliweri, M.S, Komunikasi Antarpribadi
(Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1997) Hal. 12
12. Menurut
Judi C. Pearson, karakteristik komunikasi antar pribadi :
·
Komunikasi antar pribadi dimulai
dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan
berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.
·
Komunikasi antar pribadi bersifat
transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak
dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
·
Komunikasi antar pribadi mencakup
aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh
hubungan antar pihak yang berkomunikasi.
·
Komunikasi antarpribadi mensyaratkan
kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.
·
Komunikasi antar pribadi melibatkan
pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
·
Komunikasi antar pribadi tidak dapat
diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak
dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah
dikatakan.
·
Komunikasi antar pribadi berlangsung
antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan
pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan
komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana
dia terlibat di dalamnya.
13. Pada dasarnya, komunikasi antar pribadi merupakan
suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling memengaruhi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Devito (1997: 97), bahwa komunikasi antar
pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang
lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Selanjutnya
Devito (1997: 169-170) menjabarkan komunikasi antar pribadi menjadi tiga pendekatan
secara umum, yaitu:
·
Komunikasi antarpribadi didefinisikan
sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau
sekelompok kecil orang, dengan efek dan umpan balik yang langsung.
·
Komunikasi antarpribadi merupakan
komunikasi antara dua orang yang memang telah ada hubungan di antara keduanya.
·
Interpersonal communication is seen
a kind of progrestion (or development) from interpersonal communication at one extreme
to personal communication at the other extreme, yang artinya “Komunikasi antarpribadi
merupakan bentuk perkembangan atau peningkatan dari komunikasi dari satu sisi menjadi
komunikasi pribadi pada sisi yang lain”.
Dalam bukunya “Komunikasi Antar pribadi”
(1991: 12), Alo Liliweri mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi anatarpribadi
adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan.
Komunikasi jenis ini dianggap paling
efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku sesorang, karena sifatnya yang dialogis
berupa percakapan dan arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan
komunikank etika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikan mengetahui
pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak,
ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Menurut Everet M. Rogers (Liliweri 1991:
46) ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi, yaitu :
ü Arus pesan yang cenderung dua arah
ü Konteks komunikasinya tatap muka
ü Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
ü Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas
(terutama “selectivitas exposure’) yang tinggi
ü Kecepatan jangkauan terhadap audiens
yang besar relatif lambat
ü Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan
sikap
Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi
Tiga
pendekatan utama tentang pemikiran Komunikasi
Antar Pribadi berdasarkan:
1. Komponen-komponen utama.
2. Hubungan diadik.
3. Pengembangan
Komponen-Komponen Utama
Bittner
(1985:10) menerangkan Komunikasi Antar Pribadi
berlangsung, bila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima
dengan menggunakan medium suara manusia (human
voice).
Menurut
Barnlund (dikutip dalam Alo Liliweri: 1991), ciri-ciri mengenali Komunikasi Antar
Pribadi sebagai berikut:
1.
Bersifat spontan.
2.
Tidak berstruktur.
3.
Kebetulan.
4.
Tidak mengejar tujuan yang direncanakan.
5.
Identitas keanggotaan tidak jelas.
6.
Terjadi sambil lalu.
Hubungan Diadik
Hubungan diadik mengartikan Komunikasi Antar Pribadi sebagai
komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan
mantap dan jelas.
Untuk memahami perilaku seseorang, harus mengikutsertakan paling
tidak dua orang peserta dalam situasi bersama (Laing, Phillipson, dan Lee (1991:117).
Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan KAP sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka
(komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah:
1.
Spontan dan informal.
2.
Saling menerima feedback secara maksimal.
3.
Partisipan berperan fleksibel.
Trenholm dan Jensen (1995:227-228) mengatakan tipikal pola interaksi
dalam keluarga menunjukkan jaringan komunikasi.
Pengembangan
Komunikasi
Antar Pribadi dapat dilihat dari dua sisi sebagai perkembangan dari komunikasi impersonal dan komunikasi pribadi atau intim. Oleh karena itu, derajat KAP berpengaruh
terhadap keluasan dan kedalaman informasi sehingga merubah sikap.
Pendapat
Berald Miller dan M. Steinberg (1998: 274), pandangan developmental tentang semakin
banyak komunikator mengetahui satu sama lain, maka semakin banyak karakter antar
pribadi yang terbawa dalam komunikasi tersebut.
Edna
Rogers (2002: 1), mengemukakan pendekatan hubungan dalam menganalisis proses KAP
mengasumsikan bahwa KAP membentuk struktur sosial yang diciptakan melalui proses
komunikasi.
Ciri-ciri
KAP menurut Rogers adalah:
1.
Arus pesan dua arah.
3.
Tingkat umpan balik tinggi.
4.
Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi.
5.
Kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat.
6.
Efek yang terjadi perubahan sikap.
Efektifitas KAP
Komunikasi
Antar Pribadi merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku
seseorang.
Menurut
Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KAP sebagai berikut:
1.
Keterbukaan (openess).
2.
Empati (empathy).
3.
Dukungan (supportiveness).
4.
Rasa positif (positiveness).
5.
Kesetaraan (equality).
Feedback
yang diperoleh dalam KAP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar
dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan.
David
Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
1.
Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
2.
Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
3.
Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi
bagaimana merespon informasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan
komunikasi.
4.
Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam
perilaku empati.
Berlo membagi teori empati menjadi dua:
a) Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati
atau mengidentifikasi perilakunya sendiri.
b) Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus
lebih dulu mengenal dan mengerti perilaku orang lain.
Tahapan proses empati :
1) Kelayakan (decentering).
Bagaimana individu memusatkan perhatian
kepada orang lain dan mempertimbangkan apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain
tersebut.
2) Pengambilan peran (role taking).
Mengidentifikasikan orang lain ke dalam
dirinya, menyentuh kesadaran diri melalui orang lain. Tingkatan dalam pengambilan
peran:
Ø Tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan
karakteristik dari norma dan nilai masyarakat.
Ø Tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada
asumsi sebagian kelompok budaya.
Ø Tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada
apa yang dialami oleh individu.
3) Empati komuniksi (empathic communication).
Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan, kejadian, persepsi atau
proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui
pokok pikiran interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai objek tersebut
bagi dirinya.
Comments
Post a Comment