Pengaruh Metode Pembelajaran Mandiri Terhadap Kemampuan Akademik Mahasiswa D 3 Kebidanan Pada Mata Kuliah ASKEB IV
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat
kegiatan interaksi antara guru dan siswa serta komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Dalam
proses pembelajaran guru dan siswa
merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Antara dua komponen
tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar
siswa dapat tercapai secara optimal.
Pembelajaran berpusat pada mahasiswa (student centered learning)
telah banyak dilaksanakan dalam perkuliahan. Student centered learning (SCL) berarti
menempatkan siswa sebagai pusat dari kegiatan belajar. Pergerakan konsep
tersebut didukung pula oleh penelitian mengenai bagaimana kerja otak manusia
yang menyebutkan bahwa siswa belajar secara lebih baik dengan cara mengalami
langsung dan mengontrol proses belajar tersebut.1
Penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran
berbasis SCL memberikan banyak manfaat, seperti peningkatan keterampilan dalam
belajar (study skills) dan pemahaman atau peningkatan partisipasi dan
motivasi. Survei kepada mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mengenai prioritas
antara penyelenggaraan pembelajaran SCL dan TCL (teacher centered learning) menunjukkan bahwa 94% mahasiswa lebih
menyukai pembelajaran berbasis SCL.1
Penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada tersebut menunjukkan bahwa gaya belajar
aktif mahasiswa mendukung keyakinannya untuk mampu mengatasi tantangan dalam
perkuliahan yang dihadapi dan keyakinan untuk mendapatkan kesuksesan dalam
belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis SCL yang
mengeksplorasi keaktifan mahasiswa dapat berlangsung dengan baik ketika
mahasiswa memiliki gaya belajar aktif. Belajar aktif dengan menggunakan
eksperimentasi dan belajar dengan cara bekerja sama dengan rekan sebaya. 2
Pemilihan strategi dalam proses pembelajaran diharapkan
mewadahi minat dan referensi siswa dalam belajar karena keberhasilan penyelenggaraan
pembelajaran sangat ditentukan oleh faktor tersebut. Siswa yang kurang memiliki
minat terhadap proses pembelajaran akan memiliki motivasi
yang minim sehingga keterlibatan siswa dalam pembelajaran juga akan minim.
Terdapat beragam metode SCL salah satu diantaranya adalah
metode peer teaching. Metode peer teaching adalah suatu metode yang
memfasilitasi mahasiswa yang kemampuannya berbeda-beda. Mahasiswa yang
mempunyai daya tanggap lebih tentang materi yang dipelajari, dapat menunjukkan
kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap teman-temannya, sehingga mahasiswa
dapat mengaktualisasikan kemampuan lebihnya untuk bersikap peduli terhadap
teman-temannya yang kurang mampu dan bertanggung jawab bersama dalam belajar,
serta menumbuhkan rasa percaya diri.
Zacharopoulou (2006) mendeteksi kenaikan-kenaikan nilai
pada mata kuliah matematika dan statistika sebesar 74%, kenaikan kemampuan
mahasiswa untuk berkomunikasi di dalam kelas dan meningkatkan jiwa kepemimpinan
mahasiswa dengan menggunakan teknik peer
teaching.3
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khomari Wijaya
mengenai upaya peningkatan kompetensi praktik siswa pada diklat kelistrikan
otomotif dengan metode peer teaching,
menyimpulkan bahwa proses
pembelajaran pada diklat
kelistrikan otomotif dengan metode peer
teaching bisa meningkatkan kemampuan praktik siswa mencapai 81,25.
Kesimpulan penelitian ini adalah kompetensi praktik siswa dapat ditingkatkan
melalui penerapan metode peer teaching.3
Manfaat dari penggunaan metode peer teaching adalah dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan untuk kelas besar, merupakan media bagi mahasiswa untuk memunculkan
sifat-sifat unggulnya dan bagi institusi kegiatan ini merupakan track record yang positif.
Saat ini di
Indonesia telah berdiri lebih dari tujuh ratus institusi pendidikan D3
Kebidanan. Namun, perkembangan Program D3 Kebidanan yang sedemikian pesat nyatanya belum mampu menjawab tantangan
kebutuhan bidan yang kompeten. Menurut Kepala Dinas
Kesehatan ProIVinsi Jawa Barat bahwa upaya yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan bidan, mempersiapkan institusi, dan mempersiapkan masyarakat itu sendiri. Bidan harus
terampil, institusi harus bisa mencetak bidan-bidan baru yang bermutu, dan masyarakat harus memahami dengan baik
kesehatan berproduksi.4
Untuk dapat mampu
menghasilkan bidan-bidan yang kompeten di buatlah suatu metode pengajaran yang
menitikberatkan pada keaktifan mahasiswa. Pada metode ini mahasiswa dituntut
untuk berfikir secara aktif, kreatif dan dapat menyelesaikan
masalah-masalah serta mampu mendiskusikan materi mana saja pada mata kuliah yang belum dipahami, sehingga ketika lulus
nanti mahasiswa kebidanan ini sudah menguasai secara dalam
materi-materi yang diajarkan di institusi dan mampu menjadi bidan yang
berkompeten.
Program Studi
D3 Kebidanan XXX mengadopsi kurikulum berbasis kompetensi
tahun 2011, dengan begitu semua praktik kebidanan dilaksanakan pada semester IV
dan V. Penerapan Student Centered Learning (SCL) telah diaplikasikan pada proses pembelajaran di D3 Kebidanan XXX, dengan menggunakan SCL mahasiswa diharapkan bisa lebih aktif
untuk mencari sendiri apa yang ingin dipelajari.
Berdasarkan
hasil wawancara pada 12 orang mahasiswa tingkat III, ketika ditanyakan mengenai
materi apa yang tidak dimengerti dan bagaimana cara penyelesaiannya, 58,4%
diantaranya memilih untuk dijelaskan oleh temannya yang mengerti akan materi
tersebut. Mereka malu dan enggan untuk bertanya kepada dosennya, padahal dosen
telah memberikan kesempatan jika ada mahasiswa yang masih belum jelas akan
materi yang diajarkan
Dari latar
belakang diatas dan belum adanya penelitian mengenai peer teaching khususnya di D3 Kebidanan XXX maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Metode
Pembelajaran Mandiri Terhadap Kemampuan Akademik Mahasiswa D 3 Kebidanan Pada
Mata Kuliah ASKEB IV di XXX tahun 2014”
B.
Identifikasi Masalah
Bagaimana Pengaruh metode pembelajaran
mandiri terhadap kemampuan akademik mahasiswa D 3 Kebidanan pada mata kuliah
ASKEB IV di XXX tahun 2014
C.
Tujuan Penelitian
a.
Tujuan Umum
Mengetahui Pengaruh metode
pembelajaran mandiri terhadap kemampuan akademik mahasiswa D 3 Kebidanan pada
mata kuliah ASKEB IV di XXX tahun 2014
b.
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui hasil belajar mahasiswa
sebelum dilakukan metode peer teaching.
2.
Mengetahui hasil belajar mahasiswa setelah dilakukan metode peer teaching
3.
Mengetahui perbandingan dari pretes dan postes mahasiswa setelah dilakukan metode peer teaching.
D.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian
ini dilakukan kepada mahasiswa Tingkat II semester 4, dengan mencari data
tentang kemampuan belajar dengan metode pembelajan mandiri, periode Juni – Juli
2014.
E.
Kegunaan
1. Manfaat teoritis
a. Secara umum penelitian memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan untuk dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta berperan sebagai umpan
balik dalam dunia pendidikan. Dan juga memberikan gambaran yang jelas pada dosen tentang pendekatan peer-teaching dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
b. Bagi Peneliti
Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dalam memahami peningkatan hasil belajar mahasiswa melalui pendekatan peer teaching.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan hasil belajar
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
b.
Bagi Dosen
Dapat digunakan sebagai metode
pembelajaran melalui pendekatan peer teaching dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar mahasiswa.
c. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan
pengembangan penelitian yang sejenis.
DOWNLOAD KTI FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
PASSWORD
Comments
Post a Comment