Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Dalam Pendidikan Kebidanan



Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi DALAM PENDIDIKAN KEBIDANAN

Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya dasar-dasar evaluasi pendidikan, yang menyatakan : kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
  • Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
  • Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Penilaian bersifat kuantitatif.
  • Mengadakan Evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai.




Jadi, dalam istilah asing pengukuran adalah Measurement, sedang penilaian adalah Evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Jadi  evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan, yang dimaksudkan untuk membantu para guru dalam pengambil keputusan  dalam usaha menjawab pertanyaan  atau permasalahan yang ada. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.


Penilaian Pendidikan
Dalam pendidikan, ada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950). Ahli ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi ini diperluaskan oleh dua ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, digunakan untuk membuat keputusan.

Mengapa Menilai ?
Menurut suharsimi arikunto ada beberapa makna dari proses penilaian antara lain sebagai berikut:
a.       Makna Bagi siswa
Dengan diadakannya penilaian maka siswa dapt mengetahui sejauh man telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh oleh siswa ada 2 kemungkinan :
1). Memuaskan. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan siswa akan memiliki motvasi yang cukup besar agar dapat belajar lebih giat.
2). Tidak Memuaskan. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperolehnya, maka ia akan beruaha agar lain kali tidak seperti itu lagi.
b.      Makna bagi guru
1). Dengan hasil penilaian guru dapat mengetahui siswa mana saja yang berhak melanjutkan pelajaran.
2). Guru dapat mengetahui apakah pelajaran yang ia sampaikan tepat sasaran kepada siswa.
3). Guru akan mengetahui apakah metode yang ia gunakan sudah dapat maksimal atau belum.
c.      Makna Bagi Sekolah
1). Apabila guru-guru mangadakan penilaian akan diketahui hasil siswa, maka dapat diketahui pula apakah kondisi belajar disekolah sudah sesuai harapan atau belum.
2). Akan ada informasi tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah.
3). Akan ada informasi hasil penilaian dari tahun ke tahun yang bias digunakan sebagai pedoman dari tahun ke tahun.


Tujuan atau Fungsi Penilaian
Dengan diketahuinya makna dari penilaian, maka dapat dikatakan bahwa fungsi penilaian adalah sebagai berikut:
a.   Penilaian berfungsi selektif.
Dengan cara penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksiatau penilaian terhadap siswanya.
b.    Penilaian berfungsi diagnostik.
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi syarat, maka dengan melihat hasilnya guru dapat mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu akan diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian guru sebanarnya melakukan diagnosis kepada siswanya.
c.    Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga belajar akan lebih efektif jika di sesuaikan dengan pembawaan yang ada. Untuk dapat menentukan dengan pasti kelompok mana yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka digunakan suatu penilaian.
d.    Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu mana suatu program berhasil diterapkan kepada siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan dalam proses belajar.

Ciri-Ciri Penilaian dalam Pendidikan
Untuk dapat menentukan kepandaian seseorang, bukan kepandaian yang diukur. Namun kita dapat melihat dari gejala-gejala yang tampak atau memancar dari kepandaianya. Salah satu contohnya adalah bahwa anak yang pandai biasanya dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh gurunya.
Ciri-ciri penilaian antara lain sebagai berikut:
a.       Ciri pertama yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam contoh ini kita menilai kepandaian melalui ukuran menyelesaikan soal.
b.      Ciri kedua yaitu pengunaan ukuran kuantitatif. Penilaian bersifat kuantitatif artinya mengunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif. Contoh : dari hasil pengukuran tia mempunyai IQ 126 sedangkan budi 89. Maka tia dapat dikatagorikan sebagai anak pandai sedangkan budi anak dibawah rata-rata.
c.       Ciri ketiga yaitu bahwa penilaian pendidikan mengunakan, unit-unit atau satuan-satuan yang tetap misalnya, IQ 126 menurut unit pengukurannya termasuk anak yang pandai sedangkan 89 termasuk anak dibawah rata-rata.
d.      Ciri keempat yaitu bersifat relatif artinya tidak selalu tetap dari waktu ke waktu yang di sebabkan banyak faktor. contoh nilai ulangan MTK pertama tia adalah 90 namun ulangan keduanya hanya 40.
e.       Ciri kelima bahwa dalam penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun kesalaan-kesalahan itu ditinjau dari berbagai faktor yaitu:
1). Terletak pada alat ukurnya.Alat yang digunakan untuk mengukur haruslah baik namun sering kali terjadi kesalahan di alat ukurnya.
2). Terletak pada orang yang melakukan pengukurannya. Hal ini dapat berupa :
·      Kesalahan pada waktu penilaian karena factor subjektif penilai yang telah terpengarus oleh hasil pengukuran, misalnya tulisan jelek atau tidak jelas itu sering mempengaruhi subjektif penilaian.
·      Kecenderungan dari penilai untuk memberikan nilai secara murah atau mahal. Ada guru yang mudah memberikan nilai ada yang sulit untuk memberikan nilai.
·      Adanya Hello-effect, yakni adanya kesan penilai terhadap siswa.
·      Adanya pengaruh dari hasil sebelumnya.
·      Kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruan menjumlah angka-angka hasil penilaian.
3). Terletak pada anak yang dinilai.
·      Siswa adalah manusia yang berperasaan dan bersuasana hati. Suasana hati sangat berpengaruh terhadap hasil penilaian.
·      Keadaan fisik ketika siswa sedang dinilai.
·      Nasib siswa kadang-kadang mempunyai peranan terhadap hasil penilaian.
4). Terletak pada situasi dimana penilaian berlangsung
·      Suasana pada saat terjadinya penilaian. Keadaan yang gaduh akan mempengaruhi penilaian yang sebenarnya karena siswa tidak dapat konsenterasi.
·      Pengawasan dalam penilaian. Bentuk pengawasan yang tidak sesuai akan berpengaruh pada keobjektifan hasil dari pengukuran yang ada.







SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI

1.      Subjek Evaluasi
Dalam keterangan ini yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.

2.      Sasaran Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsur-unsurnya, meliputi : Input, Transformasi dan Out put.
a.       In Put
Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan, yaitu :
ü   Kemampuan
Jika sebuah institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan bangsa maka haruslah memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid. Adapun tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.
ü   Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon peserta didiknya. Adapun alat yang di pakai adalah tes kepribadian.
ü   Sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang, akan tetapi karena sikap ini sangat menonjol dalam pergaulan maka banyak orang yang ingin tahu lebih dalam informasi khusus terkait dengannya. Adapun alat yang di pakai adalah tes sikap.
ü   Intelegensi
Dalam hal ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal dengan tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah intelegensi.

b.      Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
ü  Kurikulum/materi
ü  Metode dan cara penilaian
ü  Media
ü  Sistem administrasi
ü  Pendidik dan anggotanya.

c.       Out Put
Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program tersebut dengan menggunakan tes pencapaian.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)