SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Topik
: Asuhan Neonatus
Sub
Topik
: Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Sasaran
: Mahasiswa
kebidanan
Hari/tanggal
: Sabtu, 12 Maret 2014
Jam
: 11.00 s.d. 12.00 WIB
Waktu
: 60 menit
Tempat
: Ruang Kelas
1. Tujuan Instruksional Umum (
TIU )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
ini Mahasiswa dapat mengerti dan dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang pada balita.
2. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran,
diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
kembali tentang:
a. Pengertian Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak.
b. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
c. Faktor yang mempengaruhi Kualitas
Tumbuh Kembang Anak
d. Aspek-aspek perkembangan yang
dipantau
e. Tahap Perkembangan Anak menurut umur
f. Beberapa
gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan
g. Macam -
macam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
3. Materi
Terlampir
4. Metode
Ceramah, tanya jawab dan simulasi
5. Media
Materi SAP, power point dan formulir Deteksi
Dini Perkembangan Anak (KPSP, TDL, TDD)
6.
Kegiatan Pembelajaran
No.
|
Waktu
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan peserta
|
1
|
5 menit
|
Pembukaan:
· Memberi salam
· Menjelaskan tujuan pembelajaran
· Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
|
· Menjawab salam
· Mendengarkan dan memperhatikan
|
2
|
25 menit
|
Pelaksanaan, menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan:
·
Pengertian pertumbuhan
dan perkembangan,
·
Ciri - ciri
tumbuh kembang anak,
·
aspek perkembangan yang dipantu,
·
Tahapan perkembangan anak menurut umur, dan
·
Beberapa Gangguan tumbuh kembang serta
·
Cara Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
·
|
Menyimak dan memperhatikan
penjelasan materi.
|
3
|
10 menit
|
Evaluasi:
· Tanya jawab tentang materi dan simulasi pengisian KPSP
· Memberi pujian atau dukungan kepada mahasiswa.
|
· Bertanya kepada mahasiswa.
· Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri
· Menyimpulkan semua dari materi penyuluhan yang telah diberikan.
|
4
|
5 menit
|
Penutup:
Menyimpulkan Materi
· Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.
|
Menjawab salam
|
7. Evaluasi
a. Apa
pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan?
b. Apa ciri
pertumbuhan dan perkembangan pada anak ?
c. Faktor
yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak?
d. Aspek-aspek
perkembangan apa saja yang dipantau ?
e. Sebutkan
alat yang digunakan untuk mendeteksi perkembangan anak ?
8.
Jawaban
a. Pertumbuhan adalah Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan
atau bertambah besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan interseluler
Perkembangan
adalah Bertambahnya kemampuan (Skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
b. Ciri Tumbuh Kembang Anak :
ü Perkembangan
menimbulkan perubahan
ü Pertumbuhan
dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya
ü Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
ü Perkembangan
berkorelasi dengan pertumbuhan
ü Perkembangan
mempunyai pola yang tetap
ü Perkembangan
memiliki tahap yang berurutan
c. Faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak :
1.
Faktor dalam : Ras, Keluarga, Umur, Jenis Kelamin,
Genetik, Kelainan kromosom
2.
Faktor luar : prenatal, persalinan, pascasalin,
psikologis
d. Gerak kasar atau motorik kasar, gerak halus atau motorik halus,
kemampuan bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian
e. Alat yang digunakan untuk mendeteksi perkembangan anak adalah : KPSP,
TDL. TDD.
9. Daftar Pustaka
Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh
Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. 2006.
Lampiran Materi
DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG ANAK
A. Pengertian
Tumbuh kembang berasal dari kata :
1. Pertumbuhan (growth) :
Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan
atau bertambah besarnya jaringan interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat.
2. Perkembangan (development)
Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan.
B. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
1. Perkembangan
menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misal perkembangan intelegensia pada seorang
anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada
tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Misal seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum
ia dapat berdiri.
3.
Pertumbuhan dan Perkembangan mempuyai kecepatan yang
berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4.
Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan
pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan
lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya
serta bertambah kepandaiannya.
5.
Perkembangan mempunyai pola yang tetap
a.
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala,
kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)
b.
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal
(gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
6.
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak dapat terjadi terbalik. Misal
anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum membuat kotak.
C. Faktor
yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
· Faktor Internal : Gen,
Kromosom, umur, jenis kelamin
· Faktor
Eksternal :
a.
Faktor Prenatal : Gizi, zat kimia, endokrin, infeksi
b.
Faktor persalinan : trauma kepala, asfiksia
c.
Faktor Postnatal : Gizi,
Lingkungan, Trauma, Toksin, psikologis
D. Aspek Perkembangan yang Dipantau
1.
Gerak Kasar atau Motorik Kasar : aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti : duduk, berdiri
2.
Gerak halus atau Motorik Halus : aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis dan sebagainya.
3.
Kemampuan Bicara dan Bahasa : aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4.
Sosialisasi dan Kemandirian : aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan
selesai bermain) bersosialisasi drngan lingkungan san sebagainya.
E. Tahapan Perkembangan Anak
1. Usia 0-3 bulan
Bayi mulai belajar mengangkat kepala, Belajar
mengikuti obyek dengan matanya, Melihat ke muka seseorang dengan tersenyum, Berreaksi
terhadap suara dan bunyi, Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran
dan kontak, menahan barang yang dipegangnya, mengoceh spontan atau berreaksi
dengan mengoceh.
2. Usia 3-6 bulan
Bayi mulai bisa mengangkat kepala 900
mengangkat dada dengan bertopang tangan, mulai belajar meraih benda-benda
yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya, menaruh benda-benda di
dalam mulutnya, berusaha memperluas lapangan
pandangan, tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain, mulai
berusaha mencari benda-benda yang hilang
3. Usia 6-9 bulan
Bayi
mulai dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik sendiri, dapat
merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda dari satu
tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk, bergembira dengan melempar-lempar benda, mengeluarkan kata-kata tanpa
arti, mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang yang
asing/lain, mulai berpartisipasi dalam permaianan tepuk tangan dan
sembunyi-sembunyian.
4. Usia 9-12 bulan
Bayi
mulai dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan dituntun,
menirukan suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar menyatakan satu atau
dua kata, mengerti perintah sederhana dan larangan , memperlihatkan minat yang
besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin melihat semuanya, ingin menyentuh
apa saja dan memasukan benda-benda ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.
5. Usia 12-18 bulan
Balita
usia 12-18 bulan mulai dapat nerjalan mdan mengeksplorasi rumah serta keliling
rumah, menyusun 2 atau 3 kotak, dapat mengatakan 5- 10 kata, memperlihatkan
rasa cemburu dan rasa bersaing.
6. Usia 18-24 bulan
Pada
usia ini, balita biasanya sudah bisa naik turun tangga, menyususn 6 kotak,
menunjuk mata dan hidungnya, menyususn dua kata, belajar makan sendiri,
menggambar garis di kertas atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar
dan buang air kecil, menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang
yang lebih besar, memperlihatkan minat kepada apa yang anak lain kerjakan dan
bermain-main dengan mereka.
7. Usia 2- 3 tahun
pada
usia ini anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki, membuat
jembatan dengan 3 kotak, mampu menyususn kalimat, mempergunakan kata-kata saya,
bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya, menggambar lingkaran,
bermain dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar
eluarganya.
8. Usia 3-4 tahun
Pada
usia ini anak sudan daoat berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangganya,
berjalan pada jari kaki, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri,
menggambar garis silang, menggambar orang hanya kepala dan badan, mengenal 2
atau 3 warna, bicara dengan baik, menyebut namanya, jenis kelain dan umurnya,
jenis kelamin dan umurnya, banyak bertanya, bertanya bagaimana anak melahirkan,
mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka dan sisi belakang, mendengar
cerita-cerita bermain dengan anak lain, menunjukan rasa sayang kepada
saudara-saudaranya, dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
9. Usia 4-5 tahun
Pada
usia ini sudah dapat melompat dan menari, meggambar orang dengan kepala lengan
dan badan, menggambar segitiga dan segiempat, pandai bicara, dapat menghitung
jari-jarinya, dapa menyebutkan hari-hari dalam minggu, mendengar atau mengulang
hal-hal penting dan cerita, minat kepada kata baru dan artinya, memprotes bila
dilarang apa yang diinginkannya, mengenal 4 warna, memperkirakan bentuk dan
besarnya benda, membedakan besar dan kecil, menaruh minat kepada aktivitas
orang dewasa.
F. Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak
1. Gangguan
Bicara dan Bahasa
2. Cerebral
Palsy
3. Sindrom Down
4. Perawakan Pendek
5. Gangguan
Autisme
6. Retardasi
Mental
7. Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
G. Deteksi
Dini Tumbuh Kembang
1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a.
Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB)
Alat yang digunakan yaitu dacin (timbangan gantung), dengan terlebih
dahulu menyeimbangkan dacin pada titik “0”.
Pengukuran Panjang Badan atau Tinggi Badan
Panjang badan diukur bila anak belum bisa berdiri,
dengan cara bayi dibaringkan terlentang, kepala bayi menempel pada pembatas
angka 0, lutut diluruskan, batas kaki ditempelkan pada telapak kaki.
Tinggi Badan diukur dengan cara anak tidak memakai
sandal sepatu, berdiri tegak menghadap kedepan, punggung patat tumit menempel
pada tiang pengukur, turunkan batas atas sampai menempel di ubun-ubu, kemudian
baca angka.
Gunakan Tabel Berat Badan / Tinggi Badan
(BB/TB) untuk melihat status gizi pada balita tersebut.
Interpretasi :
Normal : -2
SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : <
-2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus Sekali
: <-3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : >
2 SD atau Gizi Lebih
Intervensi : Lihat
pedoman tatalaksana Gizi Buruk di MTBS
b.
Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Alat ukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata di atas kedua telinga, baca angka pada pertemuan angka nol.
Catat hasil pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak.
Interpretasi :
Bila lingkar kepala di jalur hijau, maka lingkar
kepala normal, bila di atas yaitu makrosefal, bila dibawah jalur hijau yaitu
mikrocepal
Intervensi :
Bila ditemukan Makrocepal
atau Microcepal segera rujuk ke
Rumah Sakit
2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Deteksi dini
penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan, adapun
pelaksana dan alat yang digunakan :
Tingkat Pelayanan
|
Pelaksana
|
Alat Yang Digunakan
|
Keluarga
dan Masyarakat
|
-
Orang Tua
-
Kader Kesehatan
|
Buku KIA
|
-
Petugas pusat PAUD terlatih
-
Guru TK Terlatih
|
KPSP
TDL
TDD
|
Puskesmas
|
Dokter, Bidan, Perawat
|
KPSP
TDL
TDD
|
Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
a.
Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
-
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
-
Jadwal skrining KPSP rutin adalah setiap tiga bulan
sekali sampai usia 24 bulan, dan setiap 6 bulan sekali sampai usia 72 bulan
-
Sasaran KPSP anak sampai dengan usia 72 bulan
-
Alat yang digunakan adalah formulir KPSP sesuai usia
anak
-
Cara menggunakan KPSP : anak dibawa, tentukan umur,
tanyakan pertanyaan secara berurutan, setiap prtanyaan hanya ada satu jawaban
“Ya” atau “Tidak”
Interpretasi
-
Hitung jumlah jawaban Ya, jawaban Ya bila ibu/pengasuh menjawab : anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya. Jawaban Tidak
bila ibu/pengasuh menjawab : anak belum pernah melakukan atau tidak pernah
atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
-
Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak
sesuai dengan tahapan perkembangannya (S)
-
Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
-
Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P)
Intervensi
-
Bila anak sesuai umur (S)
1)
Beri pujian kepada ibu/pengasuh
2)
Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan
3)
Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat sesering
mungkin
4)
Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan
kesehatan di Posyandu
5)
Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP
setiap 3 bulan pada anak usia dibawah 24 bulan, dan 6 bulan sekali pada anak di
atas 24 bulan sampai 72 bulan.
-
Bila perkembangan anak meragukan (M)
1)
Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi
2)
Ajarkan ibu melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan
3)
Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
4)
Lakukan penilaian KPSP 2 minggu kemudian
5)
Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka
keungkinan ada penyimpangan.
-
Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P)
Rujuk ke
Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
b.
Tes Daya Dengar (TDD)
-
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar.
-
Jadwal TDD adalah setiap tiga bulan pada bayi umur
kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada bayi di atas 12 bulan
-
Pada anak umur kurang dari 24 bulan : semua anak harus
dijawab oleh orang tua/pengasuh
-
Pada anak di atas 24 bulan atau lebih pertanyaan
berupa perintah melalui orang tua/pengasuh.
Interpretasi
Bila ada jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran
Catat dalam
buku KIA atau kohort bayi/balita
Intervensi
Rujuk ke
Rumah Sakit bila tudak tertangani.
c.
Tes Daya Lihat (TDL)
-
Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara
dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
-
Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada
anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan.
-
Cara melakukan pemeriksaan dengan poster E (untuk
pemeriksa) dan kartu E untuk anak.
-
Pemeriksaan dilakukan dalam jarak 3 meter
-
Tunjuk poster E dan suruh anak untuk mengarahkan kartu
E sesuai yang kita tunjuk.
-
Lakukan secara bergiliran antara mata kiri dan kanan
dengan cara menutup sebelah mata dengan kertas
-
Jika sampai baris ketiga anak menjawab benar maka
penglihatan anak normal, jika sampai baris ketiga anak mengarahkan kartunya
salah, kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan.
-
Jika kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan,
ulang peeriksaan pada 2 minggu berikutnya, jika hasilnya tetap sama, rujuk
segera ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan.
3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada
anak, agar dapat segera dilakukan intervensi. Bila penyimpangan mental
emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini
akan berpengaruh pada tumbh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :
a.
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE) : bagi anak
umur 36 bulan sampai 72 bulan.
Dilakukan setiap 6 bulan sesuai dengan jadwal
pemeriksaan perkembangan anak. Tanyakan pertanyaan satu persatu pada ibu atau
pengasuh. Jika ada 1 jawaban Ya maka kemungkinan anak mengalami masalah mental
emosional. Jika jawaban Ya 1, lakukan konseling kepada orang tua dan evaluasi
setelah 3 bulan.
Jika jawaban Ya 2 atau lebih segera rujuk ke Rumah
Sakit yang mempunyai fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
b.
Ceklis Autis anak Prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi anak umur 18 bulan
sampai 36 bulan
Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh,
ada 5 perintah bagi anak.
-
Risiko
tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3
dan B4.
-
Risiko
rendah autis jika jawaban “Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4
-
Kemungkinan
gangguan perkembangan lain : bila jawaban tidak jumlahnya 3 atau lebih
untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
-
Anak dalam batas
normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3.
-
Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada
gangguan perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.
c.
Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Pemusatan dan
Hiperaktivitas (GPPH) bagi anak umur 36 bulan keatas.
Formulir terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan
pada orang tua/pengasuh.
Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada
anak
Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang
ditemukan pada anak
Niali 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada
anak
Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila Nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan GPPH.
-
Jika nilai total 13 Rujuk segera ke Rumah Sakit dengan
fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
-
Jika Nilai total kurang dari 13 jadwalkan pemeriksaan
ulang 1 bulan kemudian.
Comments
Post a Comment