Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MEKANISME PERSALINAN



MEKANISME PERSALINAN




Perubahan Dalam Proses Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan pergerakan janin yang berturut-turut untuk menyesuaikandiri dengan jalan lahir.

Sebab terjadinya mekanisme persalinan:
1)        Jalan kelahiran merupakan tabung yang melengkung ke depan.
2)        PAP dan PBP berlainan dalam ukuran melintang

Gerakan utama mekanisme persalinan:


Gambar : Gerakan Utama Mekanisme Persalinan

1)      Turunnya kepala (Engagement)
Sebetulnya janin mengalami penurunan terus-menerus dalam jalan lahir sejak kehamilan trimester III, antara lain masuknya bagian terbesar kepala janin ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) yang pada primigravida terjadi pada usia kehamilan 36 minggu dan pada multigravida 38 minggu.
Tabel Penurunan Kepala dan Perlimaan Dalam Persalinan

2)      Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi. Dengan adanya his atau tahanan dari dasar panggul yang makin besar, maka kepala janin akan makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah, keadaan ini dinamakan fleksi maksimal.
3)      Putaran paksi dalam
Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga panggul atau diameter antero posterior kepala janin akan bersesuaian dengan diameter terkecil tranversal (oblik) Pintu Atas Panggul, dan selanjutnya dengan diameter terkecil antero posterior Pintu Bawah Panggul.
Hal ini dimungkinkan karena pada kepala jainin terjadi gerakan spiral atau seperti skrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak berputar bersama-sama dengan kepala, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang kepala akan membentuk sudut 450. Keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun-ubun kecil berada di bawah symfisis.
4)      Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada Pintu Bawah Panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
5)      Putaran paksi luar
Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang pada hakikatnya kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu panjang bahu, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang kepala janin berada dalam satu garis lurus.
6)      Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symfisis dan menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu belakang menyusul dan selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)