Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

SATUAN ACARA PENYULUHAN : MENGENALI TANDA-TANDA KETUBAN PECAH DINI (KPD)



Mengenali tanda-tanda Ketuban Pecah Dini (KPD)

Satuan Acara Penyuluhan


Topik                   : Ketuban Pecah Dini (KPD)
Sub Topik            : Mengenali tanda-tanda Ketuban Pecah Dini
Hari/ tanggal       
Tempat                : posyandu
Jam / waktu         : 45 Menit
Sasaran                : Ibu hamil Trimester 3


A.      Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat (ibu-ibu hamil) mampu memahami tentang mengenali tanda-tanda Ketuban Pecah Dini dan mampu melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya Ketuban Pecah Dini.

B.       Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mengerti dan mengetahui tentang :
1.      Pengertian Ketuban Pecah Dini
2.      Penyebab terjadinya Ketuban Pecah Dini
3.      Tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini
4.      Komplikasi Ketuban Pecah Dini
5.      Pencegahan Ketuban Pecah Dini

C.      Materi
      1. pengertian Ketuban Pecah Dini
      2. penyebab Ketuban Pecah Dini
      3. Tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini
      4. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
      5. Pencegahan Ketuban Pecah Dini

      D.  Metode
          1. Penyuluhan
          2. Tanya jawab
E.     Media dan Alat
Leaflet
SatuanAcaraPembelajaran (SAP)

F.     Strategi Penatalaksanaan
No
Waktu
Tahapan
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan sasaran
1
5 menit
Pembukaan
v  Mengucapkan salam
v  Memperkenalkan diri
v  Menyapa peserta
v  Membuat kontrak waktu
-          Menjawab salam
-          Memperhatikan
-          Memperhatikan
-          Memperhatikan
2
20 menit
Isi
v  Menjelaskan pengertian Ketuban Pecah Dini
v  Menjelaskan penyebab Ketuban Pecah Dini
v  Menjelaskan Tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini
v  Menjelaskan Komplikasi Ketuban Pecah Dini
v  Menjelaskan Pencegahan Ketuban Pecah Dini

-          Memperhatikan

-          Memperhatikan

-          Memperhatikan

-          Memperhatikan

-          Memperhatikan

3
20 menit
Penutup
v  Memberikan kesempatan kepada ibu untuk bertanya
v  Memberikan reinformconsent positif
v  Memutup acara penyuluhan
v  Salam penutup

-          Menjawab pertanyaan

-          Menjawab pertanyaan

-          Menjawab pertanyaan
-          Menjawab salam

G.      Evaluasi
·         Jelaskan pengertian Ketuban Pecah Dini !
·         Sebutkan penyebab terjadinya Ketuban Pecah Dini !
·         Sebutkan tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini !
·         Jelaskan komplikasi Ketuban Pecah Dini !
·         Jelaskan bagaimana cara mencegah terjadinya Ketuban Pecah Dini !
MATERI MENGENALI TANDA-TANDA KETUBAN PECAH DINI (KPD)
A.    Pengertian ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan dengan tidak disertai adanya tanda-tanda persalinan (Sujiyatini, 2009) 
Ketuban pecah dini adalah  pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa di sertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana mestinya (McGraw-Hill, 2007)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum proses persalinan berlagsung (Waspodo, Djoko, 2006).
Jadi ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terjadinya proses persalinan dengan tidak disertai adanya tanda-tanda inpartu. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Ketuban pecah dini preterm adalah ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ketuban pecah dini yang memanjang adalah ketuban pecah dini yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan dengan tidak disertai adanya tanda -tanda persalinan.
Contoh gambar :
 


B.     Penyebab ketuban pecah dini
Walaupun banyak publikasi tentang ketuban pecah dini, namun penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Pada sebagian besar kasus pun penyebab terjadinya ketuban pecah dini belum dapat ditemukan.
Beberapa faktor predesposisi dari ketuban pecah dini (KPD):
a.    Inkompetensi Serviks
Inkompetensi serviks adalah serviks dengan suatu kelainan anatomik yang nyata, disebabkan oleh laserasi sebelumnya melalui ostium uteri internum atau merupakan suatu kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi, (Sarwono, 2007).
b.    Peregangan rahim yang berlebih,  yang dapat menyebabkan hidramnion atau kelebihan air ketuban.
c.    Riwayat Ketuban Pecah Dini
Pernah mengalami ketuban pecah dini pada riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya.
d.   Kelainan atau Kerusakan Selaput Ketuban
Kelainan selaput ketuban atau kerusakan selaput ketuban yang disebabkan infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. (Sarwono, 2006)
e.    Trauma
Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predesposisi atau penyebab terjadinya ketuban pecah dini. Trauma yang didapat misalnya dari hubungan seksual yang kasar, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis yang menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini karena biasanya disertai dengan infeksi. (Sujiyatini, 2009. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak.






C.    Tanda dan gejala ketuban pecah dini.
Tanda-tanda yang terjadi adalah ketuban pecah tiba-tiba dan keluar cairan ketuban, cairan tanpa di introitus, tidak ada his dalam 1 jam, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran, (Sujiyatini, 2009).

D.    Komplikasi ketuban pecah dini
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah dini. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu, kejadian prolaps atau keluarnya tali pusat dapat terjadi pada KPD, (Sujiyatini, 2009).
Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadianya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu, diantarnya:
a.    Infeksi intrauterin
b.    Tali pusat menumbung
c.    Prematuritas
d.   Distosia
(Sujiatini, 2009)


E.     Pencegahan ketuban pecah dini
            Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti cukup efektif. Yaitu dengan mengurangi aktifitas atau istirahat yang cukup pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga.
Selain itu mencegah KPD dapat di lakukan salah satunya dengan melakukan pemeriksaan ANC secara rutin kepada bidan atau petugas kesehatan lainnya minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan, (Sarwono, 2006).

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)