Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENTINGNYA VITAMIN K PADA BBL



Pentingnya Vitamin K pada BBL

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                   : BBL (Bayi baru lahir)
Sub Topik            : Pentingnya Vitamin K pada BBL
Tempat                :
Hari/ tanggal        :
Waktu                  : 09.00 WIB
Sasaran                : Ibu Balita

A.    Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta lebih memahami tentang pentingnya vitamin K pada BBL

B.     Tujuan Istruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang:
1.      Pengertian Vitamin K
2.      Sumber Vitamin K
3.      Fungsi Vitamin K
4.      Defisiensi Vitamin K
5.      Efek Samping Vitamin K
6.      Kontraindikasi

C.    Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

D.    Media dan Alat
1.      Leaflet

E.     Strategi Pelaksanaan
Tahap
Kegiatan

Waktu
Pembukaan
1.    Salam Pembuka
2.    Menjelaskan tujuan
3.    Menjelaskan jalannya penyuluhan
-    Menjawab salam
-    Mendengarkan
3 menit
Isi
1.    Menjelaskan Pengertian Vitamin K
2.    Menjelaskan Sumber Vitamin K
3.    Menjelaskan Fungsi Vitamin K
4.    Menjelaskan Defisiensi Vitamin K
5.    Menjelaskan Farmakokinetik Vitamin K
6.    Menjelaskan Efek Samping Vitamin K
7.    Menjelaskan Kontraindikasi
-    Mendengarkan penjelasan
-    Menanyakan yang belum dimengerti
20 menit
Penutup
1.    Menanyakan kembali pada peserta
2.    Memberikan reinforcement positif.
3.    Salam penutup.
-    Menjawab pertanyaan
-    Menyimak
-    Menjawab salam
7 menit.

F.     Evaluasi
1.      Jelaskan pentingnya pemberian vitamin K?
2.      Sebutkan apa saja efek samping vitamin K?
3.      Apa fungsi dari Vitamin K?




G.    Materi

PENTINGNYA Vitamin K PADA BBL

A.    Pengertian Vitamin K
Pengertian vitamin K : merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi untuk pembentukan prothrombin, faktor koagulasi II, VII, IX dan X yang harus tersedia pada tubuh dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2012).


Vitamin K adalah pemanjangan waktu prothrombin, Vitamin K untuk mencegah terjadinya pendarahan sebagai akibat dari ibu yang mendapat fenoharbital. Untuk membentuk faktor II, VII, IX dan X serta bayi yang mendapat air susu ibu (Prawirohardjo, 2010).
Vitamin K dari “koagulation-vitamin” dalam bahasa Jerman, vitamin hydrophobic yang dibutuhkan untuk modifikasi pasca-terjemah dari berbagai macam protein, terutama banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Vitamin K2 (menaguinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan defenisi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehinga tidak dapat meyebabkan molekul.
Vitamin K merupakan salah satu dari faktor pembeku darah. Vitamin K sangat penting untuk pembekuan prothrombin, yang memungkinkan darah membeku, dan ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi bari lahir. Kadar vitamin K “rendah” adalah normal, dan secara fisiologis diharapkan pada bayi baru lahir. Pada beberapa hari dan beberapa minggu awal setelah kelahiran bayi akan membentuk pasokan vitamin K dari makanan (Hidayat, 2012).
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K injeksi 1mg intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusui untuk mencegah pendarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL (Hidayat, 2012).
Jadi Vitamin K adalah salah satu imunisasi dasar pada bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya pendarahan di otak, dengan pemberian vitamin K kemungkinan akan terjadinya pembekuan darah sehingga dapat memperdapat pendarahan. Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K setelah 1 jam  skin toe skin  (IMD).

B.     Sumber Vitamin K
Ada dua jenis vitamin K alamiah, yaitu berasal dari tanaman yang larut lemak dan dari flora usus yang larut air. Asupan utama vitamin K pada bayi bersumber dari susu, hanya sebagian kecil yang berasal dari usus si bayi. Khusus bayi yang baru lahir, vitamin K juga bisa bersumber dari ibundanya saat persalinan. Namun, vitamain K dari ibu bisa tidak sampai bila terjadi gangguan plasenta dan ari-ari. Selain itu, fungsi hati, tempat metabolisme vitamin K, juga belum matang menambah resiko si kecil kekurangan vitamin K. (Hidayat, 2012).


Ada Dua Kelompok Preparat Vitamin K :
a.       Preparat Yang Larut Dalam Air (Menadion). Penggunaan preparat ini merupakan konsentrasi indikasi pada neonatus bayi, kehamilan stadium lanjut. Merupakan vitamin buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan (Prawirohardjo, 2010)
b.      Preparat yang larut dalam lemak (Fitomenadion). Kebanyakan sumber vitamin K dalam makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayur sejenis kol dan susu (Prawirohardjo, 2010)

C.    Fungsi Vitamin K
Vitamin K diperlukan untuk pembentukan tulang pada janin dan faktor-faktor pembekuan darah II, VII, IX, X. Faktor-faktor anti pembekuan dalam hati. Vitamin K berguna untuk meningkatkan biosintesis faktor pembeku darah yaitu prothrombin, faktor VII, faktor IX, faktor X hingga membantu proses pembekuan darah dan mencegah terjadinya pendarahan bila mengalami luka.

D.    Defisiensi Vitamin K
Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan pendarahan. Vitamin ini bersifat larut dalam lemak disimpan didalam hati dan dapat mengalami defisiensi pada keadaan Malabsorbsi (misalnya pada klien penyakit (oeliac).


Defisiensi vitamin K berkaitan dengan :
a.       Neonatus yang ibunya pernah mendapatkan obat-obatan anti epilepsy
b.      Noenatus (khususnya bayi yang prematur).
c.       Defisiensi makanan yang meliputi pemberian nutrisi parenteral yang lama.
d.      Malabsorbsi.
e.       Gangguan flora usus karena pemberian antibiotic.
f.       Penyakit hepar (yang meliputi penyakit yang ada kaitannya dengan konsensi alkohol)


Defisinsi vitamin K dapat menyebabkan :
a.       Hipoprotrombinemia dan menurunnya beberapa faktor pembekuan darah sehingga terjadi pendarahan spontan
b.      Mudah terjadi pendarahan, gangguan metabolisme tulang belum diketahui. Kemungkinan menyebabkan kuning pada bayi premature (Hidayat, 2012).

Kelainan Pendarahan Pada Bayi Baru Lahir
Penyakit ini telah dibagi menjadi 3 kategori :
1.      Usia Dini
Pada saat lahir atau dalam waktu 24 jam yang mengenai noenatus yang ibunya pernah mendapatkan obat-obat yang mempengaruhi metabolisme vitamin K, misalnya warfarin, fenitoin, rifambisin, dan karbamazefin.
2.      Usia Klasik
Pada usia bayi 2-7 hari ketika pendarahan umumnya terjadi dari umbilicus atau traktus gastrointestinal dan biasanya sembuh sendiri.
3.      Usia Lanjut
Pada usia 8 hari hingga 12 bulan, yang terutama terjadi pada bayi-bayi yang mendapatkan ASI. Kategori ini meliputi pendarahan intracranial dengan mendadak dengan gejala sisa yang serius. Defisiensi vitamin K dapat dipicu oleh diare malabsorbsi misalnya sesudah pemberian antibiotik dalam waktu yang lama. Faktor-faktor resiko lainnya adalah trauma lahir, diare kronis, kistik fibrosis, sindrom malabsorbsi, penyakit hati (Prawirohardjo, 2010)

E.     Efek Samping Vitamin K
Vitamin K pada bayi baru lahir telah dikaitkan dengan anemia hemolitik dan hiperbilirubenia, terutama pada bayi premature dan bayi dengan defisiensi glukosa atau defisiensi vitamin E.
Vitamin K oral secara umum ditoleransi baik, tetapi mungkin menyebabkan mual, sakit kepala, atau pusing. Pada gagal hati akan terus terdepresi.

F.     Kontraindikasi
Vitamin K paranteral harus diberikan dengan kewaspadaan pada bayi dengan bayi berat kurang dari 2,5 kg karena peningkatan resiko kernik terus.





PENUTUP

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K injeksi 1mg intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusui untuk mencegah pendarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. Hal ini karena Vitamin K merupakan salah satu dari faktor pembeku darah. Vitamin K sangat penting untuk pembekuan prothrombin, yang memungkinkan darah membeku, dan ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi bari lahir. Kadar vitamin K “rendah” adalah normal, dan secara fisiologis diharapkan pada bayi baru lahir. pemberian penyuluhan mengenai pentingnya pemberian Vitamin K pada BBL menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Sehingga dengan adanya penyuluhan mengenai vitamin K diharapkan masyarakat terutama ibu balita dapat memberikan vitamin K pada bayinya.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)