Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru
Lahir (BBL)
PENDAHULUAN
Menurut Who
Health Organization (WHO) proporsi kematian bayi baru lahir di dunia sangat
tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun dan 1,4
juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia tenggara. Hanya
sedikit negara di Asia Tenggara yang mempunyai sistem registrasi kelahiran yang
baik sehingga tidak diperoleh data yang akurat tentang jumlah kematian bayi
baru lahir atau pun kematian pada bulan pertama. Dalam Kenyataannya, penurunan
angka kematian bayi baru lahir di setiap negara di Asia Tenggara masih sangat
lambat. Perkiraan kematian yang terjadi karena tetanus adalah sekitar 550.000
lebih dari 50 % kematian yang terjadi di Afrika dan Asia Tenggara disebabkan
karena Infeksi pada tali pusat pada umumnya menjadi tempat masuk utama bakteri,
terutama apabila diberikan sesuatu yang tidak steril (Sarwono, 2008).
Merawat tali
pusat juga penting untuk mencegah tetanus neonatorum, yang dapat menyebabkan
kematian. Tubuh bayi yang baru lahir belum cukup kuat menangkal kuman infeksi.
Karena itu, tali pusat harus dalam keadaan bersih dan tetap kering sampai tali
pusat mengering, menyusut, dan lepas dari pusat bayi (Iis Sinsin, 2008).
Tetanus pada
bayi yang baru lahir disebabkan kuman Clostridium tetani. Biasanya
terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan akibat pemotongan tali pusat tidak
bersih. Selain itu, tetanus dapat disebabkan tali pusat yang diberi macam-macam
ramuan. Ibu yang tidak mendapat suntikan tetanus toksoid lengkap sewaktu hamil
akan membuat ibu dan bayi berisiko terserang kuman tetanus (Iis Sinsin, 2008).
Sehingga penulis menyusun makalah
satuan acara penyuluhan (SAP) dengan tema Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru
Lahir (BBL).
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik
: Perawatan
Bayi Baru Lahir
Subtopik :
Perawatan Tali Pusat Sehari – hari
Sasaran
: Ibu Hamil
Jumlah sasaran : 10 orang
Hari/tanggal
:
Waktu
: 30 menit
Tempat :
A.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM (TIU)
Setelah
mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang
perawatan tali pusat sehari – hari yang baik dan benar.
B.
\\
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta \dapat mengeti dan mampu menjelaskan kembali tentang perawatan
tali pusat bayi \baru lahir yang baik dan benar.
C.
MATERI
Terlampir
D.
MEDIA
1.
Materi SAP
2.
Leaplet
E.
METODE
Ceramah Tanya jawab
F.
KEGIATAN PENYULUHAN
No
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan
Ibu
|
1.
|
Pembukaan
(5 menit)
|
- Mengucapkan
salam
- Menyampaikan
tujuan
|
- Menjawab
salam
- Mendengarkan
|
2.
|
Inti
(15 menit)
|
-Memberikan
pengetahuan tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
yang baik dan benar
-Memeragakan dan melatih teknik perawatan tali pusat
yang baik dan benar
-Menggali pengalaman peserta setelah dilakukan
tindakan.
|
- Mendengarkan
-Memperhatikan
- menceritakan pengalamannya dan berdiskusi dengan mahasiswa
(penyuluh
|
3.
|
Penutup
(10 menit)
|
- Tanya
jawab
- Evaluasi
- Menyimpulkan hasil penyuluhan
- Menutup penyuluhan dengan Salam
|
- Megajukan
pertanyaan,
- Menjawab
- Menjawab
salam
|
G.
EVALUASI
Metode
Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
Jumlah soal : 4 soal
Jenis pertanyaan :
1) Apa
yang di maksud dengan perawatan tali pusat ?
2)
Apa Tujuan dari perawatan tali pusat ?
3) Apa yang
akan terjadi jika perawtan tali pusat kurang baik ?
4) Bagaimana
Cara Perawatan Tali Pusat yang benar ?
PERAWATAN
TALI PUSAT
1.
Pengertian
Tali pusat
Tali pusat
atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus umbilikalis merupakan sebuah
saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tali pusat merentang dari
umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan mempunyai panjang normal
kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan sekitar 1-2 cm, tali pusat dianggap
berukuran pendek, jika panjang normal kurang dari 40 cm. Tali pusat merupakan
jembatan penghubung antara plasenta dan janin. Jadi tali pusat tidak hanya
mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas yang ada di plasenta
yakni menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai saluran untuk
mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti urea dan
gas karbondioksida. Lalu, akan dikembalikan ke peredaran darah ibu yang
kemudian dieksresikan dari tubuh ibu (Riksani, 2012).
Tali pusat
adalah jaringan unik yang terdiri dari dua arteri dan satu vena yang tertutup
oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai Wharton’s jelly, yang
ditutup oleh satu lapisan tipis membrane mukosa (kelanjutan dari amnion).
Selama hamil, plasenta menyediakan semua nutrient untuk pertumbuhan dan
menghilangkan produk sisa secara terus-menerus melalui tali pusat. Setelah
lahir, tali pusat mengering dengan cepat, mengeras dan berubah warnanya menjadi
hitam (suatu proses yang disebut gangren kering). Proses ini dibantu oleh
paparan udara. Pembuluh umbilical tetap berfungsi selama beberapa hari, setelah
resiko infeksi masih tetap tinggi sampai tali pusat terpisah (Trotter, 2010)
Tali pusat
terdiri dari bagian maternal (desidua basalis) dan bagian
janin (vili korionik). Permukaan maternal lebih memerah dan
terbagi menjadi beberapa bagian (kotiledon). Permukaan fetal
ditutupi dengan membran amniotik dan merupakan membran yang halus serta
berwarna kelabu dengan tonjolan pembuluh darah sehingga tali pusat tidak hanya
sebagai penyalur sumber makanan dan sebagai penyaring bagi janin (Sarwono,
2010)
Jadi kesimpulnnya Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah
yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.
Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.
2.
Pengertian
Perawatan Tali Pusat
Perawatan
tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak
dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering dengan tujuan untuk
mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas
pemotongan tali pusat (Sodikin, 2009).
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat
tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi
pada tali pusat bayi, alat dan bahan yang digunakan hanya kassa steril, air dan
sabun. (Hidayat, 2009).
Perawatan
tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat dengan tindakan
sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan
kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, dan
tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat (Sodikin,2012)
Jadi
kesimpulannya perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan perawatan pada tali
pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput, dengan
tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan
luka bekas pemotongan tali pusat/ puput tali pusat.
3. Tujuan perawatan tali pusat
Tujuan dari
perawatan tali pusat menurut Sodikin (2009) ada empat, yaitu:
a.
Mencegah terjadinya infeksi.
b.
Mempercepat proses pengeringan tali pusat.
c.
Mempercepat terlepasnya tali pusat.
d.
Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali
pusat menurut Sodikin (2009), yaitu :
a.
Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat
bayi karena dapat menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
b.
Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam
keadaan kering dan bersih
c.
Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali
pusat karena akan menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
d.
Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau
ramuan apapun ke puntung tali pusat.
e.
Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat
f.
Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat,
seperti kemerahan atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi
petugas kesehatan.
g.
5.
Waktu
Perawatan Tali Pusat Waktu untuk melakukan perawatan tali pusat menurut Sodikin
(2009), yaitu :
a.
Sehabis mandi pagi atau sore.
b.
Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air
kencing atau kotoran bayi.
c.
Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.
6. Hal-hal yang akan terjadi jika perawatan tali pusat
kurang baik
Menurut Sodikin
(2012), Perawatan
tali pusat tidak steril akan mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada
bayi, diantaranya tetanus neonatorum dan omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut
ibu di tekankan untuk mengetahui tanda dan gejala adanya infeksi tali pusat
bayi mereka yang dapat disebabkan karena spora Clostridium tetani dan bakteri stapilokokus, streptokokus, atau
bakteri gram negatife. tanda dan
gejala infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau
menetek atau tidak dapat menyusu karena trismus (sebelumnya bayi menyusu
seperti biasa), adanya mulut yang mencucu seperti mulut ikan (karpermond),
mudah dan sering kejang disertai sianosis, suhu meningkat, kuduk kaku, sampai
opistotonus.
Kurangnya
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dapat menyebabkan tetanus bayi, yang
ditandai dengan :
1)
Tali pusat berwarna merah, basah, dan kotor, yang kemungkinan tapi pusat
bernanah.
2)
Kesulitan menyusui
3)
Mulut tidak bisa dibuka
4)
Kejang-kejang bila disentuh, kena sinar atau mendengar suara keras
5)
Kadang demam (Iis Sinsin, 2008).
7. Cara Perawatan Tali Pusat
Menurut rekomendasi WHO, untuk
perawatan sehari-hari tali pusat cukup dengan membersihkan tali pusat dengan
air dan sabun. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Dore membuktikan adanya
perbedaan perawatan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol
pembesih dan dibalut kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat
dengan cara alami lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan perawatan
tali pusat dengan menggunakan alkohol.
Penelitian lainnya yang dilakukan
Kurniawati menyimpulkan bahwa perawatan tali pusat dengan menggunakan prinsip
udara terbuka (tidak menutup tali pusat menggunakan kassa/pembalut), waktu yang
dibutuhkan untuk mengering lebih cepat dibandingkan perawatan tali pusat dengan
menggunakan Air Susu Ibu (ASI).
Menurut
Surat edaran tentang panduan ini, pertama kali dipublikasikan pada tahun 2004
dan sesuai dengan nasihat terbaru berdasarkan bukti yang ada (Trotter,2008b) memberitahukan
perawatan tali pusat dengan menjagalah area sekitar tali pusat agar tetap
bersih dan kering. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan membiarkan
daerah ini dan tidak memberikan apapun setelah mandi pertama kali dalam air
bersih biasa, tepuk-tepuk agar kering dengan handuk bersih. Lipat kembali
popok, pada setiap kali ganti, sampai tali pusat lepas (Trotter, 2010).
Kesimpulannya
Menurut saya, perawatan tali pusat yang baik yaitu tali pusat harus tetap
bersih dan kering ditutup dengan kasa steril tanpa dibubuhi apapun, dan juga
perlu diperhatikan adanya tanda-tanda infeksi seperti kemerahan tali pusat,
berbau dan bernanah, serta suhu tubuh bayi meningkat.
Penatalaksanaan perawatan tali pusat
(Panduan APN, 2010)
Peralatan Yang Dibutuhkan:
1.
2 Air DTT, hangat, (a) untuk membasahi dan menyabuni, (b) untuk membilas
2.
Washlap kering dan basah
3.
Sabun bayi
4.
Kassa steril
5.
1 set pakaian bayi
Prosedur Perawatan Tali Pusat:
1. Cuci
tangan.
2. Dekatkan
alat.
3. Siapkan
1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang sudah
digelar.
4. Buka
bedong bayi.
5. Lepas
bungkus tali pusat.
6. Bersihkan/
ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/ atas ke bawah.
7. Pindahkan bayi ke baju dan
bedong yang bersih.
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a. Pegang bagian ujung
b. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril
f. Tali pusat tidak dibungkus.
9. Pakaikan
popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir. Keuntungan
: Tali pusatnya tidak lembab, jik0a pipis tidak langsung mengenai tali pusat,
tetapi ke bagian popok dulu.
10. Bereskan
alat.
11. Cuci
tangan.
Comments
Post a Comment