SATUAN ACARA
PENYULUHAN ( SAP )
PERSIAPAN PERSALINAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah tugas dari seorang
ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun tidak jarang mereka merasa cemas
dalam menghadapi masalah tersebut.
Sebelum persalinan dimulai leher
rahim akan melebar 1 atau 2 cm (atau bahkan lebih jika ibu hamil sudah pernah
melahirkan). Jaringan ikat dan tulang rawan pada panggul akan rileks,
memungkinkan gerakan sendi yang lebih besar. Agar tulang panggul bisa membuka
selam persalinan dan pelahiran untuk memberi bayi ruang lebih banyak pada jalan
lahir. Pada saat bersamaan, sekresi vagina meningkat dan jaringan dinding
vagina menjadi lebih elastis.
Selama minggu akhir kehamilan, tubuh
ibu hamil mengalami perubahan yang mempersiapkan diri untuk menghadapi
persalinan. Payudara akan memproduksi banyak kolostrum. Rahim akan menjadi
lebih sensitif dan berkontraksi lebih sering, baik spontan atau sebagai respon
terhadap aktivitas dan gangguan ringan seperti gangguan berjalan, bersin dan
benturan pada perut.
Kesiapan bayi ibu untuk hidup di
luar tubuh ibu bertepatan dengan kemampuannya memproduksi berbagai substansi
yang akan memberi umpan balik pada peredaran darah ibu dan memainkan peran
penting dalam memicu perubahan yang mengawali persalinan. Kesiapan ibu itu
sendiri secara fisik maupun emosional
untuk menghadapi persalinan sangat penting.
Agar persalinan berjalan lancar dan
tidak khawatir dalam
menghadapi proses persalinan,oleh karena itu penulis menyusun makalah satuan
acara penyuluhan dengan judul “Persiapan Persalinan”.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERSIAPAN PERSALINAN
Pokok Bahasan
: Intra Natal
Care (INC)
Sub Pokok Bahasan : Persiapan Persalinan
Sasaran :
Ibu Hamil
Tempat :
Penyuluh :
Tanggal :
A.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan
selama 30
menit, Ibu hamil mampu menjelaskan macam-macam
persiapan
persalinan.
B.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang persiapan
persalinan, ibu dapat:
1. Menjelaskan pengertian persalinan
2. Menjelaskan macam-macam persalinan
3. Menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan
C.
METODE
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.
D.
MEDIA
1. Leaflet.
E.
MATERI
Terlampir
F.
KEGIATAN
NO
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
1
|
Pembukaan
|
5 Menit
|
·
Mengucapkan
salam
·
Memperkenalkan
diri
·
Kontrak
waktu
·
Menjelaskan
maksud dan tujuan pemberian pendidikan kesehatan
|
2
|
Pelaksanaan
penyampaian materi
|
10 Menit
|
·
Menjelaskan
pengertian persalinan
·
Menjelaskan
macam-macam persalinan
·
Menjelaskan
persiapan ibu menghadapi persalinan
|
3
|
Diskusi
|
15 menit
|
Tanya
jawab Peserta bertanya
|
4
|
Penutup
|
5 Menit
|
·
Menyimpulkan hasil penyuluhan.
·
Memberi saran-saran.
·
Mengucapkan
salam penutup
|
G.
EVALUASI
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian persalinan
2. Jelaskanpersiapan ibu menghadapi persalinan
H.
HASIL
1.
Sasaran dapat Menjelaskan pengertian persalinan
2.
Sasaran dapat menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan
MATERI PENYULUHAN
“PERSIAPAN PERSALINAN”
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses saat
janin dan produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur,
progresif, sering dan kuat (Barbara, 2009).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba, 2010).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servks,dan janin turun ke dalam jalan
lahir (Sarwono,2006).
Jadi,persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan cukup
bulan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan atau tanpa bantuan.
B. Macam-macam persalinan
1.
Persalinan
Normal
Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina
dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan normal
biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. (Manuaba, 2010).
Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu kekuatan
ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiganya harus
dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan adanya kekuatan
mengejan ibu, janin dapat didorong kebawah, dan masuk kerongga panggul. Saat
kepala janin memasuki ruang panggul,posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu
dekat dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan kepala janin lolos melalui
jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan selanjutnya. setelah kepala
keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan,
dan kedua kaki.
2.
Persalinan
Dibantu Alat
Jika pada fase kedua/ kala dua persalinan tidak maju dan janin tidak
juga lahir, sedangkan Anda sudah kehabisan tenaga untuk mengejan, maka dokter
akan melakukan persalinan berbantu, yaitu persalinan dengan menggunakan alat
bantu yang disebut forsep atau vakum. Jika tidak berhasil maka akan dilakukan
operasi caesar.
a. Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)
Disebut
juga ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang menggunakan cup ppenghisap
yang dapat menarik bayi keluar dengan lembut.
Cara
kerjanya sangat sederhana, yaitu vakum diletakan diatas kepala bayi, kemudian
ada selang yang menghubungkan mangkuk ke mesin yang bekerja dengan listrik atau
pompa. Alat ini berpungsi membantu menarik kepala bayi ketika Anda mengejan.
Jadi tarikan dilakukan saat Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka
penuh (FASE KEDUA) dan kepala bayi sudah berada dibagian bawah panggul.
Persalinan
dengan vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta nyawa ibu
atau anak, maupun keduanya. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu
sudah kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan segera
untuk mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum. Keadaan lain pada ibu, yaitu
adanya hipertensi (preeklamsia) juga merupakan alasan dipilihnya vakum sebagai
alat bantu persalinan. Daam keadaan demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu
kuat karena mengejan dapat mempertinggi tekanan darah dan membahayakan jiiwa
Anda. Vakum juga dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan
denyut jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai 80
kali permenit yang menandakan bahwa bayi telah mengalami kekurangan oksigen
(HIPOKSIA).
Proses
persalinannya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 10 menit. Namun, dibutuhkan
waktu sekitar 45 menit untuk menjalani seluruh prosedur.
b.
Persalinan
Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Forsep
merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam menyerupai sendok.
Berbeda dengan vakum, persalinan yang dibantu forsep bisa dilakukan meski Anda
tidak mengejan, misalnya saat terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit
jantung. Persalinan dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit
dilakukan dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa dilakukan juga
apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak baik.
Dokter
akan meletakan forsep diantara kepala bayi dan memastikan itu terkunci dengan
benar, artinya kepala bayi dicengkram dengan kuat dengan forsep. Kemudian
forsep akan ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat.
Persalinan forsep biasanya membutuhkan episiotomi.
Forsep
digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak ada tenaga, atau ibu dengan
penyakit hipertensi yang tidak boleh mengejan, forsep dapat menjadi pilihan.
Demikian pula jika terjadi gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan
harus segera dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah
dilakukan dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus
segera dilakukan.
3.
Secsio
Caesar
a. Operasi Caesar Terencana (elektif)
Pada
operasi caesar terencana (elektif), operasi caesar telah direncanakan jauh hari
sebelum jadwal melahirkan dengan mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin.
Beberapa keadaan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar
secara elektif, antara lain :
1)
Janin
dengan presentasi bokong : Dilakukan operasi caesar pada janin presentasi
bokong pada kehamilan pertama, kecurigaan janin cukp besar sehingga dapat
terjadi kemacetan persalinan (CEPALO PELVIC DISPROPORTION), janin dengan kepala
menengadah (DEFLEKSI), janin dengan lilitan tali pusat, atau janin dengan
presentasi kaki.
2)
Kehamilan
kembar : Pada kehamilan kembar dilihat presentasi terbawah janin apakah kepala,
bokong, atau melintang. Masih mungkin dilakukan persalinan pervaginam jika
persentasi kedua janin adalah kepala-kepala. Namun, dipikirkan untuk melakukan
caesar pada kasus janin pertama/terbawah selain presentasi kepala. pada USG
juga dilihat apakah masing-masing janin memiliki kantong ketuban
sendiri-sendiri yang terpisah, atau keduanya hanya memiliki satu kantong
ketuban. Pada kasus kehamilan kembar dengan janin hanya memiliki satu kantong
ketuban, resiko untuk saling mengait/menyangkut satu sama lain terjadi lebih
tinggi, sehingga perlu dilakukan caesar terencana.Pada kehamilan ganda dengan
jumlah janin lebih dari dua (misal 3 atau lebih), disarankan untuk melakukan
operasi caesar terencana.
3)
Plasenta
previa : artinya plasenta terletak dibawah dan menutupi mulut rahim. Karena
sebelum lahir janin mendapat suplai makanan dan oksigen, maka tidak mungkin
plasenta sebagai media penyuplai lahir/ lepas terlebih dulu dari janin karena
dapat mengakibatkan kematian janin. Plasenta terdiri dari banyak pembuluh
darah, lokasi plasenta yang menutupi jalan lahir, sangat rawan dengan
terjadinya pendarahan. Apabila terjadi kontraksi pada rahim, maka sebagian
plasenta yang kaya pembuluh darah ini akan terlepas dan menimbulkan pendarahan
hebat yang dapat mengancam nyawa janin dan ibu.
4)
Kondisi
medis ibu : preeklamsia, kencing manis (diabetes militus), herpes, penderita
HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru kronik, atau tumor rahim (mioma) yang
ukurannya besaratau menutupi jalan lahir, kista yang menghalangi turunnya
janin, serta berbagai keadaan lain merupakan hal-hal yang menyebabkan operasi
caesar lebih diutamakan.
5)
Masalah
pada janin : Misanya pada janin dengan oligohidramnion (cairan ketuban sedikit)
atau janin dengan gangguan perkembangan.
b.
Opereasi
Caesar Darurat (Emergency)
Yang
dimaksud operasi caesar darurat adalah jika operasi dilakukan ketika proses
persalinan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena ada masalah
pada ibu maupun janin. Beberapa keadaan yang memaksa terjadinya operasi caesar
darurat, antara lain :
1) Persalinan macet
Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase lilatasi) atau fase
kedua (ketika Anda mengejan). Jika persalinan macet pada fase pertama, dokter
akan memberi obat yang disebut oksitosin untuk menguatkan kontraksi otot-otot
rahim. Dengan demikian mulut rahim dapat membuka. Ada teknik lain, yaitu
memecahkan selaput ketuban atau memberikan cairaan infus intrafena jika Anda
kekurangan cairan /dehidrasi. Jika cara-cara itu tidak berhasil, maka operasi
caesar akan dilakukan.
Jika persalinan macet pada fase kedua, dokter harus segera memutuskan
apakah persalinan dibantu dengan vakum atau forsep atau perlu segera dilakukan
operasi caesar. Hal yang menjadi pertimbangan untuk melanjutkan
persalinan pervaginam dengan alat (berbantu) atau operasi caesar, tergantung
pada penurunan kepala janin didasar tanggul, keadaan tanggul ibu, dan ada
tidaknya kegawatan pada janin.
Persalinan macet merupakan penyebab tersering operasi caesar. Beberapa
alasan yang dijadikan pertimbangan ialah kontraksi tidak lagi efektif, janin
terlalu besar semantara jalan lahir ibu sempit, dan posisi kepala janin yang
tadak memungkinkan dilakukan penarikan dengan vakum maupun forsep.
2) Stres pada janin
Ketika janin stres, dia akan kekurangan oksigen. Pada pemeriksaan
klinik tanpak bahwa denyut jantung janin menurun. Secara normal, selama terjadi
kontraksi denyut jantung janin menurun sedikit,
namun akan kembali ke prekwensi asalnya, jika :
–
Prolaps tali pusat: jika tali pusat keluar melalui mulut rahim, dia
bisa terjepit, sehingga suplai darah dan oksigen kejanin berkurang. Keadaan ini
berbahaya jika janin dilahirkan secara normal lewat vagina, sehingga memerlukan
tindakan operasi caesar segara.
–
Perdarahan : Jika Anda mengalami perdarahan yang banyak akibat plasenta
terlepas dari rahim, atau karena alasan lain, maka harus dilakukan operasi
caesar.
–
Stres janin berat : Jika denyut jantung janin menurun sampai 70x per
menit, maka harus segera dilakukan operasi caesar. Normalnya denyut jantung
janin adalah 120/160x per menit. (wordpress.com/macam-macam-persalinan)
C. Persiapan ibu menghadapi persalinan
1.
Persiapan persalinan secara
bio/fisiologis
a. Semakin meningkat umur kehamilan,
ibu semakin merasakan pergerakan-pergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar,
pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan tidak nyaman.
b. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan
kencing, kaki bengkak
c. Kondisi otot panggul dan otot jalan
lahir mengalami penekanan
d. Keluarnya bayi itu sebagian besar
disebabkan oleh kekuatan dan kontraksi otot-otot dan sebagian lagi oleh tekanan
dari perut.
e. Kontraksi dari otot uterus dan
pelontaran bayi keluar amat dipengaruhi oleh sistem syaraf simpati,
parasimpatis dan syaraf lokal pada otot uterus
2.
Persiapan Psikologis
a. Peristiwa kelahiran bukan hanya
merupakan proses murni fisiologis belaka, akan tetapi banyak diwarnai dengan
komponen psikologis
b. Ada perbedaan yang dialami ibu yang
satu dengan yang lain
c. Pada minggu-minggu terakhir
menjelang persalinan bayinya, ibu banyak dipengaruhi oleh perasaan/emosi dan
ketegangan
d. Ibu merasa cemas dapat lahir dengan
lancar, sehat atau cacat
e. Adanya dukungan moral daripada suami
dan calon ayah
f. Kesiapan mental untuk menghadapi
proses persalinan dan meyakinkan diri sebelum proses persiapan persalinan
normal adalah suatu proses yang alami dan terbaik
g. Ibu
juga amat bahagia menyonsong kelahiran bayinya yang diidam-idamkannya.
h. Disamping itu ibu merasakan takut
terhadap darah, takut sakit, takut terjadi gangguan waktu melahirkan, bahkan
takut mati.
i.
Kecemasan
ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama besarnya dengan
kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak secara langsung
merasakan efeknya kehamilan.
Bantuan yang diberikan kepada ibu dalam rangka bimbingan persiapan
mental adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam
persalinan dengan cara :
·
Memberikan
pengertian pada ibu tentang peristiwa persalinan
·
Menunjukkan
kesediaan untuk menolong
·
Mengajak
ibu berdoa untuk menyerahkan diri dan mohon bantuan kepada Tuhan sesui dengan
agama.
b.
Berusaha
menentramkan perasaan yang mencemaskan
·
Dengan
penjelasan yang bijaksana
·
Dengan
menjawab perasaan ibu secara baik dan tidak menyinggung perasaan
c.
Memberi
gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannyapersalinan.
Misal
:
·
His/kontraksi
yang mengakibatkan rasa sakit itu penting untuk membuka jalan kelahiran
·
Mengeluarkan
anak dalam kandungan bukan saja dengan his makin kuat tetapi juga dengan cara
yang baik. Penjelasan ini banyak sekali sesuai dengan perubahan fisiologis
dalam persalinan. Perlu diingat bahwa
penjelasan harus sederhana agar mudah dimengerti oleh ibu.
d.
Ibu
harus sering ditemani karena akan merasa mendapatkan bantuan moril orang yang
simpati dengan memberi bantuan setiap saat yang diperlukan dan mendengarkan
segala keluhan penderita
e.
Mengerti
perasaan penderita
f.
Menarik
perhatian dan kepercayaan ibu dengan perhatian dan tingkah laku, bijaksana,
halus dan ramah serta sopan
g.
Berusaha
membesarkan kepercayaan dan keselamatan ibu menghadapi persalinan dengan
memberi petunjuk dan mengikutinya.
3.
Persiapan Sosial
Segi sosial merupakan akar untuk tumbuh, dalam hal ini harus
dipersiapkan mengenai unsur apa yang harus dikenal dari lingkungan sosial,
kondisi ekonomi, taraf penghidupan dan kebudayaan yang berhubungan dengan calon
ibu yang akan melahirkan.
Misal
:
a.
Malnutrisi
akan membawa akibat bagi kehamilan, ibu maupun janin
b.
Perumahan
yang tidak memenuhi syarat, ini akan menimbulkan higiene yang kurang
4.
Persiapan Kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup
yang kurang baik terhadap kehamilan dan berusaha unutk mencegah akibat itu. (Hamilton P.2008)
5.
Persiapan TABULIN (Tabungan Ibu
Bersalin)
Tabulin
adalah tabungan yang dipersiapkan untuk persalinan yang dilakukan pada pasangan
suami istri sedang dasolin atau dana social bersalin digunakan untuk
merencanakan dalam kehamilannya.
Salah satu
kegiatan ini adalah membuat tabungan ibu bersalin (tabulin). Secara psikologis,
ibu akan merasa tenang menghadapi saat
persalinan jika semua kebutuhan sudah terpenuhi. Tabulin ini biasanya
dilakukan oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, sehingga akan menjamin
akses ibu kepada petugas kesehatan. Adapun manfaat dari diadakannya tabulin ini
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai
tabungan/simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau sesudah persalinan.
b. Ibu
dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.
Tabungan yang
bersifat social ini sangat membantu warga, terutama bagi warga yang berekonomi
lemah. Proram ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam upaya mendukung program
tersebut karena penggalangan dana
tabungan dilakukan mellaui proses jimpitan. Melalui tabulin bumil diharapakan
dapat menabung sehingga saat melahirkan, tidak mengalami kesulitan biaya
persalinan karena sudah ada dana tabungan. Kegiatan ini adalah upaya yang
sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu. Meskipun demikian, cara ini
belum menjamin 100% menjamin ibu hamil selamat dari maut. Tabungan ini biasanya
dibentuk berdasarkan RW atau posyandu. Sebagai tenaga kesehatan yang akan
membantu proses kelahiran biasanya akan menetukan jumlah tabungan ibu hamil di
setiap minggu nya dan
memberi penjelasan kepada ibu
hamil betapa pentingnya manfaat tabulin sehingga ibu hamil mempunyai kesadaran
untuk membayar tabulin. (www.academia.edu/TABULIN)
6.
Persiapan Kegawatdaruratan
(BAKSOKUDA)
Persiapan yang harus diperhatikan
dalam melakukan rujukan disingkat “BAKSOKUDA” yang diartikan sebagi berikut :
a. B
(Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
b. A
(Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit, infus
set, tensimeter dan stetoskop
c. K
(keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu
(klien) ke tempat rujukan.
d. S
(Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
e. O
(Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk
f. K
(Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien)
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
g. U
(Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar rujukan
h. DA
(Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah apabila
terjadi perdarahan.
(jurnalbidandiah.blogspot.com/pelayanan-kontrasepsi-dan-rujukannya)
PENUTUP
Persalinan normal
adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau
postmatur),mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah
4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai
janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan
artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal.Persalinan
normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang
dari 24 jam.Bentuk-Bentuk Persalinan:Persalinan spontan, Persalinan Bantuan,
Persalinan Anjuran
Menjelang kelahiran sang bayi, ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Terutama barang-barang keperluan ibu dan sang bayi yang
nantinya akan dibawa ke rumah sakit.Tanda – tanda dan gejala
paling sering menjelang persalinan adalah rasa mulas,perut terasa seperti kram mirip saat menstruasi. Ada juga yang
merasa mual, kembung, dan nyeri punggung. Bahkan ada yang diare atau
pusing.Menjelang persalinan, sistem pencernaan Ibu akan melambat.Kala dalam
persalinan : Kala 1 (dari pembukaan 1 sampai lengkap),Kala II (dari
pembukaan lengkap sampai bayi lahir),Kala III (dari bayi lahir hingga plasenta
lahir).
Sehingga dengan dibuatnya makalah ini penulis
berharap ibu hamil tidak lagi cemas menghadapi persalinan dan dapat mempersiapkan
kebutuhan yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara. 2009. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
2. Hamilton P. 2008. Dasar – Dasar Keperawatan
Maternitas. Edisi 6.Jakarta : EGC.
3. Manuaba. 2010. Pengantar
Obstetri. Jakarta: EGC.
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Comments
Post a Comment