Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan



Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan 



1.      Hipovolume atau Dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penrunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon  kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vascular.
Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial., tubuh akan mengeluarkan cairan keluar sel. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu sebagai berikut :
a.       Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.
b.      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya.
c.       Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume ekstrasel berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan daerah intrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan terjadinya perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdarkan derajatnya adalah sebagai berikut.
a.       Dehidrasi berat
1)      Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 liter.
2)      Serum natrium 159-166 mEq/l.
3)      Hipotensi.
4)      Turgor kulit buruk.
5)      Oliguria, nadi, dan pernapasan meningkat.
6)      Kehilangan cairan mencapai >10% BB.
b.      Dehidrasi sedang
1)      Kehilangan cairan 2-4 L / antara 5-10% BB
2)      Serum natrium 152-158 mEq/l
3)      Mata cekung
c.       Dehidrasi ringan
1)      Kehilangan cairan mencapai 5% BB
2)      Pengeluaran cairan tersebut  sekitar 1,5-2 L

2.      Hipervolume atau Overdehidrasi
Terdapat dua manifestasi yang di timbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antar jaringan. Keadaan hipervolume dapat menyebabkan pitting edema, merupakan edema yang berada di daerah perifer atau akan mencekung setelah di tekan di daerah yang bengkak. Hal ini disebabkan karena perpimdahan cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma yang menyebabkan pengumpulan membekunya cairan ke permukaan jaringan. Kelebihan cairan vascular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan ke permukaan interstisial, sehingga menyebabkan edeme anasarka (edema yang terdapat di seluruh tubuh). Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah cairan hingga ke membarn paru-paru dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema paru adalah penumpukan sputum, dyspnea, batuk, dan suara ronki. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantung yang mengakibatkan peningkatan penekanan pada kapiler darah paru-paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru-paru.

Proses pembentukan edema
Edema adalah kelebihan cairan dalam ruang intertisial yang terlokalisai. Edema terjadi karena hal sebagai berikut.
1.      Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler akibat penambahan volume darah. Peningkatan tekanan hidrostatik mengakibatkan pergerakan cairan ke jaringan sehingga terjadi penumpukan cairan edema. Di samping itu,peningkatan tekanan hidrostatik juga berakibat meningkatnya resistansi vaskuler perifer yang kemudian meningkatkan tekanan ventrikel kiri jantung sehingga berakibat pada adanya edema pada paru. Keadaan yang dapat meimbulkan edema karena peningkatan tekanan hidrostatik gagal jantung,obstruks vena pada ibu hamil.
2.      Peningkatan 1permeabilitas kapiler seperti pada luka bakar dan infeksi. Keadaan ini memungkinkan cairan intravascular akan bergerak ke interstisial.
3.      Penurunan tekanan plasma onkotik karena kadar protein plasma rendah seperti karena malnutrisi,pemyakit ginjal,dan penyait hati. Protein plasma berfungsi menahan cairan atau volume cairan vascular atau intrasel,sehingga jika terjadi penurunan maka cairan banyak keluar ke vaskuler atau keluar sel.
4.      Bendungan aliran limfe mengakibatkan aliran terhambat,sehingga cairan masuk kembali ke kompartemen vascular.
5.      Gagal ginjal yakni pembuangan air yang tidak adekuat menimbulkan penumpukan cairan dan reabsopsi natrium yang berlebihan mengakibatkan air bertahan pada interstisial.

Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tubuh adalah volume, osmolaritas, dan komposisi. Ketidakseimbangan volume terutama memengaruhi cairan ekstraseluler (ECF) dan menyangkut kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam jumlah yang relative sama,sehingga berakibat pada kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (EFC). Ketidakseimbangan osmotic terutama memengaruhi cairan intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relative tidak seimbang. Gangguan osmotic umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hypernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini. Kadar dan kebanyakan ion didalam ruang ekstraseluler dapat beruba tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-pertikel yang aktif secara osmotic sehingga mengakibatkan perubahan komposisional.

3.      Ketidakseimbangan Volume
a.       Kekurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF). Kekurangan volume cairan ekstraseluler atau hipovolemia didefiniikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonic,yang disetai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonic seringkali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan hypernatremia. Cairan isotonik adalah cairab yang konsentrasi/kepekatannya melebihi cairan tubuh, contohnya cairan yang konsentrasi zat terlarut//kepekatannya melebihi cairran tubuh,contohnya cairan 5% dalam NaCL  ,normal, Dekstrosa 5% dalam RL, Dekstrosa 5% dalam NaCL 0,45%. Cairan hipotonik adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya kurang dari cairan tubuh,contohnya larutan Glukosa 2,5%,NaCL 0,45 % NaCL 0,33%.
b.      Kelebihan  Volume ECF. Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira sama-sama. Dengan terkumpulnya cairan isotonic yang berlebihan pada ECF (hypervolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstisial sehingga menyebabkan edema. Edema adalahh penumpukan caira interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisasi atau generalisata.

4.      Ketidakseimbangan Osmolaritas dan Perubahan Komposisional
Ketidakseimbangan osmolaritas melibatkan zat kadar terlarut dalam cairan-cairan tubuh. Oleh karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotic dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolaris (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium didalam plasma dan hypernatremia yaitu tingginya kadar natrium didalam plasma.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)