Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Dasar Transfusi Darah

Konsep Dasar Transfusi Darah





a.      Pengertian
Memindahkan/memasukkan darah seseorang (donor) kepada orang lain (klien yang memerlukannya) melalui vena.

b.      Tujuan
1)      Melaksanakan tindakan dan pengobatan serta memenuhi kebutuhan klien terhadap darah sesuai dengan program pengobatan.
2)      Menggantikan jumlah darah klien yang hilang melebihi dar jumlah tertentu.
3)      Meninggikan kadar Hb dalam tubuh.
4)      Menggantikan darah yang cocok pada bayi neonatus (exchange transfusion)
5)      Mengganti darah klien yang keracunan dan lain-lain, dnegan darah yang baru, misalnya pada klien uremia.
c.       Indikasi
1)      Klien dengan penyakit kelainan darah (misalnya anema dan leukimia).
2)      Pada pasien yang banyak kehilangan darah, misalnya pada waktu operasi besar, melahirkan, atau kecelakaan.
3)      Pada penyakt tertentu, misalnya penyakt darah (anemia, leukimia, dan lain-lain).
4)      Pada neonatus yang hiperbilirubinemia yang tidak dapat diatasi dengan terapi lain.
d.      Persiapan alat
1)      Standar infus
2)      Tranfusi set
3)      Cairan NaCl 0,9%
4)      Persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah klien, sesuai dengan kebuuhan
5)      Jarum/abocath sesuai dengan ukuran
6)      Pengalas
7)      Torniket
8)      Gunting, kasa steril
9)      Larutan antiseptik
10)  Sarung tangan bersih
e.       Cara kerja
1)      Persiapan alat-alat
a)      Untuk contoh darah, botol kecil yang bersih, demprit, dan jarum steril, formulir darah.
b)      Untuk pemberian darah kepada klien
(1)   Siapkan alat-alat untuk pemasangan infus.
(2)   Cairan garam fisiologis (NaCl 0,9%) yang dperlukan.
(3)   Darah yang dibutuhkan, yang sudah dicocokkan dengan darah klien.
2)      Persiapan klien
Klien diberitahukan dengan seksama
3)      Prosedur pelaksanaan
a)      Beri tahu dan jelaskan prosedur kepada klien
b)      Bawa alat ke dekat klien
c)      Cuci tangan
d)     Untuk contoh darah (menentukan golongan darah klien dan lain-lalinnya) dambil darah dari vena sebanyak 3 cc, lalu dimasukkan kedalam botol yang sudah tersedia dan diberi etiket yang jelas.
e)      Formulir permintaan darah diisi dan dikirim segera bersama contoh darah le bank darah.
f)       Lakukan pemasangan infus dengan cairan NaCl yang tersedia.
(1)      Hubungkan cairan NaCl 0,9% dan transfusi set dengan cara menusukkan.
(2)      Isi cairan NaCl 0,9% kedalam transfusi set denagn menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga slang terisi dan udaranya keluarkan.
(3)      Pasang pengalas
(4)      Lakukan pembendungan dengantorniket
(5)      Pakai sarung tangan
(6)      Disinfeksi daerah yang akan ditusuk lakukan penusukan dengan jarum menghadap ke atas.
(7)      Lakukan pengecekan apakah sudah mengalami vena.
(8)      Tarik jarum dan hubungkan denganslang transfusi.
(9)      Lakukan disinfeksi dengan antseptk seerti beadine lalu tutup dnegan kassa steril
(10)  Beri tanggal dan jam pelaksanaan tndakan dengan plester
(11)  Setelah NaCl 0,9% mask, kurang lebih 15 enit gant dengan darah yang sudah disiapkan
(12)  Lakukan pengecekan kembali sebelum memasukkan darah yang sudah disiapkan
(13)  Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemberian transfusi darah
(14)  Atur tetesan darah permenit sesuai denagn program
(15)  Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
(16)  Bereskan alat-alat

f.       Perhatian
1)      Periksa apakah suhu dalam botol, sesuai dengan suhu dalam tubuh normal denagn cara meraba bagian luar botolnya.
2)      Sebelum pemberian darah dilakukan, dicocokkan dengan teliti label/etiket botol darah dengan status klien yang bersangkutan.
3)      Lihat keadaan darah tersebut apakah masih baik. Bila kelihatan ada gumpalan (stolsels), darah tidak boleh diberikan.
4)      Bila pemberian akan dilakukan, darah harus bercampur rata (secara homogen) terlebih dahulu. Caranya dengan membalikkan botol perlahan-lahan smapai cairan tercampur rat.
5)      Tidakk boleh dikocok-kocok atau dipanaskan
6)      Awasi reaksi klien, terutama 15 menit pertama, apakah ada reaksi misalnya menggigil, sesak napas, urtikaria, suhu tinggi, nyeri pinggang, sakit sepanjang vena, dan lain-lain.
Bila terjadi hal demikian, slang (pipa saluran) infus/transfusi segera diklem dan beritahu dokter.
7)      Terlebih dahulu tanyakan dokter yang bersnagkutan
8)      Catat tanggal pemberian, jam, banyak darah yang diberikan nomor seri pada botol, reaksi klien, dan lain-lain.
9)      Sediakan obat-obat antialergi lengkap dengan sempritnya.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)