Pengaturan Tetesan Infus
a.
Pengertian
Menghitung kecepatan infus untuk mencegah
ketidaktepatan pemberian cairan.
b.
Tujuan
1)
Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien
dehidrasi dan syok
2)
Mencegah kelebihan cairan pada klien
c.
Persiapan Alat
Kertas dan pensil serta jam dengan jarum detik
d.
Pelaksanaan
Baca program dokter dan ikuti “Lima Benar “ untuk memastikan larutan
yang benar. Cairan IV adalah obat, dengan mengikuti lima benar akan mengurangi
kemungkinan salah obat.
e.
Cari tahu kalibrasi dalam tetes permiliter dari set infus (sesuai dengan
petunjuk ada bungkus)
1)
Tetesan mikro (mikrodrip), 1 cc = 60 tetes. Selang mikrodrip juga
desebut selang pediatri umumnya memberan 60 tetes/cc yang digunakan untuk
pemberian dengan volume kecil atau dalam jumlah yang sangat tepat.
2)
Tetesan makro (makrodrip), 1 cc =
15 tetes atau 1 cc = 20 tets
3)
Tetesan infus diatur sesuai program pengobatan, tidak boleh terlalu
cepat atau terlalu lambat
4)
Pilihlah salah satu rumus berikut
Ada dua metode untuk menghitung jumlah
tetesan, yakni sebagai berikut.
a. Jumlah milliter/jam. Jumlah tetesan dihitung engan membandingkan volume cairan yang harus
diberikan (ml) dengan lamanya pemberian (jam)
Rumus mililiter perjam
Contoh
Jika cairan infus yang tersedia 3000 ml cairan RL harus diberikan dalam
24 jam. Dengan demikian,
b. Tetesan permenit. Jumlah tetesan dihitung dengan mengalihkan jumlah cairan yang dibutuhkan
(ml) dengan faktor tetes, kemudian membaginya dengan lama pemberian (menit).
Faktor tetes ditentukan berdasarkan alat yang digunakan. Rumus pmberian cairan
adalah sebagai berikut.
Pedoman
1)
Faktor tetes makro : 20 tetes
2)
Faktor tetes mikro :
60 tetes
3)
1 kolf :
500 ml
Contoh
1)
Seorang klien datang dengan keluhan mual dan muntah yang terus-menerus.
Dari pengkajian ditemukan tanda-tanda ehidrasi sedang. Berdasarkan pemeriksaan,
klien harus mendapatkan terapi cairan interven. Dokter mengintruksikanpemberian
tiga kolf RL dalam 24 jam. Dengan demikian, jumlah tetesan infus/menit untuk
klien tersebut dalah ssebagai berikut.
2)
Jika dibutuhkan cairan infus 1000 cc dalam delapan jam dengan tetesan 20
tetes/cc berapa tetes permenit cairan tersebut harus diberikan?
Jawab:
3)
Tetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip
selama satu menit dengan jam, kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau
menurunkan kecepatan infus. Periksa kecepatan ini setiap jam. Menentukan apakah
cairan yang sedang diberikan terlalu lambat atau terlalu cepat.
4)
Dokumentasikan ada catatan perawat mengenai larutan dan eaktu. Mencatat
status intravena dan respons klien.
f.
Implikasi Keperawatan
Selama terapi intervena, perawat harus
melakukan hal sebagai berikut.
a)
Mempertahankan kepatenan infus intervena.
b)
Memenuhi kebutuhan rasa nyaman klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
dengan memenuhi kebutuhan higien personal klien dan membantu mobilisasi (misl
tuun dari tempat tidur, berjalan, makan, minum, dan lain-lain).
c)
Melakukan observasi terhadap komplikasi yang mungkin muncul, seperti
sebagai berikut:
1)
Infiltrasi, yaitu masuknya cairan ke jaringan subkutan yang sitandai
dengan bengkak, dingin, nyeri, dan terhambatnya tetesan infus.
2)
Flebitis, yaitu trauma mekanik atau iritasi kimiawi pada vena yang
ditandai dengan nyeri, panas, dan kemerahan ada vena tempat pemasangan infus.
3)
Kelebihan cairan akibat tetesan infus yang trlalu cepat, yang diandai
dengan perasaan kedinginan, adanya cairan akibat tetesan infus yang terlalu
cepat yang diandai dengan perasaan kedinginan, adanya cairan pada paaru yang
teramati pada foto toraks, dan lain-lain.
d)
Mengatur tetesan infus secara tepat. Hal-hal yang harus diperhatikan
perawat, antara lain sebagai berikut:
1)
Tetesan yang terlalu cepat dapat menyebabkan masalah pada fungsi paru
dan jantung.
2)
Tetesan yang terlalu lambat menyebabkan asupan cairan dan elektrolit
yang tidak adekuat.
e)
Mengganti botol infus. Penggantian botol dilakukan apabila cairan sudah
berada di leher botol dan teesan masih berjalan. Sebaiknya, prosedur ini
dilakukan dalam 24 jam untuk mencegah flebitis dan pembentukan trombus. Secara
umum, prosedur penggantian botol infus adalah sebagai berikut:
1)
Siapkan botol baru yang akan digunakan
2)
Klem slang infus agar tidak terjadi penghentian tetesan atau pembuntuan
darah.
3)
Tarik jarum dari botol lama dan segera tusukkan pada botol baru yang
sebelumnya sudah d disenfeksi dengan kapas alkohol 70%.
4)
Gantungkan botol kembali.
5)
Buka klem dan hitung kembali teesan secara benar.
6)
Pasang label.
7)
Catat tindakan yang dilakukan pada lembar observasi atau prosedur
tindakan.
f)
Mengganti slang infus. Prosedur ini dilakukan paling lambat setelah 3x24
jam, dan centers for disease control (CDC) menganjurkan agar tidak lebih dari 2
x 24 jam.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikt:
1)
Siapkan set infus yang baru, termasuk botol cairan infus yang
diresapkan.
2)
Alirkan cairan sepanjang slang, gantungkan botol cairan, dan tutu klem
pada standar infus.
3)
Pegang poros jarum dengan sau tangan dan tangan yang lain melepaskan
slang.
4)
Sambungkan slang yang baru ke poros jarum.
5)
Langkah selanjutnya sama dengan prosedur pemasangan infus baru.
g)
Menghentikan terapi intravena. Prosedur ini dilakukan apabila
programterapi sudah selesai jika hendak dilakukan penusukan yang baru.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1)
Tutup klem infus.
2)
Buka slang pada area penusukan samb memegang jarum.
3)
Tarik jarum secepatnya dan beri penekanan pada area bekas tusukan dengan
kapas alkohol selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan.
4)
Tutup area bekas tusukan dengan menggunakan kasa steril.
5)
Catat eaktu penghentian infus dan jumlah cairan yang masuk dan yang
terssa di botol.
Comments
Post a Comment