Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH ANTROPOLOGI 5 : LAPISAN-LAPISAN SOSIAL DAN MASYARAKAT

MAKALAH ANTROPOLOGI 5 : LAPISAN-LAPISAN SOSIAL DAN MASYARAKAT





BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material dari pada kehormatan, maka mereka yang mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi. Apabila dibandingkan dengan pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan seseorang atau sekelompok orang dalam kedudukan yang berbeda secara vertikal. Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat disajikan adalah :
1.         Pengertian lapisan sosial dan lapisan masyarakat
2.         Penyebab terjadinya lapisan sosial dan lapisan masyarakat
3.         Unsur terjadinya lapisan sosial dan lapisan masyarakat

C.      Tujuan dan Manfaat
1.         Memenuhi tugas Mata Kuliah antropologi kesehatan
2.         Sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pelapisan Sosial
1.      Pengertian Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokinbahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Boumanmenggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai demikian menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga Sosiologi”, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang lain yang bernilai ekonomis, politis, agamis, sosial maupun kultural.
Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau organisasi sosial.
Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok, setiap orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi sosial tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000)

2.      Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh system sosial masyarakat kuno.
Didalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum mengenai tulisan. Pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:
a.       Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban
b.      Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa
c.       Adanya pemimpin yang saling berpengaruh
d.      Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum
e.       Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri
f.       Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi

3.      Jenis Terjadinya Pelapisan Sosial
a.      Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang – orang yang ingin menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan sacara alamiah dengan sendirinya ( seperti takdir atau nasib ).Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.
b.      Terjadi secara disengaja
Sistem pelapisan ini memiliki tujuan khusus karena dibuat dengan unsur kesengajaan. Biasanya ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

4.      Perbedaan sistem pelapisan sosial
Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi:
a.       Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
>Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
>Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua;
>Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
>Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.
b.      System pelapisan masyarakat yang terbuka
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
Ø  Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
Ø  Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
c.       System pelapisan social campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

5.      Contoh Pelapisan Sosial
a.       Pada masyarakat kota aspek kehidupan pekerjaan, ekonomi, atau social politik lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengan di desa.
b.      Pada masyarakat desa kesenjangan (gap) antara klas eksterm dalam piramida social tidak terlalu besar.
c.       Pada masyarakat kota antara klas eksterm yang kaya dan miskin cukup besar. Di daerah pedesaan tingkatannya hanya kaya dan miskin saja.
d.      Pada umumnya masyarakt pedesaan cenderung berada pada klas menengah menurut ukuran desa, sebab orang kaya dan orang miskin sering bergeser ke kota. Kepindahan orang miskin ini disebabkan tidak mempunyai tanah, mencari pekerjaan ke kota atau ikut transmigrasi. Apa yang dibutuhkan dan diinginkan dari golongan miskin ini sering desa tidak mampu mengatasinya.

B.           Lapisan Masyarakat
1.      Terjadinya Lapisan Masyarakat
Stratifikasi berasal dari bahasa latin “stratus” yang artinya lapisan/tingkatan. Di dalam masyarakat terdapat sejumlah lapisan dengan jumlah yang berbeda-beda. Hal itu tidak lain karena di masyarakat terjadi perbedaan sosial. Seorang sosiolog Pitiram A.osorkin, dalam bukunya yang berjudul social and cultural mobility mengemukakan bahwa sistem berlapis-lapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Ia menyebut sistem berlapis-lapis dalam masyarakat itu dengan istilah social stratification.
Selanjutnya, dikatakan bahwa social stratification adalah penggolongan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat dan wujudnya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah. Bahkan pada zaman kuno dahulu, filosof Aristoteles (Yunani), mengatakan di dalam Negara ada tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang berada diantara keduanya.ucapan demikian sedikit banyak membuktikan bahwa pada zaman itu, dan sebelumnyaorang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyaikedudukan yang bertingkat-tingkat dari yang bawah sampai yang atas. Biasanya golongan lapisan masyarakat atas tifak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat komulatif. Mereka yang memilki uang banyak, akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan, sedang mereka yang mempunyai kekuasaan besar mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan.System lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi ddikenal dengan social stratification. Kata stratification berasal dari stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas yang bertingkat-tingkat (hirarkis).

2.      Dasar terjadinya lapisan masyarakat.
Lapisan-lapisan sosial masyarakat atau stratifikasi sosial dalam masyarakat bisa terjadi, dikarenakan tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban serta bertanggung jawab diantara anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan. Sehingga muncul proses dimana kemunculan itu bisa dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Kemudian lapisan masyarakat yang munculnya disengaja yang disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Dan yang menjadi faktor utama munculnya lapisan sosial sengaja adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat.
Dilihat dari prosesnya, stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, tetapi juga terdapat unsur-unsur kesengajaan untuk dibuat bertingkat-tingkat. Koencoroningrat mengemukakan bahwa sesuatu yang berharga dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
a.       Kualitas atau kepandaian.
b.      Tingkat usia atau senioritas.
c.       Sifat keaslian.
d.      Keanggotaan kaum kerabat kepala masyarakat.
e.       Pengaruh dan kekuasaan.
Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-poko sebagai berikut:
a.       Sistem lapisan mungkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat. System demikian mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidika.
b.      Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsure-unsur sebagai berikut:
·         distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan laju angka kejahatan), wewenang, dan sebagainya.
·         sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).
·         kriteria system pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
·         lambang-lambang kedudukan, tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.
·         mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
·         solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam system sosial masyarakat.

3.      Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat
Memecahkan persoalan yang di hadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta dengan peranannya. Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi, wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat.

4.      Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
• Kelas atas (upper class)
• Kelas bawah (lower class)
• Kelas menengah (middle class)
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class)

5.      Unsur-unsur Lapisan Masyarakat
·         Pertama, Sebuah lapisan yang terjadi sengaja apabila lapisan itu terbentuk secara otomatis,biasanya lapisan ini dikategorikan menurut waktu dan tempat. Misalnya kelompok-kelompok yang berusia lanjut disebut sebagai golongan tua sementara orang-orang yang masih muda disebut golongan muda. Pada lapisan ini tidak ada terjadinya pemaksaan oleh masyarakat,semuanya terjadi secara alami .
·         Kedua,lapisan yang terjadi secara sengaja. Lapisan yang ada terbentuk karena adanya sistem pembagian kekuasaan, organisasi, dan cendrung bersifat memaksa. Lapisan masyarakat seperti ini umumnya dikarena perbedaan tingkat kekuasaan. Contohnya organisasi sosial, politik, perusahaan besar dengan kata lain organisasi ini terbentuk karena adanya organisasi formal. Dalam suatu bidang pemerintah misalnya, seorang pemimpin memiliki kedudukan yang istimewa, turun sedikit kepada kaki tangannya yang memiliki posisi yang istimewa jika dibandingkan dengan masyarakat biasanya.
·         Ketiga, Kedudukan (status), masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan , yaitu Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut memperoleh karena kelahiran. Achieved status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang di sengaja. Kedudukan ini tidak diproleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu.
·         Keempat, Peranan ( role ) merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya, dia menjalankan suatu peranan. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan.

6.      Kriteria yang menjadi penyebab terbentuknya lapisan sosial dan lapisan masyarakat
a.       Pertama,Kekayaan: orang yang memiliki kekayaan paling banyak akan ditempat kan sebagai lapisan paling atas atau orang berpunya. Lapisan ini biasanya mendapatkan perlakuan yang lebih istimewa jika dibanding dengan orang-orang yang memiliki perekonomian yang rendah.
b.      Kedua, Kekuasaan : sama sperti lapisan orang nomor satu, seseorang yang memiliki kekuasaan yang teratas mempunyai wewenang yang sangat besar,sehingga lapisan ini memiliki kesempatan yang besar untuk menngatasi permasalahan sosial yang terjadi.Tetapi jika terjadi salah wewenang maka tindakan kriminal memperbudakkan orang lain mungkin saja terjadi.
c.       Ketiga, Kehormatan : pada posisi ini kedudukan seseorang tidak dipandang dari sisi kekayaan atau kekuasaan yang dimilikinya. Tapi posisi ini terbentuk karena adanya rasa hormat masyarakat kepada seseorang yang telah berjasa. Biasanya lapisan seperti ini masih banyak terjadi dimasyarakat pedesaan
d.      Keempat, Ukuran ilmu pengetahuan : Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang. Misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar professional seperti professor.
d.
7.              Teori Tentang Pelapisan Sosial Dan Pelapisan Masyarakat
Beberapa teori tentang pelapisan dicantumkan di sini :
a.       Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
b.      Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan.
c.       Pitirim A. Sorokinbahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
d.      Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
e.       Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
f.       Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
g.      Pitirin A. Sorikin bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat”.
h.      Theodorson dkk berpendapat bahwa “pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan peranan yang relative permanen yang terdapat dalam system social didalam hal perbedaan hak,pengaruh dan kekuasaan”..



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu: Terjadi dengan Sendirinya Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku. Terjadi dengan Sengaja Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.

B.     Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu: Sebagai mahasiswi /a kita harus mampu memahami lapisan-lapisan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. perbedaan itu karena orang-orang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda



DAFTAR PUSTAKA

http://wordpress.com/2011/03/23/lapisan-sosial.masyarakat.html http://www.academia.edu/9426680/teori-lapisan-sosial.
http://www.berpendidikan.com/2015/06/jenis-lapisan.sosial -.html
http://www.google.co.id/definisi-lapisan- masyarakat.html
http://www.goggle.co.id.search..kumpulan-contoh-sosial-pelapisan-.html





Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)