Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

RPP: MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF
(ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN)


Bidang studi                      : ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
Kode Bidang Studi           : Bd.333
Beban Studi                       : 5 SKS (T : 3 P : 2)
Pokok Bahasan                  : Melaksanakan asuhan kehamilan
Sub Pokok Bahasan           : Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif
-          Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
-          Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
-          Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin
Sasaran/Program study      : Mahasiswa D III Kebidanan
Waktu                                : 3 x 50 Menit
Dosen                                :

A.    STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.      Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu memahami perencanaan asuhan yang komprehensif.
2.      Kompetesi Dasar
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif.
3.      Indikator
Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif
-          Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
-          Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
-          Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin

B.     MATERI
Menjelaskan tentang:
1)      Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
2)      Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
3)      jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin

C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Diahir kegiatan pembelajaran mahasiswa dapat:
1.      Menjelaskan dan Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
2.      Menjelaskan dan Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
3.      Menjelaskan dan menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin

D.    REFERENSI
-          Wylie, Linda. 2011 . Anatomi dan fisiologi dalam Asuhan mternits. Jakarta: EGC
-          Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kandungan, penyakit kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
-          Estiwidani, Dwana., dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
-          Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1; Konsep Dasar Asuhan Kehamilan, Yogyakarta: Medical Book
-          Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan), Jakarta: Trans Info Media

E.     METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

F.     ALAT dan MEDIA
-          Laptop
-          Papan tulis
-          Spidol
-          LCD

G.    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap kegiatan
Kegiatan pengajaran
Kegiatan mahasiswa
Pembukaan
( 5 Menit )
-          Memberi salam
-          Membuka daftar hadir
-          Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
-          Penekanan pentingnya materi yang akan disampaikan
-          Memberikan apersepsi
-          Menjawab salam
-          Mendengarkan

Penyampaian materi ( 125 Menit )
-          Menjelaskan materi tentang
Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif
-          Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
-          Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
-          Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin
-          Menjawab pertanyaan mahasiswa
-          Mendengarkan dan memperhatikan dosen dengan seksama
-          Mahasiswa menanyakan hal-hal yang belum jelas di sela-sela penyajian materi
-          Memperhatikan penjelasan dosen
-          Mahasiswa mencatat materi penjelasan dosen
Rangkuman dan Evaluasi
( 15 Menit )
-          Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
-          Memberikan pertanyaan
-          Mendengarkan, memperhatikan dan memahami
-          Menjawab pertanyaan yang diajukan
Penutup
( 5 Menit )
-          Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk rajin belajar
-          Mengucapkan salam
-          Mendengarkan
-          Menjawab salam


H.    EVALUASI
SOAL
1.      Sebutkan 3 contoh ketidaknyamanan yang perlu dijelaskan pada saat konseling kepada ibu hamil!
2.      Konseling HIV/AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal apa saja?
3.      Jelaskan minimal ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan Menurut WHO!

JAWABAN
1)       
Ø  Mual dan muntah (morning sickness)
Ø  Sering berkemih
Ø  Merasa lemah dan letih
2)       
ü  Membantu klien melakukan informed consent untuk tes HIV, CD4, atau Viral load.
ü  Layanan konseling pra dan pasca tes.
ü  Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV(baik menularkan atau tertular).
ü  Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan klien.
ü  Memfasilitatsi perubahan perilaku
ü  Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan diskriminasi
ü  Kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan pengungsi)
3)       
Ø  Kunjungan I : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I)
Ø  Kunjungan II: dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada Trimester II)
Ø  Kunjungan III: dilakukan sebelum minggu 28-36 (pada TrimesterIII)
Ø  Kunjungan IV: dilakukan sebelum minggu ke-36 (pada TrimesterIII).
tetapi jika ibu mengalami gangguan kehamilannya atau mengalami tanda bahaya dalam kehamilan maka ibu segera mengunjungi tenaga kesehatan lainnya.




MATERI
MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF

A.    MENETAPKAN KEBUTUHAN UNTUK KONSELING SPESIFIK ATAU ANTICIPATORY GUIDANCE
Kebutuhan konseling pada setiap ibu hamil itu berbeda-beda dan konseling yang diberikan pun harus disesuaikan dengan usia kehamilan dan kebutuhan klien. Adapun kebutuhan konseling yang ibu hamil perlukan pada trimester I, diantaranya sebagai berikut:
1.      Kebutuhan nutrisi
Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk dipantaukarena kenaikan berat badan total wanita hamil penting untuk mengetahui berat badan wanita di awal kehamilan, dan mendukungkemajuannya. Sangatlah penting bahwa wanita hamil makan dengan polagizi yang sehat.Berat badan yang tetap atau terjadi sedikit penurunan berat badan selama trimester I adalah hal yang normal.
2.      Tanda-tanda bahaya
Yang harus diwaspadai saat kehamilan trimester I adalah terjadinya kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan dan abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya. Perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum, nyeri perut bagian bawah, danhiperemesis gravidarum.
Perdarahan pervaginam bisa disebabkan oleh abortus, kehamilan mola, dan kehamilan ektopik. Klasifikasi hipertensi gravidarum yaitu hipertensi essensial, hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia, preeklampsia dengan hipertensi kronik, serta hipertensi kronik.
Nyeri perut bagian bawah bisa disebabkan oleh kista ovarium, apendisistis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih, ataupun karena sistitis.
3.      Ketidaknyamanan yang normal pada trimester I
Ketidak nyamann yang terjadi pada trimester I adalah hal yang umum terjadi misalnya ibu hamil mengalami kelelahan, hal tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi atau anemia. Kelelahan yang berlebihan menunjukan bahwa wanita hamil tersebut mengalami tekanan psikologis atau fisiologis. Nutrisi yang kurang mungkin jugamenyebabkan kelelahan ketika wanita tersebut mengalami mual muntah.
Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi selama trimester I, yaitu:
a.     Mual dan muntah (morning sickness)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah biasanya timbul pada minggu kedua kehamilan setelah pembuahan dan terjadi kurang lebih antara minggu  ke-6 sampai bulan ke-4 kehamilan.Timbul gejala mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar dan berlemak, karena hanya akan menimbulkan rasa mual, serta makanlah selagi hangat.
Untuk mengatasi mual dan muntah di pagi hari, anjurkan ibu untuk makan makanan ringan seperti biskuit atau roti ditambah dengan teh manis hangat sebelum bangun dari tempat tidur.
Bidan menyarankan agar ibu menghubungi dokter atau bidan bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga tidak dapat makan atau minum apapun, dan juga dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi atau yang disebut dengan Hyperemesis Gravidarum
b.      Sering berkemih
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering buang air kecil (BAK). Keadaan ini terjadi pada bulan pertama kehamilan karena pada saat itu terjadi pembesaran uterus, akan tetapi pada trimester II sudah menghilang dan timbul lagi pada trimester III karena terjadi penekanan kandungkemih oleh turunnya kepala bayi. Kita harus memberitahu pada ibu bahwa jangan mengurangi pemasukan cairan/ minum untuk mengatasi masalah ini karena ibu hamil membutuhkan cairan yang lebih pada saat kehamilan.
Cara mengatasinya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam, sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke kamar mandi ketika tidur.
Oleh karena itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi ataupun teh karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, disamping bisa menyebabkan iritasi lambung. Kafein bersifat diuretik sehingga ibu menjadi sering buang air kecil akibatnya mengurangi jumlah mineral penting seperti: kalium, kalsium dan magnesium dalam tubuh.Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh padahal keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi menjaga kerja jantung dan alat-alat tubuh lain dengan baik.
c.       Merasa lemah dan letih
Rasa lelah dan capek  merupakan tanda umum kehamilan dan akan muncul sekitar 8-10 minggu pertama kehamilan. Tubuh anda berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan hormon dan metabolisme yang ada. Hormon yang semakin meningkat pun dapat mengganggu pola tidur anda.
Ada ibu hamil yang menjadi gampang mengantuk atau sebaliknya menjasi sangat susah tidur di waktu malam hari. Sekitar 90% kasus kelelahan pada wanita hamila akan menghilang sekitar minggu ke-12 kehamilan. Kelelahan juga dapat disertai dengan rasa sakit kepala. Sakit kepala yang muncul pada masa awal kehamilan disebabkan karena adanya peningkatan sirkulasi darah akibat perubahan hormonal. Metode untuk meredakannya adalah meyakinkan kembali wanita tersebut bahwa keletihan adalah hal yang normal dan bahwa keletihan akan hilang secara spontan pada trimester II. Pengetahuan ini akan membantu wanita untuk sering beristirahat selama siang hari jika memungkinkan hingga kelelahannya hilang.
Latihan ringan dan nutrisi yang baik juga dapat membantu mengatasi keletihan ini. Untuk keluhan sakit kepala bisa diatasi dengan beristirahat dan makanlah dengan porsi makan sedikit tapi sering biasanya dapat menolong. Bila sakit kepala semakin terasa berat beri tahu ibu untuk secepatnya hubungi dokter atau bidan (pada kehamilan lanjut sakit kepala dapat menjadi tanda pre-eklampsia, yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak).
d.      Perubahan mood atau emosi
Pada trimester awal kehamilan terjadi perubahan emosional menjadi tidak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormone. Hal yang bisa disarankan bidan kepada klien yang mengalami keluhan seperti ini mungkin bidan bisa memberikan konseling, misalnya menyarankan ibu agar bercerita tentang perasaannya kepada orang terdekat, bidan atau dokter. Karena ini salah satu cara untuk mengurangi emosi yang terjadi.
e.       Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.Bila ibu sering merasa seperti ingin pingsan sarankan ibu untuk segera periksa ke dokter karena kemungkinan ibu mengalami anemia.
f.       Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat mengahambat gerak peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB). Ini biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan. Tablet zat besi (iron) juga biasanya menyebabkan masalah konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna fesesmenjadi kehitaman. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan:
Ø  Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas  per  hari dalam ukuran gelas minum.
Ø  Konsumsi buah atau jus , karena  merupakan laktasif ringan alami.
Ø  Istirahat cukup, hal ini memerlukan periode istirahat pada siang hari.
Ø  Minum air hangat (misal air putih dan teh) saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik.
Ø  Makan makanan berserat, dan mengandung serat alami (misal selada, daun seledri, kulit padi).
Ø  Miliki pola defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup penyediaan waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak mengacuhkan dorongan atau menunda defekasi.
Ø  Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, mempertahankan postur yang baik, mekanisme yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur. Semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti pada usus besar.
Ø  Konsumsi laksatif  ringan, pelunak feses, dan supositoria gliserin jika ada indikasi.
Peran bidan dalam menghadapi klien yang sedang mengalami keluhan-keluhan diatas, adalah:
*      Bidan harus bisa memberikan solusi dalam mengatasi mual-muntah yang sangat dirasakan tidak nyaman oleh klien. Misal menyarankan kepada klien untuk makan sedikittapi sering, jauhkan dari makanan yang baunya merangsang yang menimbulkan perasaan ingin muntah.
*      Memberitahukan kepada ibu hamil bahwa tidak dibolehkan untuk mengkonsumsi obat-obatah diluar petunjuk dokter, karena padatrimester I ini pertumbuhan janin sedang mulai berkembang danada beberapa obat yang bisa memberi pengaruh buruk pada janin,misal tetrasiklin bisa menyebabkan kecacatan pada bayi.
*      Memberikan informasi mengenai gizi dan nutrisi apa saja yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil agar kesehatan ibu dan bayinya tetap terjaga.
4.      Aktivitas seksual
Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi seksualitas perempuan yang erat kaitannya dengan pengalaman fisiologis dan psikologis. Pasangan dapat berpartisipasi dalam aktivitas seksual tetapi menahan diri dari hubungan karena budaya tabuh terhadap aktivitas seksual selama kehamilan atau karena mitos tentang bahaya hubungan seksual selama kehamilan.
5.      General hygiene
Wanita hamil mungkin lebih sering mandi karena pada saat kehamilan, kulit menjadi lebih berminyak, berkeringat dan terjadi peningkatan keputihan. Pemberian konseling mengenai personal hygiene sangat penting diberikan dari awal kehamilan untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
6.      Promosi kesejahteraan (Promotion of Safety)
Rumah dan tempat kerja dapat menyebabkan ibu hamil terkontaminasi dari berbagai zat berbahaya. Zat berbahaya tersebut dapat masuk melalui saluran pernapasan, kontak dengan kulit dan saluran pencernaanyang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan janin.
7.      Konsumsi obat-obatan
Jika saat kehamilan trimester I seorang ibu hamil memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, sering memakai obat tanpa resep dokter hal tersebut dapat membahayakan kehamilannya, dalam hal ini peran bidan adalah membantu ibu hamil dalam meningkatkan derajat kesehatannya, dengan memberikan informasi mengenai dampak dari penggunaan kafein, obat bebas, rokok dan alkohol yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dapat membantu ibu untuk mengurangi kebisaan buruknya tersebut.

B.     KEBUTUHAN KONSELING HIV/ PMS
Konseling adalah kebutuhan proses komunikasi dengan pembahasan masalah-masalah antara individu dengan konselor (orang yang sudah mengikuti pembelajaran untuk mengatasi masalah PMS)
AIDS adalah Penyakit Menular Seksual yang paling sering didengar yang disebabkan oleh HIV (Human Imunodeficiency Virus), virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi dengan kata lain kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Selama ini ketakutan orang tentang AIDS sangat besar karena sejauh ini belum dapat disembuhkan oleh obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka tetapi obat-obatan yang ada pada saat ini belum bisa menyembuhkan hanya dapat menghambat kerja virus. Di Indonesia bayi maupun orang dewasa banyak yang sudah mngidap penyakit AIDS karena itu kita harus waspada terhadap bahaya penularan AIDS.
Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antaraklien dan konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stresdan mengambil keputusan berkaitan dengan HIV/AIDS.
Catatan khusus tentang HIV/ AIDS
§  Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena HIV/ AIDS hanya berdasarkan penampilannya.
§  AIDS tidak dapat dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan.
§  AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian.
§  AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lainnya.
§  Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa, seperti TBC, Tumor, Radang paru, Infeksi saluran pencernaan dll.
§  AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
Proses konselingtermasuk evaluasi risiko personal penularan HIV, fasilitasi pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien menghadapi hasil tes positif. (World Health Organisation) Konseling HIV/AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal:
1.      Membantu klien melakukan informed consent untuk tes HIV, CD4, atau Viral load.
2.      Layanan konseling pra dan pasca tes.
3.      Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV(baik menularkan atau tertular).
4.      Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan klien.
5.      Memfasilitatsi perubahan perilaku
6.      Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan diskriminasi
7.      Kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan pengungsi) menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari kelompok khusus yang dikucilkan masyarakat dan sebagai orang yang selalu dianggap berisiko terhadap atau telah terinfeksi HIV.
Konseling HIV/AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum:
1)      Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yang berkaitan dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan spiritualseseorang yang mengidap virus HIV atau virus lainnya.
2)      Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentang perilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarum bersama)dan membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadiyang diperlukan untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek lebihaman.
3)      Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatanmelalui pemecahan masalah kepatuhan berobat.

C.    MENETAPKAN JADWAL KUNJUNGAN SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN
Jadwal kunjungan pranatal yang direkomendasikan:
1)      Nulipara Multipara
2)      Kunjungan pertama 6-8 minggu
3)      Kunjungan kedua dalam 4 minggu setelah kunjungan pertama
4)      Kunjungan ketiga 14-16 minggu
5)      Kunjungan keempat 24-28 minggu
6)      Kunjungan kelima 32 minggu
7)      Kunjungan keenam 36 minggu
8)      Kunjungan ketujuh 38 minggu
9)      Kunjungan kedelapan 40 minggu
10)  Kunjungan kesembilan 41 minggu

Menurut WHO minimal ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan 4x: 
Ø  Kunjungan I : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I)
Ø  Kunjungan II: dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada Trimester II)
Ø  Kunjungan III: dilakukan sebelum minggu 28-36 (pada TrimesterIII)
Ø  Kunjungan IV: dilakukan sebelum minggu ke-36 (pada TrimesterIII).
tetapi jika ibu mengalami gangguan kehamilannya atau mengalami tanda bahaya dalam kehamilan maka ibu segera mengunjungi tenaga kesehatan lainnya.






Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)