RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MENGEMBANGKAN
PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF
(ASUHAN
KEBIDANAN KEHAMILAN)
Bidang studi : ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
Kode Bidang
Studi : Bd.333
Beban Studi : 5 SKS (T : 3 P : 2)
Pokok Bahasan :
Melaksanakan
asuhan kehamilan
Sub Pokok
Bahasan : Mengembangkan perencanaan
asuhan yang komprehensif
-
Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
-
Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
-
Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin
Sasaran/Program study : Mahasiswa D III Kebidanan
Waktu : 3 x 50 Menit
Dosen :
A. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1. Standar Kompetensi
Setelah
menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu memahami perencanaan asuhan yang
komprehensif.
2. Kompetesi Dasar
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mengembangkan perencanaan asuhan
yang komprehensif.
3. Indikator
Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif
-
Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
-
Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
-
Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin
B. MATERI
Menjelaskan tentang:
1)
Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
2)
Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
3)
jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Diahir
kegiatan pembelajaran mahasiswa dapat:
1.
Menjelaskan dan Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau
anticipatory guidance
2.
Menjelaskan dan Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
3.
Menjelaskan dan menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan
janin
D. REFERENSI
-
Wylie,
Linda. 2011 . Anatomi dan fisiologi dalam
Asuhan mternits. Jakarta: EGC
-
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kandungan, penyakit kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC
-
Estiwidani, Dwana., dkk. 2008. Konsep Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya
-
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan 1; Konsep Dasar Asuhan Kehamilan, Yogyakarta: Medical Book
-
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan
Kebidanan 1 (Kehamilan), Jakarta: Trans Info Media
E.
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F.
ALAT dan MEDIA
-
Laptop
-
Papan
tulis
-
Spidol
-
LCD
G.
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap
kegiatan
|
Kegiatan
pengajaran
|
Kegiatan
mahasiswa
|
Pembukaan
( 5 Menit )
|
-
Memberi salam
-
Membuka
daftar hadir
-
Menjelaskan
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
-
Penekanan
pentingnya materi yang akan disampaikan
-
Memberikan
apersepsi
|
-
Menjawab
salam
-
Mendengarkan
|
Penyampaian materi ( 125 Menit )
|
-
Menjelaskan
materi tentang
Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif
-
Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
-
Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
-
Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan janin
-
Menjawab
pertanyaan mahasiswa
|
-
Mendengarkan
dan memperhatikan dosen dengan seksama
-
Mahasiswa
menanyakan hal-hal yang belum jelas di sela-sela penyajian materi
-
Memperhatikan
penjelasan dosen
-
Mahasiswa
mencatat materi penjelasan dosen
|
Rangkuman dan Evaluasi
( 15 Menit )
|
-
Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
-
Memberikan
pertanyaan
|
-
Mendengarkan,
memperhatikan dan memahami
-
Menjawab
pertanyaan yang diajukan
|
Penutup
( 5 Menit )
|
-
Memberikan
motivasi kepada mahasiswa untuk rajin belajar
-
Mengucapkan
salam
|
-
Mendengarkan
-
Menjawab
salam
|
H.
EVALUASI
SOAL
1. Sebutkan 3 contoh
ketidaknyamanan yang perlu dijelaskan pada saat konseling kepada ibu hamil!
2. Konseling HIV/AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal apa saja?
3. Jelaskan minimal ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan Menurut
WHO!
JAWABAN
1)
Ø Mual dan muntah (morning sickness)
Ø Sering
berkemih
Ø Merasa lemah
dan letih
2)
ü Membantu klien melakukan informed consent untuk tes
HIV, CD4, atau Viral load.
ü Layanan konseling pra dan pasca tes.
ü Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap
infeksi HIV(baik menularkan atau tertular).
ü Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan
klien.
ü Memfasilitatsi perubahan perilaku
ü Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut
isu stigma dan diskriminasi
ü Kelompok-kelompok khusus
(pecandu napza, penjaja seks, laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan
pengungsi)
3)
Ø Kunjungan I : dilakukan sebelum
minggu ke-14 (pada trimester I)
Ø Kunjungan II: dilakukan sebelum
minggu ke-28 (pada Trimester II)
Ø Kunjungan III: dilakukan sebelum
minggu 28-36 (pada TrimesterIII)
Ø Kunjungan IV: dilakukan sebelum
minggu ke-36 (pada TrimesterIII).
tetapi jika ibu mengalami gangguan kehamilannya atau
mengalami tanda bahaya dalam kehamilan maka ibu segera mengunjungi tenaga
kesehatan lainnya.
MATERI
MENGEMBANGKAN
PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF
A.
MENETAPKAN KEBUTUHAN UNTUK KONSELING
SPESIFIK ATAU ANTICIPATORY GUIDANCE
Kebutuhan konseling pada setiap ibu
hamil itu berbeda-beda dan konseling yang diberikan pun harus disesuaikan
dengan usia kehamilan dan kebutuhan klien. Adapun kebutuhan konseling yang ibu
hamil perlukan pada trimester I, diantaranya sebagai berikut:
1. Kebutuhan
nutrisi
Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk
dipantaukarena kenaikan berat badan total wanita hamil penting
untuk mengetahui berat badan wanita di awal kehamilan, dan
mendukungkemajuannya. Sangatlah penting bahwa wanita hamil makan dengan
polagizi yang sehat.Berat badan yang tetap atau terjadi sedikit
penurunan berat badan selama trimester I adalah hal yang normal.
2. Tanda-tanda
bahaya
Yang harus diwaspadai saat kehamilan
trimester I adalah terjadinya kehamilan ektopik atau kehamilan di luar
kandungan dan abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya.
Perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum, nyeri perut bagian bawah,
danhiperemesis gravidarum.
Perdarahan pervaginam bisa
disebabkan oleh abortus, kehamilan mola, dan kehamilan ektopik. Klasifikasi
hipertensi gravidarum yaitu hipertensi essensial, hipertensi gestasional,
preeklampsia dan eklampsia, preeklampsia dengan hipertensi kronik, serta
hipertensi kronik.
Nyeri perut bagian bawah bisa disebabkan
oleh kista ovarium, apendisistis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang
pelvik, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran
kemih, ataupun karena sistitis.
3.
Ketidaknyamanan yang normal pada
trimester I
Ketidak nyamann yang terjadi pada
trimester I adalah hal yang umum terjadi misalnya ibu hamil mengalami
kelelahan, hal tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi atau
anemia. Kelelahan yang berlebihan menunjukan bahwa wanita hamil tersebut
mengalami tekanan psikologis atau fisiologis. Nutrisi yang kurang mungkin
jugamenyebabkan kelelahan ketika wanita tersebut mengalami mual muntah.
Beberapa
ketidaknyamanan yang terjadi selama trimester I, yaitu:
a. Mual dan muntah (morning sickness)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan. Mual dan muntah biasanya timbul pada minggu kedua kehamilan
setelah pembuahan dan terjadi kurang lebih antara minggu ke-6 sampai
bulan ke-4 kehamilan.Timbul gejala mual dan muntah terutama pada pagi hari yang
disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat
diatasi. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan makan dalam jumlah
sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar dan
berlemak, karena hanya akan menimbulkan rasa mual, serta makanlah selagi
hangat.
Untuk mengatasi mual dan muntah di pagi hari, anjurkan ibu
untuk makan makanan ringan seperti biskuit atau roti ditambah dengan teh manis
hangat sebelum bangun dari tempat tidur.
Bidan menyarankan agar ibu menghubungi dokter atau
bidan bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga tidak dapat makan atau
minum apapun, dan juga dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi atau yang
disebut dengan Hyperemesis Gravidarum
b. Sering
berkemih
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering buang air kecil (BAK). Keadaan ini terjadi pada bulan
pertama kehamilan karena pada saat itu terjadi pembesaran uterus, akan
tetapi pada trimester II sudah menghilang dan timbul lagi pada trimester III
karena terjadi penekanan kandungkemih oleh turunnya kepala bayi. Kita harus
memberitahu pada ibu bahwa jangan mengurangi pemasukan cairan/ minum untuk
mengatasi masalah ini karena ibu hamil membutuhkan cairan yang lebih pada saat
kehamilan.
Cara mengatasinya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam, sehingga wanita tidak perlu
bolak-balik ke kamar mandi ketika tidur.
Oleh karena itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum
kopi ataupun teh karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah, disamping bisa menyebabkan iritasi lambung.
Kafein bersifat diuretik sehingga ibu menjadi sering buang air kecil akibatnya
mengurangi jumlah mineral penting seperti: kalium, kalsium dan magnesium
dalam tubuh.Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh padahal
keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi menjaga kerja jantung dan alat-alat
tubuh lain dengan baik.
c. Merasa lemah
dan letih
Rasa lelah dan capek merupakan tanda umum kehamilan
dan akan muncul sekitar 8-10 minggu pertama kehamilan. Tubuh anda berusaha
menyesuaikan diri dengan perubahan hormon dan metabolisme yang ada. Hormon yang
semakin meningkat pun dapat mengganggu pola tidur anda.
Ada ibu hamil yang menjadi gampang mengantuk atau sebaliknya
menjasi sangat susah tidur di waktu malam hari. Sekitar 90% kasus kelelahan
pada wanita hamila akan menghilang sekitar minggu ke-12 kehamilan. Kelelahan
juga dapat disertai dengan rasa sakit kepala. Sakit kepala yang muncul pada
masa awal kehamilan disebabkan karena adanya peningkatan sirkulasi darah akibat
perubahan hormonal. Metode untuk meredakannya adalah meyakinkan kembali wanita
tersebut bahwa keletihan adalah hal yang normal dan bahwa keletihan akan hilang
secara spontan pada trimester II. Pengetahuan ini akan membantu wanita untuk
sering beristirahat selama siang hari jika memungkinkan hingga
kelelahannya hilang.
Latihan ringan dan nutrisi yang baik juga dapat membantu
mengatasi keletihan ini. Untuk keluhan sakit kepala bisa diatasi dengan
beristirahat dan makanlah dengan porsi makan sedikit tapi sering biasanya dapat
menolong. Bila sakit kepala semakin terasa berat beri tahu ibu untuk secepatnya
hubungi dokter atau bidan (pada kehamilan lanjut sakit kepala dapat menjadi
tanda pre-eklampsia, yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan darah
dan kaki-tangan bengkak).
d. Perubahan
mood atau emosi
Pada trimester awal kehamilan terjadi perubahan emosional
menjadi tidak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormone. Hal yang bisa
disarankan bidan kepada klien yang mengalami keluhan seperti ini mungkin bidan
bisa memberikan konseling, misalnya menyarankan ibu agar bercerita tentang
perasaannya kepada orang terdekat, bidan atau dokter. Karena ini salah satu
cara untuk mengurangi emosi yang terjadi.
e. Sinkope atau
pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.Bila ibu sering merasa
seperti ingin pingsan sarankan ibu untuk segera periksa ke dokter karena
kemungkinan ibu mengalami anemia.
f. Konstipasi
atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat mengahambat gerak
peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB).
Ini biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan. Tablet zat besi (iron)
juga biasanya menyebabkan masalah konstipasi ini selain itu zat besi tablet
akan menyebabkan warna fesesmenjadi kehitaman. Keadaan seperti ini bisa diatasi
dengan:
Ø Asupan
cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas per hari dalam ukuran gelas minum.
Ø Konsumsi
buah atau jus , karena merupakan laktasif ringan alami.
Ø Istirahat
cukup, hal ini memerlukan periode istirahat pada siang hari.
Ø Minum air
hangat (misal air putih dan teh) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik.
Ø Makan
makanan berserat, dan mengandung serat alami (misal selada, daun seledri, kulit
padi).
Ø Miliki pola
defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup penyediaan waktu yang
teratur untuk melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak mengacuhkan dorongan
atau menunda defekasi.
Ø Lakukan
latihan secara umum, berjalan setiap hari, mempertahankan postur yang baik,
mekanisme yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara
teratur. Semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah
kongesti pada usus besar.
Ø
Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses, dan supositoria
gliserin jika ada indikasi.
Peran bidan dalam menghadapi klien
yang sedang mengalami keluhan-keluhan diatas, adalah:
Bidan harus bisa memberikan solusi
dalam mengatasi mual-muntah yang sangat dirasakan tidak nyaman oleh klien.
Misal menyarankan kepada klien untuk makan sedikittapi sering, jauhkan dari
makanan yang baunya merangsang yang menimbulkan perasaan ingin muntah.
Memberitahukan kepada ibu hamil
bahwa tidak dibolehkan untuk mengkonsumsi obat-obatah diluar petunjuk
dokter, karena padatrimester I ini pertumbuhan janin sedang mulai berkembang
danada beberapa obat yang bisa memberi pengaruh buruk pada janin,misal
tetrasiklin bisa menyebabkan kecacatan pada bayi.
Memberikan informasi mengenai gizi
dan nutrisi apa saja yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil agar
kesehatan ibu dan bayinya tetap terjaga.
4. Aktivitas
seksual
Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi
seksualitas perempuan yang erat kaitannya dengan pengalaman fisiologis
dan psikologis. Pasangan dapat berpartisipasi dalam aktivitas seksual
tetapi menahan diri dari hubungan karena budaya tabuh terhadap aktivitas seksual
selama kehamilan atau karena mitos tentang bahaya hubungan seksual selama
kehamilan.
5. General
hygiene
Wanita hamil mungkin lebih sering
mandi karena pada saat kehamilan, kulit menjadi lebih berminyak, berkeringat
dan terjadi peningkatan keputihan. Pemberian konseling mengenai personal
hygiene sangat penting diberikan dari awal kehamilan untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
6. Promosi
kesejahteraan (Promotion of Safety)
Rumah dan tempat kerja dapat
menyebabkan ibu hamil terkontaminasi dari berbagai zat berbahaya. Zat berbahaya
tersebut dapat masuk melalui saluran pernapasan, kontak dengan kulit dan
saluran pencernaanyang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan janin.
7. Konsumsi
obat-obatan
Jika saat kehamilan trimester I
seorang ibu hamil memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi
alkohol, sering memakai obat tanpa resep dokter hal tersebut dapat membahayakan
kehamilannya, dalam hal ini peran bidan adalah membantu ibu hamil dalam meningkatkan
derajat kesehatannya, dengan memberikan informasi mengenai dampak dari
penggunaan kafein, obat bebas, rokok dan alkohol yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin dapat membantu ibu untuk mengurangi kebisaan buruknya
tersebut.
B. KEBUTUHAN KONSELING HIV/ PMS
Konseling adalah kebutuhan proses komunikasi dengan
pembahasan masalah-masalah antara individu dengan konselor (orang yang sudah
mengikuti pembelajaran untuk mengatasi masalah PMS)
AIDS adalah Penyakit Menular Seksual yang paling sering
didengar yang disebabkan oleh HIV (Human Imunodeficiency Virus), virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh, sehingga tubuh
menjadi lemah dalam melawan infeksi dengan kata lain kehadiran virus ini dalam
tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Selama ini
ketakutan orang tentang AIDS sangat besar karena sejauh ini belum dapat
disembuhkan oleh obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka tetapi
obat-obatan yang ada pada saat ini belum bisa menyembuhkan hanya dapat
menghambat kerja virus. Di Indonesia bayi maupun orang dewasa banyak yang sudah
mngidap penyakit AIDS karena itu kita harus waspada terhadap bahaya penularan
AIDS.
Konseling
HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antaraklien dan konselor bertujuan
meningkatkan kemampuan menghadapi stresdan mengambil keputusan berkaitan dengan
HIV/AIDS.
Catatan
khusus tentang HIV/ AIDS
§ Kita tidak bisa melihat apakah
seseorang terkena HIV/ AIDS hanya berdasarkan penampilannya.
§ AIDS tidak dapat dicegah dengan
obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan.
§ AIDS belum dapat disembuhkan dan
dapat berakibat kematian.
§ AIDS dapat menular dengan cara yang
sama dengan PMS yang lainnya.
§ Penampakan AIDS sama seperti
penyakit yang mengenai orang biasa, seperti TBC, Tumor, Radang paru, Infeksi
saluran pencernaan dll.
§ AIDS dapat dicegah dengan cara hanya
berhubungan seks dengan seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual
dengan kita, atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
Proses
konselingtermasuk evaluasi risiko personal penularan HIV, fasilitasi
pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien menghadapi
hasil tes positif. (World Health Organisation) Konseling HIV/AIDS memiliki
perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal:
1. Membantu klien melakukan informed consent untuk tes
HIV, CD4, atau Viral load.
2. Layanan konseling pra dan pasca tes.
3. Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap
infeksi HIV(baik menularkan atau tertular).
4. Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan
klien.
5. Memfasilitatsi perubahan perilaku
6. Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut
isu stigma dan diskriminasi
7. Kelompok-kelompok khusus
(pecandu napza, penjaja seks, laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan
pengungsi) menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari
kelompok khusus yang dikucilkan masyarakat dan sebagai orang yang selalu
dianggap berisiko terhadap atau telah terinfeksi HIV.
Konseling HIV/AIDS merupakan proses
dengan tiga tujuan umum:
1) Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan
yang berkaitan dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan
spiritualseseorang yang mengidap virus HIV atau virus lainnya.
2) Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi
tentang perilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarum
bersama)dan membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadiyang
diperlukan untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek lebihaman.
3) Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan
perawatanmelalui pemecahan masalah kepatuhan berobat.
C.
MENETAPKAN JADWAL KUNJUNGAN SESUAI
DENGAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN
Jadwal kunjungan pranatal yang
direkomendasikan:
1) Nulipara Multipara
2) Kunjungan pertama 6-8 minggu
3) Kunjungan kedua dalam 4 minggu
setelah kunjungan pertama
4) Kunjungan ketiga 14-16 minggu
5) Kunjungan keempat 24-28 minggu
6) Kunjungan kelima 32 minggu
7) Kunjungan keenam 36 minggu
8) Kunjungan ketujuh 38 minggu
9) Kunjungan kedelapan 40 minggu
10) Kunjungan kesembilan 41 minggu
Menurut WHO minimal ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan
4x:
Ø Kunjungan I : dilakukan sebelum
minggu ke-14 (pada trimester I)
Ø Kunjungan II: dilakukan sebelum
minggu ke-28 (pada Trimester II)
Ø Kunjungan III: dilakukan sebelum
minggu 28-36 (pada TrimesterIII)
Ø Kunjungan IV: dilakukan sebelum
minggu ke-36 (pada TrimesterIII).
tetapi jika ibu mengalami gangguan kehamilannya atau
mengalami tanda bahaya dalam kehamilan maka ibu segera mengunjungi tenaga
kesehatan lainnya.
Comments
Post a Comment