Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PADA SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DENGAN PERILAKU KEKERASAN



ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PADA SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DENGAN PERILAKU KEKERASAN


     
A. Tinjauan Kasus
      1. Pengkajian 
A.    Identitas Klien
            Nama                                       : Tn.R
            Umur                                       : 16 Tahun
            Jenis Kelamin                         : Laki-laki
            Agama                                     :
            Pendidikan                              : SMP
            Pekerjaan                                 : -
            Status Perkawinan                  : Belum Menikah
            Suku Bangsa                           :
            Alamat                                    :
            Diagnosa Medis                      : Schizofrenia Hebefrenik
            No RM                                    :
            Tanggal Masuk                        :
            Tanggal Pengkajian                 :
B.     Penanggung Jawab
            Nama                                       : Tn J
            Umur                                       : 40 tahun
            Pekerjaan                                 : Karyawan Swasta
            Agama                                     :
            Alamat                                    :
            Hubungan dengan Klien         : Ayah kandung

C.    Alasan Masuk/Faktor Presipitasi
      Pada saat dikaji pada tanggal 18 Mei 2015 klien mengatakan , klien di bawa kerumah sakit oleh ayahnya karena klien bertengkar dengan temannya yang tidak memberikan pinjaman motor. Perilaku saat dikaji penampilan rapi, berbicara cepat dan keras, klien sangat aktif, perasaan gembira berlebihan ketika diberi stimulus sedih klien menangis sambil marah-marah. interaksi selama wawancara kooperatif. Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan.

D.    Faktor Predisposi
     Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa. Masalah keperawatan : Tidak ada maslah.
1.      Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan pernah mengalami pengobatan sebelumnya namun tidak berhasil, putus obat. Masalah keperawatan: Putus obat.
2.      Trauma
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik oleh ayahnya. Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan
3.      Keluarga Yang Gangguan Jiwa
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga mengalami penyakit yang serupa dengan klien. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
4.      Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan
Klien mengatakan pernah di pukul oleh ayahnya ,klien suka berjudi, mabuk-mabukan dan narkoba. Masalah keperawatan :  Resiko perilaku kekerasan.

E.     Pemeriksaan Fisik
                 Pada saat pengkajian terdapat Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital diantaranya terdapat Tekanan Darah klien 110/80 mmhg, Nadi 80 kali permenit,respirasi 22 kali permenit,suhu 36,5 derajat celsius,berat badan 65 kg, tinggi badan 65 kg,tinggi badan 160 cm dan tidak ada keluhan fisik dari klien. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
1.      Konsep diri
a.      Citra tubuh
          Klien menyukai anggota tubuhnya. Masalah keperawatan: Tidak ada maslah
b.      Identitas diri
          Klien mengatakan bahwa klien merasa puas dengan jenis kelaminnya sebagai laki-laki. Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
c.       Peran    
Klien mengatakan perannya dalam keluarga sebagai anak.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
d.      Ideal diri
          Klien mengatakan harapannya ingin cepat pulang dan bertemu dengan keluarganya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
e.       Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya sekarang ini. Masalah keperawatan : Harga diri rendah
.
2.      Hubungan sosial
          Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya yaitu keluarga dan pacarnya. Peran serta dalm kegiatan keluarga maupun masyarakat klien sebagai anak muda, Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam bergaul baik dalam keluarga, masyarakat, dan teman sebayah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
4.      Spiritual
a.       Nilai dan keyakinan
               Klien mengatakan, klien beragama islam dan mengakui allah SWT sebagai Tuhannyah. Masalah keperawatan: tidak ada
masalah.
b.      Kegiatan beribadah
               Saat dikaji klien mengatakan jarang sholat 5 waktu. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

F.     Status mental
1.      Penampilan
            Pada saat dikaji klien berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari ujung rambut sampai ujung kaki. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
2.      Pembicaraan
           Pada saat dikaji klien berbicara cepat, bersuara lantang dan keras. Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan
3.    Aktivitas motorik
           Pada saat dikaji klien mondar-mandir berbicara cepat, suara keras dan lantang. Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan.
4. Alam perasaan
           Pada saat dikaji klien mengatakan betah berada di sini,tapi klien juga mengatakan ingin pulang dan bertemu dengan ibunya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
5.    Afek
           Saat dikaji efek klien masih labil jika diberi stimulus menyenangkan klien tertawa bahagia, jika diberi stimulus menyedihkan klien menangis sambil marah-marah. Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan
6.    Interaksi Saat Wawancara
Klien saat di wawancara kooperatif, setiap pertanyaan bisa dijawab dengan suara lantang serta keras dan bebicara cepat.  Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan.
7.    Presepsi
                       Pada saat dikaji selama dirawat klien mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi. Masalah keperawatan: Tidak ada masalah.
8.    Proses pikir
                       Pembicaraan klien tidak berpindah-pindah terfokus pada topik pembicaraan. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
9.    Isi pikir
           Pada saat dikaji, klien tidak berfikiran Waham. masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
10. Tingkat kesadaran
           Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang sekitar. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
11. Memori
a.       Jangka panjang
        Klien masih mengingat kejadian dimasa lalu, klien pernah mengalami penganiayaan fisik oleh ayahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
b.      Jangka pendek
Klien masih ingat kegiatan yang diakukan dari tadi pagi sampai saat dikaji. Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah
c.       Saat ini
       Klien dapat menyebutkan nama saya kembali saat berkenalan.Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
12.  Tingkat konsentrasi dan berhitung
            Konsentrasi klien baik,perhatian pasien tertuju pada mata pengkaji. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
13.  Kemampuan penilaian
           Klien mampu memberi keputusan,contohnya klien mencuci tangan sebelum makan.Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
14.  Daya tilik diri
           Klien mengakui dirinya sedang sakit jiwa Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

G.    Kebutuhan perencanaan pulang
1.      Makaan
                        Klien makan 3X sehari, jenis makanan sesuai yang diberikan, mampu merapihkan alat makan setelah makan. Masalah keperawatan: tidak ada masalah. BAB/BAK, Klien mampu mengontrol BAB&BAK dengan pergi ke toilet Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
2.      Mandi
                        Klien dapat mandi sendiri sesuai jadwal yang di tentukan ruangan, klien     juga mampu menggunakan alat mandi. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
3.      Berpakaian
                        Klien mampu berpakaian sendiri, dan pakaian tidak terbalik. Maaslah keperawatan : Tidak ada masalah.
4.      Nafsu makan
                        Klien mengatakan nafsu makan klien bertambah baik. Masalah        keperawatan : Tidak ada masalah.
5.      Berat badan
                        Klien mengatakn berat badan klien bertambah dari 65 kg  menjadi 67 kg Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
6.      Istirahat tidur
                        Klien mengatakan tidurnya nyenyak, dan sebelum tidur klien suka berdo’a terlebih dahulu. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
7.      Penggunaan obat
                        Penggunaan obat diberikan oleh perawat. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
8.      Pemeliharaan kesehatan
                        Klien mengatakan ketika sakit klien dibawa ke rumah sakit. Masalah keperawatan :  Tidak ada masalah.
9.      Aktivitas di dalam rumah
                        Klien megatakan suka membantu ibunya di sawah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
10.  Aktivitas diluar rumah
                        Klien mengatakan sering bermain dengan teman-temannya bermain PS. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

H.    Mekanisme Koping
Ø  Adaptif , Klien mengatakan apabila klien ada masalah, klien suka bercerita kepada Ibunya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
Ø  Mal adaptif. Klien mengatakan jika klien tersinggung atau sakit hati klien akan marah-marah dan memukul orangnya.                      Masalah keperawatan : Perilaku Kekerasan
I.       Masalah Psikologi Dan Lingkungan
§  Masalah dengan keluarga / lingkungan Klien mengatakan klien selalu berhubungan baik dengan keluarga maupun masyarakat. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
§  Pendidikan
Klien mengatakan putus sekolah sampai smp.
masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
§  Pekerjaan
Klien mengatakan, klien malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya karena klien tidak bekerja. Masalah Keperawatan : Harga diri Rendah.
·       Ekonomi
     Klien belum bekerja.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
§  Pelayanan kesehatan
Apabila klien sakit,klien dibawa ke rumah sakit.Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.

J.      Pengetahuan Tentang Penyakit
                 Klien menyadari, klien sakit jiwa. Masalah keperawatan :  Tidak ada masalah.

K.    Aspek Medis
§  Diagnosa medis: Hebephrenic cizofrenia.
§  theraphy medic
                                                            Tabel 3.1
No
Theraphy
Dosis
Cara pemberian
Waktu
1
Cholopomazine
1X1/100mg
Oral
18.00 WIB
2
Haloperidol
3x1/5mg
Oral
07.00,12.00,18.00 WIB
3
Trihexyphenidal
3x1/2mg
Oral
07.00,12.00,18.00 WIB

M. Analisa data                    
                                                            Tabel 3.2
Data yang perlu dikaji
Masalah Keperawatan

DS:  DS:Klien mengatakan mudah tersinggung ,apabila tersinggung klien akan memukul orangnya.
DO :  -  Bicara kasar
          -  Suara lantang
          - Tampak menampar rekannya                      karena tidak mau mengikuti suruhannya.
DS: Klien mengatakan, klien malu dan tidak berguna karena klien tidak bekerja.
DO: - Suara Lantang
       - Mata Merah dan Melotot


Perilaku kekerasan







Harga diri rendah

L.     Masalah Keperawatan Yang Muncul
       1. Perilaku kekerasan
       2. Harga diri rendah
            2. Diagnosa keperawatan
                 a. Perilaku kekerasan
                 b. Harga diri rendah

3. Rencana Tindakan Keperawatan
                                                                                                            Tabel 3.3
Diagnosa Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan
Rasional
TTD
Tujuan
Kriteria
Intervensi
Perilaku kekerasan
Pasien mampu:
1.       Mengidentifikasi
2.       penyebab dan tanda perilaku kekerasan .
3.       menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang dilakukan.
4.       menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan.
5.       Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
6.       mengontrol perilaku kekerasan secara fisik,sosial/verbal, spiritual,terapi psikofarmaka.









Setelah dilakukan 1X pertemuan klien mampu:
1.       Menyebutkan
2.       penyebab tanda dan gejala ,akibat perilaku kekerasan.
3.       Memperagakan cara fisik 1 untuk mengontrol perilaku kekerasan.














Setelah dilakukan  1X pertemuan klien mampu:
1.       Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.       Memperagakan cara fisik 2 untuk mengontrol perilaku kekerasan.






Setelah 1X pertemuan pasien mampu:
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.      melatihsosial/verbal untukmengontrol perilaku kekerasan.













Setelah 1X  pertemuan.pasien mampu:
1.       Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.       Memperagakan cara spritual.









Setelah 1X pertemuan pasien mampu:
1.           Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.           Memperagakan cara patuh obat.


Sp 1 (tgl .......)
1.       Identifikasi penyebab tanda gejala serta akibat perilaku kekerasan.
2.       Latih cara fisik 1 tarik nafas dalam.
3.       masukan dalam jadwal kegiatan.
















Sp 2 (tgl .......)
1.       Evaluasi kegiatan yang lalu  (sp 1).
2.       Latih cara fisik 2, pukul kasur atau bantal.
3.       Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.







Sp (3 tgl ........)
1.       Evaluasi kegiatan yang lau (sp 1 dan 2).
2.       Latih cara sosial/verbal.
-          Menolak dengan baik.
-          Meminta dengan baik.
-          Mengungkapkan dengan baik.
3.       Masukan dalam jadwal harian.











Sp 4 (Tgl ............)
o    Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1,2,3)
o    Latih secara spritual dengan cara berdo’a dan sholat.
o    Masukan dalam jadwal harian pasien.








Sp 5(tgl.........)
§  Evaluasi kegiatan lalu (sp 1,2,3,4)
§  Latih patuh obat secara teratur dengan 5b
-          Susun jadwal minum obat secara teratur.
-          Masukan dalam jadwal harian pasien.

1.       Mengetahui penyebab,tanda dan gejala serta akibat perilak kekerasan.
2.       Membuat lebih rileks dan mencegah terjadinya perilaku kekerasan.
3.       Dengan adanya jadwal kegiatan pasien tidak akan terfokus pada masalah yang dihadapinya dan akan membuat perkembangan kesehatan jiwa pasien menjadi lebih baik lagi











o    Kegiatan yang lalu merupakan indikator unuk melanjutkan intervensi sebelumnya.
o    Mengalihkan perilak kekerasan.
o    Dengan adanya jadwal kegiatan pasien tidak akan terfokus pada masalah yang di hadapinya dan akan membawa perkembangan jiwanya menjadi lebih baik.


§  Kegiatan yang lalu merupakan indikator untuk melnjutkan intervensi sebelumnya.
§  Mengajrkan klien untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik.
§  Dengan adanya jadwal kegiatan,pasien tidak akan erfokus pada masalah yang di hadapinya dan akan membuat perkembangan untuk kesehatan jiwanya.






·         Kegiatan yang lalu merupakan indikator untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
·         Metode distraksi untuk perilaku kekerasan.
·         Dengan adanya jadwal kegiatan pasien tidak akan terfokus pada maslah yang dihadipinyadan akan membuat perkembangan untuk kesehatan jiwanya.



1.       Kegiatan yang lalu merupakan indikator untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
2.       Memberikan pengetahuan cara mengkonsumsi obat yang baik dan benar.




Gangguan konsepHarga Diri Rendah.
Klien mampu :
1.       Mengidntifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2.       Menilai kemampuan yang dapat digunakan
3.       Menetapkan atau memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan.
4.       Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
5.       Merencanakn kegiatan yang sudah dilatihnya.

Setelah 1 X pertemuan klien mampu:
1.     Mengetahui kegiatan yang sudah dilakukan.
2.     Melatih berbicara dengan orang lain.


SP 1 gangguan konsep diri harga diri rendah.

1.     Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
a)       Diskusikan pada pasien bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif .
b)       Aspek positif pada pasien dalam kegiatan sehari- hari.

2.     Nilai kemampuan pertama yang
telah dipilih.
a)     Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan kegiatan yang sudah dipilih yang akan dilatih.
b)    Bersama pasien memberikan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasin.
c)     Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan yang di perlihatkan pasien.

3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
.


1.          Pengungkapan diri dan pemahaman terhadap presepsi diperlukan untuk membawa perubahan yang akan datang.
a. Menentukan kegiatan yang dilakukan klien secara berkesinambungan.
b. Menambah kemapuan klien yang positif.
2.     Menambah kegiatan klien yang akan dilakukan.
a. Membantu kegiatan klien dengan secara mandiri.
b. Membantu memilih beberapa kegiatan pasien sesuai kemampuannya.
c. Dengan mendapatlkan pujian klien akan lebih semangat dalam menggali aspek positif yang dimilikinya.
3.      Dengan adanya jadwal kegiatan  klien tidak akan terfokus pada masalah yang dihadapinya dan akan membuat perkembangan kesehatan jiwa.






Setelah dilakukan 1X pertemuan klien mampu:
1.    Menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan.
2.    Membuat jadwal kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan klien
SP 2 gangguan konsep diri harga diri rendah.
1.       Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2.       Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
3.       Latih kemampuan yang dipilih
4.       Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
1.    Kegiatan yang lalu merupakan indikator untuk meneruskan intervensi selanjutnya.
2.    Menambah aktivitas dan kreativitas klien
3.    Meningkatkan aktivitas klien dan memperkecil rasa ketidak percayaan diri klien
4.    Dengan adanya jadwal kegiatan, klien tidak akan terfokus pada masalah yang dihadapinya dan akan membuat perkembangan kesehatan jiwa pasien menjafi lebih baik lagi.



Setelah 1x pertemuan klien mampu:
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2. Menyebutkan manfaat dari program pengobatan.
SP 3 gangguan konsep diri: harga diri rendah :.
1.       Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1&2).
2.       Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
3.       Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

1.    Kegiatan yang lalu merupakan indicator untuk meneruskan intervensi selanjutnya.
2.    Menambah aktivitas dan kreativitas klien
3.    Dengan adanya jadwal kegiatan, pasien tidak akan terfokus pada masalah yang dihadapinya dan akan membuat perkembangan kesehatan jiwa pasien menjadi lebih baik.



4. Implementasi dan Evaluasi
Nama Klien          :Tn.R                                                      Diagnosa Medis   : Skizofrenia hebefrenik
Ruangan                               :Kemuning                                            No.Cm                   : A075892
Tabel 3.4
Tgl
No Diagnosa
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tindakan keperawatan
Evaluasi
18 mei 2015

09.30 Wib



















19 Mei 2015

14.30 WIB















20 Mei 2015


09.00 Wib












21 Mei 2015

15.00 Wib















22 Mei 2015
09.00 Wib













18 Mei 2015
11.00 WIB








19 Mei 2015 16.00









20 Mei 2015
11.00
1


































































































2
Perilaku kekerasan


































































































Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.




SP1Perilaku kekerasan






















SP2 Perilaku Kekerasan


















SP3
Perilaku kekerasan
















SP4
Perilaku kekerasan.


















SP5 perilaku kekerasan.















SP 1











SP 2








SP 3
Melakukan SP1 perilak kekerasan:
-          Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
-          Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
-          Mengidentifikasi perilaku kekerasan.
-          -Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
-          Membantu latihan caraperilaku kekerasan:Latihan nafas dalam
-          Memasukan dalam jadwal harian.











Melakukan SP2 Perilaku Kekerasan
-          Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
-          Melatih klien mengontrol prilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : pukul kasur dan bantal.
-          Masukan dalam jadwal harian pasien.












Melakukan SP3 perilaku kekerasan –
-          Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
-          Melatih klien mengontrol PK secara sosial/verbal.












SP4 perilaku kekerasan:
-          Mengevaluasi jadwal kegiatan  hairan klien.
-          Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
-          -menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.











Melakukan SP5 perilaku kekerasan:
-          Mengevaluasi jadwal kegiatn harian klien.
-          Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat.
-          Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian klien.








SP 1 klien mampu:
1. mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
2. Menilai kemampuan pertama yang telah dipilih.
3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.





SP 2 klien mampu:
  1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1).
  2. Memilih kemampuan yang dapat dilakukan.
  3. Melatih kemampuan yang dipilih.
  4. Memasukan dalam jadwal kegiatan klien.



SP 3 gangguan konsep diri harga diri rendah :
  1. Mengevaluasi SP yang lalu (SP 1 dan SP 2).
  2. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
  3. Masukan dalam jadwal kegiatan klien.
S: klien mengatakan mudah tersinggung, apabila tersinggung klien akan menampar orangnya.
O:
-          Klien menampar rekannya.
-          pembicaraan cepat.
-          bicara klien cepat, keras,dan lantang.
-          muka tampak merah dan mata melotot.
A: mengenal penyebab PK serta cara mengontrolnya dengan latihan fisik 1 tarik nafas dalam.
SP1P tercapai.
P:

Perawat:
Lanjutkan SP2 pada hari selasa,19 Mei 2015 pada pukul 14.30.
Klien:
Motivasi klien untuk latihan marah tarik nafas dalam sesuai jadwal harian.

S: Klien mengatakan sudah bisa mengontrol PK dengan tarik nafas dalam dan memukul kasur/bantal.
O:
-          Suara klien lantang,cepat,dan suara keras.
-          Pandangan mata tajam
A: Klien sudah mampu mengontrol PK dengan cara fisik 1 dan 2 ,SP2 tercapai.
P:
Perawat:
Lanjutkan SP3 diruang perawatan klien.
K:
Klien:
Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah dengan memukul bantal dan kasur sesuai jadwal harian.

S: klien mengatakn sudah bisa mengontrol PK dengan cara tarik nafas dalam,memukul kasur,bantal,dan menolak,meminta dan mengungkapkan dengan baik.
O:
-          klien terlihat tenang.
-          suara klien sudah tidak terlalu keras dan cepat.

A:SP3 tercapai
P:
Perawat:
Lanjutkan sp4.
Klien:
Motivasi klien untuk latihan secara sosial/verbal sesuai jadwal harian.

S:klien mengatakan sudah bisa dan melakukan cara mengontrol PK dengan tarik nafas dalam,memukul bantal dan kasur,dengan cara sosial/verbal.kalo saya marah sebaiknya saya istigfar dan rajin sholat 5waktu.
O:
-          klien kooperatif
-          -kontak mata baik.
-          suara klien tidak lantang.

A: SP4 tercapai
P:
Perawat:
Lanjutkan SP5.
Klien:
Motivasi klien untuk sholat 5waktu sesuai jadwal sholat.

S: klien mengatakan “saya minum obat 3kali sehari”
O:
-          Kontak mata baik.
-          Klien kooperatif.
-          Klien tenang.
Klien memasukan jadwal minum obat setiap pukul 7 pagi,12 siang,dan jam 6 malam.
A: SP5 tercapai.
P:
Perawat:
- evaluasi sp 1,2,3,4,5.
Klien:
Motivasi klien untuk minum obat sesuai jadwal harian.

S : Klien mengatakan  tidak berguna karena tidak bekerja.
O: klien terlihat pesimis.
A: SP 1
P : Lanjutkan SP 2.
  1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1).
  2. Memilih kemampuan yang dapat dilakukan.
  3. Melatih kemampuan yang dipilih.

S: Klien mengatakan,klien memiliki kemampuan yang dimilikinya.
0: klien tampak optimis dan percaya diri.
A: Maslah teratasi.
P: lanjut SP 3 Mengevaluasi SP yang lalu (SP 1 dan SP 2).
  1. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
  2. Masukan dalam jadwal kegiatan klien.

 S: Klien mengatakan bisa melakukan pekerjaan Rumah seperti menyapu dan membantu ibunya ke sawah.
O: klien terlihat lebih percaya diri.
A: Masalah teratasi.
P: Pertahankan SP 1, 2, dan 3.


B.     Pembahasan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. R akibat Skizofrenia Hebefrenik dengan Perilaku kekerasan akibat yang sudah dilaksanakan pada tanggal 18 Mei sampai dengan tanggal 22 Mei 2015, penulis menggunakan atau mengaplikasikan beberapa teori dan pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan tujuan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah yang sedang di hadapinya. Dalam bab ini penulis akan membahas setiap tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi pada Tn.R dengan perilaku kekerasan di Ruang XXX Rumah Sakit XXX. Penulis melakukan pengkajian tidak hanya terfokus pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan saja tetapi semua aspek dikaji sehingga tidak hanya perilaku kekerasan saja yang muncul tetapi diagnosa yang lainnya ada sesuai yang ditemukan penulis. Dalam melaksanakan proses keperawatan penulis mendapatkan dukungan dari klien, dan perawat ruangan.
1.       Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini dalam proses keperawatan merupakan langkah awal yang dilakukan penulis dalam asuhan keperawatan dan memulainya dengan membina trust dengan mengunakan komunikasi terapeutik. Satu kali pertemuan klien dapat membina trust terhadap perawat dikarenakan klien cukup kooperatif. Dalam pengumpulan data didapatkan data dari klien, perawat ruangan, dan dokumentasi diruangan. selama pengkajian Tn.R  Perilaku saat dikaji penampilan rapi, berbicara cepat dan keras, klien sangat aktif, perasaan gembira berlebihan ketika diberi stimulus sedih klien menangis sambil marah-marah afek klien labil pada saat dikaji klien berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari ujung rambut sampai ujung kaki, hubungan klien dengan keluarga, masyarakat dan teman sebayah cukup baik, topik pembicaraan klien tidak berbelit-belit, dalam diri klien di temukan adanya tanda dan gejala perilaku kekerasan sesuai dengan teori Yosef Iyus (2010) tanda dan gejala perilaku kekerasan salah satunya yaitu mata merah dan melotot, pandangan tajam muka merah dan tegang.
Pada Faktor predisposisi di dalam teori menurut Iyus (2010) yang termasuk dalam factor predisposisi yaitu, satu teori biologi yang salah satunya terdapat genitik faktor atau disebut faktor keterunan, sedangkan dalam pengkajian klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti klien. Adapun, faktor presipitasi menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali berkaitan dengan adanya riwayat perilaku anti sosial penyalah gunaan obat dan alkohol. pada saat pengkajian klien mengatakan klien pernah menggunakan obat- obatan terlarang dan alkohol. Mekanisme koping klien yaitu proyeksi dimana klien akan marah jika keinginan klien tidak dituruti dan akan menyalahkan orang tersebut sesuai dengan teori menurut Stuart dan Laria yang di kutif oleh Damaiyanti, Iskandar yaitu mekanisme koping Proyeksi. Mekanisme Koping Proyeksi adalah menyalahkan orang lain mengenai kesukaran atau keinginan yang tidak baik.
Respon adaptif klien dalam teori dan pengkajian tidak ada kesenjangan dimana respon adaptif atau respon positif dalam mengalami masalah klien selalu bercerita kepada ibunya sesuai dengan teori dimana hubungan sosialnya tidak terganggu, dan respon maladaptif atau respon negatif yang terdapat padi diri klien, tidak ada kesenjangan dengan teori dimana status rentang emosi dan ungkapan marah yang di manisfestasikan dengan fisik. Pada saat pengkajian Klien mengatakan jika klien tersinggung atau sakit hati klien akan marah-marah dan memukul orangnya.selain diagnosa keperawatan perilaku kekerasan terdapat dari hasil pengkajian , dalam aspek harga diri , klien mengatakan malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya, dan klien ingin bekerja.
2.       Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah interpretasi ilmiah dari data pengkajian yang digunakan untuk mengarahkan perencanan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Untuk membuat diagnose keperawatan apakah actual, resiko atau kesejahteraan dalam keperawatan jiwa maka ditentukan dengan membuat pohon masalah yang terdiri dari core problem, causa, effect dimana core problem adalah diagnose keperawatan actual berdasarkan prioritas. (Damaiyanti Mukhripah, Iskandar 2012:3-4)
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien perilaku kekerasan adalah:
§  Risiko mencedrai diri, orang lain, dan lingkungan.
§  Perubahan sensori dan presepsi halusinasi
Jadi, diagnosa pada perilaku kekerasan adanya perubahan sensori dan presepsi halusinasi. Sedangkan pada saat di lapangan penulis tidak menemukan tanda dan gejala halusinasi pada klien seperti klien berbicara sendiri, klien mendengar suara- suara.
Tetapi penulis menemukan masalah yang lain yaitu Harga diri rendah penulis menemukan masalah ini pada saat dikaji pada aspek harga diri dimana klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya sekarang, dan pada saat penulis menanyakan pekerjaannyah, klien mengatakan klien malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya karena klien tidak bekerja.
3.      Perencanaan Keperawatan
            Pada tahap ini penulis menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan masalah klien yaitu perilaku kekerasan dan gangguan konsep diri harga diri rendah .Dalam hal ini diharapkan klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, menilai kemampuan yang dapat digunakan, melatih kegiatan yang sudah dilatih dan menggunakan obat dengan baik dan benar.
            Dalam perencanaan keperawatan penulis tidak mendapatkan kesulitan dikarenakan klien cukup kooperatif. Pada tahap perencanaan penulis berusaha merumuskan perencanaan dengan mengarah pada penyelesaian masalah keperawatan berdasarkan teori-teori sebagai sumber litiatur sesuai dengan kondisi klien. Didalam perencanaan sesuai teori terdapat rencana tindakan Sp adapun SP pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan sebanyak 5 SP dan pada gangguan konsep diri : harga diri rendah sebanyak 3 SP.
Klien melakukan sp1, yaitu :
1.  Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2.  Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3.  Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4.  Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
   5. Membantu klien mempraktikan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1: Latihan nafas dalam. 
Klien melakukan sp 2,yaitu :  
1.        Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
2.        Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : Pukul kasur dan bantal.
3.        Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien.
Klien melakukan sp 3, yaitu :
1.      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2.      Melatih klien Mengontrol cara perilaku kekerasan dengan cara sosial/  verbal.
3.      Menganjurkan klien utuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.

Klien melakukan sp 4, yaitu :
1.        Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2.        Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spritual.
3.        Menganjurkan klien untuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.
Klien melakukan sp 5, yaitu :
1.      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
2.      Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat.
3.      Menganjurkan klien memasukan ke dalam kegiatan harian.
               Dalam melaksanakan rencana tindakan keperawatan, klien mampu melakukan Sp1 sampai dengan Sp5 sesuai dengan perencanaan . tidak mengalami kesulitan dalam menlakukan tindakan keperawatan pada diagnosa perilkau kekerasan. Dan pada diagnosa Harga diri rendah klien juga mampu melakukan sp1 sampai dengan SP 3. SP 1 gangguan konsep diri : harga dirirendah  Klien mampu :
SP 1 Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.
1.      Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki
a.       Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
b.      atau kegiatan sehari – hari pasien.
2.      Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
a.       Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan yang sudah dipilih yang akan dilatih
b.      Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien
c.       Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien.
3.      Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
a.       Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan
b.      Beri pujian atas tindakan yang dapat dilakukan klien setiap hari
c.       Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
d.      Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
e.       Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien
SP 2 gangguan konsep diri harga diri rendah.
5.    Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
6.    Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
7.    Latih kemampuan yang dipilih.
8.    Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
SP 3 gangguan konsep diri: harga diri rendah :
4.    Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1&2).
5.    Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
6.      Masukkan dalam jadwal kegiatan klie
4. Implementasi
            Dalam tahap implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan dengan rencana tindakan keperawatan yang telah di susun. pada waktu implementasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan impelemntasi dilapangan dan tidak banyak menemukan hambatan karena pada awal pengkajian penulis dan klien sudah membina trust dengan menerapkan hubungan terapeutik. Sehingga dengan adanya hubungan saling percaya dapat mempermudah penulis untuk melangkah pada proses keperawatan selanjutnya. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan implementasi  perencanaan sesuai dengan urutan standar asuhan keperawatan. Dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan diagnosa gangguan konsep diri harga diri rendah, klien mampu melakukan tindakan keperawatannya sesuai dengan SP 1 klien merasa  tidak berguna dan malu karena keadaanya dan kondisi klien yang  tidak bekerja setelah dilakukannya SP 1 sampai dengan SP 3 hanya saja poada saat dikaji klien terkadang menangis dan marah marah karena klien sedih dan merasa tidak berguna bagi kedua orang tuanya. Tetapi pada akhir SP klien melakukan SP 1 sampai dengan SP 3. Dan klien mengtakan klien mampu membantu orang tuanya pergi ke sawah, ini salah satu tanda berhasilnya rencana tindakan atau strategi pelaksanaan pada klien. adapun yang menunjang dalam pelaksanaan adalah klien bersikap kooperatif. Bukti klien bersikap kooperatif adalah klien mau mengikuti terapi aktivitas kelompok (TAK) yang dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 22 Mei 2015 sesuai dengan perencanaan dan selama kegiatan berlangsung klien cukup kooperatif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan. Penulis mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang dilakukan yaitu SP 1 sampai dengan SP 5  untuk diagnosa perilaku kekerasan dan untuk diagnosa gangguan konsep diri : harga diri rendah dengan SP1 sampai dengan SP3.
5. Evaluasi      
            Dalam tahap evaluasi penulis mendapatkan dukungan dari klien itu sendiri yang mau bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahap proses keperawatan untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan. Evaluasi yang di dapat setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien secara terus menerus pada respon klien terhadap tindakan evaluasi selama 5 hari mulai tanggal 18 Mei sampai dengan 22 Mei 2015 pada Tn.R dengan perilaku kekerasan implementasi dilakukan Sp1 sampai dengan Sp 5.

                  Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahap proses keperawatan pada ke dua diagnosa baik diagnosa perilaku kekerasan dan diagnosa gangguan konsep diri : harga diri rendah . untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan. Evaluasi yang dilakukan pada klien dilaksanakan pada akhir pertemuan dan selanjutnya dievaluasi dalam satu kali pertemuan pun beberapa rencana tindakan dapat dilakukan dan pada tahap evaluasi menunjukan keberhasilan yang cukup memuaskan dalam arti setiap kriteria evaluasi dapat tercapai. Pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan sudah teratasi ditandai dengan klien sudah tenang, bicara tidak cepat ,suara tidak keras, apabila ingin marah klien beristigfar, dan mengungkapkan keinginannya dengan baik.dan pada diagnosa gangguan konsep diri: harga diri rendah ditandai dengan klien optimis akan kemampuan dirinya, percaya diri, dan memiliki pemikiran dan perilaku positif.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)