Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

KONSEP DASAR AIR




KONSEP DASAR AIR

Air sangat berperan  dalam menjaga kelancaran sistem tubuh manusia. Komposisi air dalam tubuh rata-rata 65% atau sekitar 47 liter per orang dewasa. Setiap hari sekitar 2,5 liter harus diganti dengan air yang baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti tersebut 1,5 liter berasal dari air minum dan sekitar 1,0 liter berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi (Winarno, 1997).

1.      Sifat fisika dan kimia air
Nama Sistematis    : Air
Nama Alternatif     : Aqua, Dihidrogenmonoksida, Hidrogen hidroksida
Rumus Molekul      : H2O
Massa Molar                       : 18,0153 g/mol
Densitas dan Fase  : 0,998 g/cm³ (cair pada 20 °C) ; 0,92 g/cm³ (padat)
Titik Lebur                         : 0 oC
Titik Didih                         : 100 oC
Kalor Jenis                         : 4184 J/kg.K (cair pada 20 oC)
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O terdiri dari hidrogen (11,1888 %) dan oksigen (88,812 %), satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut universal karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan senyawa organik (Wikipedia,2012). Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat dalam molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004). Air memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Diantara sifat-sifat tersebut adalah : Air memiliki titik beku 0 oC dan titik didih 100 oC (jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan secara teoritis), sehingga pada suhu sekitar 0 oC sampai 100 oC yang merupakan suhu yang sesuai untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat menguntungkan bagi makhluk hidup, karena tanpa sifat ini, air yang terdapat pada jaringan tubuh makhluk hidup maupun yang terdapat di laut, sungai, danau dan badan perairan yang lain mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan dalam kehidupan adalah air dalam bentuk cair.

2.      Sumber Air di Alam
Pada prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Sumber air di alam terdiri atas air atmosfer, air permukaan dan air tanah (Sutrisno & Kusnoputranto, 2002).
a.      Air atmosfer
Dalam kehidupan sehari-hari,air ini dikenal sebagai air hujan. Air hujan merupakan hasil penyubliman awan atau uap menjadi air. Air hujan biasanya bersifat asam, dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer, misalnya gas karbondioksida (CO2), sulfur (S), dan nitrogen oksida (NO2) yang dapat membentuk asam lemah (Novonty dan Olem, 1994). 
Selain itu air hujan memiliki sifat agresif terutama pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi/karatan. Disamping itu air hujan ini mempunyai sifat lunak sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

b.      Air permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya, air permukaan ini akan mendapat pengotor selama pengalirannya. Jenis pengotorannya meliputi kotoran fisika, kimia dan biologi. Air permukaan ada dua macam, yaitu air sungai dan air danau atau rawa (Kodowatie,2005).
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber air baku antara lain : air waduk (berasal dari air hujan), air sungai (berasal dari air hujan dan mata air). air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air).
Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat (Sugiharto, 1985).
c.       Air Tanah
Air tanah ialah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir kepermukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978).
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada air dalam lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah adalah air bebas polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan.
Air tanah terbagi 3 yaitu, air tanah dangkal, air tanah dalam dan  mata air. Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini di peroleh pada kedalaman 15 m. Air tanah dalam terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam biasanya menggunakan bor sampai kedalaman antara 100 ­– 300 m. mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah, biasanya keluar dengan cara rembesan.

3.      Air Minum Isi Ulang (AMIU)
AMIU adalah salah satu jenis air minum yang dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu, karena telah melewati beberapa proses pengolahan tertentu. Pengolahan air minum dilakukan tergantung dari kualitas air baku yang digunakan baik pengolahan sederhana sampai dengan pengolahan yang kompleks. Pengolahan air baku ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air sehingga aman dan tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat yang menggunakannya.
Pada prinsipnya pengolahan depot AMIU terdiri dari :
a.       Pengolahan Fisik
Pengolahan fisik yaitu pengolahan ulang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang ada dalam air yang diolah. Proses ini di sebut filteralisasi dan purifikasi.
b.      Pengolahan Kimia
Pengolahan kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat kimia untuk membantu proses selanjutnya, misalnya dengan pembubuhan klor.
c.       Pengolahan Bakteriologis
d.      Suatu pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara pembubuhan bahan disinfektan.

4.      Persyaratan Air Minum
Persyaratan air minum dipengaruhi oleh kondisi negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada saat dunia dilanda krisis air karena semakin menurunnya kualitas air akibat pencemaran, maka dikeluarkan standar persyaratan kualitas air minum.
Di Indonesia, standar persyaratan kualitas air minum ditetapkan oleh Departemen Kesehatan mulai tahun 1975. Persyaratan kualitas air minum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat - syarat dan Pengawasan Kualitas air minum, meliputi persyaratan yaitu :
a.       Syarat Fisik
Air yang digunakan untuk air minum sebaiknya air yang jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dengan suhu hendaknya dibawah suhu udara (250C).
b.      Syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat mineral atau zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.
c.       Syarat mikrobiologis
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri golongan coliform dan E. coli melebihi  batas-batas yang telah ditentukan yaitu 0/100 ml air.
d.      Syarat radioaktif
Air minum bebas dari zat radioaktif.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)