Konsep Dasar Kecerdasan
(Intelegensi)
Definisi Kecerdasan
(Intelegensi)
Terdapat
beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan
bisa termasuk kretivitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaa.
Namun beberapa psikologi tidak memasukan hal-hal tadi dalam kerangka definisi
kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental
dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai
kecerdasan . Stenberg dan Slater (2007) mendefinisikannya sebagai tindakan atau
pemikiran yang bertujuan dan adaptif.
Sedangkan
pengertian intellegensi atau kecerdasan secara Etimologis yaitu berasal dari
bahasa inggris “intellegence” yang juga berasal dari bahasa latin yaitu
“intellectus dan intelligentia atau intellegere”. Teori tentang intelegensi
pertma kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 2007. Spearman
dan Wynn mengumakakan adanya konsep lama
mengenai suatu kekuatan (power) yang
dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati.
Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan
penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasala dari kata Latin
yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang
merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
Definisi kecerdasan
menurut para ahli
Menurut
para ahli : “kemampuan untuk berpikir secara abstrak (Terman)”, “Kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Colvin)”, “intelek plus
pengetahuan (Henmon)”, ”tekhnik untuk memproses informasi yang disediakan oleh
indra “(Hunt).
Menurut
Gardner :
a) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya.
b) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru
untuk dipecahkan
c) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupannya
Tujuh
macam kecerdasan menurut gardner.
a) Intelegensi linguistic verbal
b) Kecerdasan matematis logis
c) Kecerdasan ruang visual
d) Kecerdasan kinestetik atau gerakan fisik
e) Kecerdasan music
f) Kecerdasan hubungan social
g) Kecerdasan kerohanian.
Alfred
Binet, tokoh perintis pengukuran kecerdasan atau intelegensi mendefinisikan
intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a) Direction, kemampuan untuk memusatkan pada
suatu masalah yang harus dipecahkan.
b) Adaptation, kemampuan untuk mengadakan
adapatasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi
masalah
c) Critism, kemampuan untuk mengadakan kritik,
baik terhadap masalah yang dihadapi atau terhadap dirinya sendiri.
Implikasi Kecerdasan Sebagai
Suatu Kemampuan
Adapun
kecerdasan atu inteligensi manusia mempunyai implikasi sebagai suatu kemampuan
adalah sbb :
1) Kemampuan mengklasifikasi pola – pola objek
2) Seorang yang normal adalah orang yang mampu
dalam mengklasifikasikan stimulasi-stimulasi yang tidak identik ke dalam satu
kelas atau rumpun
3) Kemampuan beradaptasi (kemampuan belajar)
merupakan suatu kemampuan yang harus manusia miliki dalam kehidupannya dan
kemampuan beradaptasi ini menentukan inteligensi atau kecerdasan seseorang
apakah inteligensinya tinggi atau rendah
4) Kemampuan menalar secara deduktif yaitu
kemampuan menalar atau melogikan sesuatu dari kesimpulan menjadi paparan yang
detail
5) Kemampuan menalar secara induktif yakni
kemampuan penalaran atau melogikakan sesuatu yang berupa paparan atau
penjelasan menjadi suatu kesimpulan yang mewakili
6) Kemampuan mengembangkan konsep yaitu
kemampuan seseorang memahami suatu cara kerja objek atau fungsinya dan
kemampuannya bagaimana menginterpretasikan suatu kejadian
7) Kemampuan memahami adalah kemampuan
seseorang dalam melihat adanya hubungan atau relasi didalam suatu masalah dan
kegunaan–kegunaan hubungannya bagi pemecahan masalah tersebut.
Faktor Yang Mempengaruhi
Kecerdasan
1) Faktor Bawaan atau Biologis. Dimana faktor
ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
2) Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas. Dimana
minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu.
3) Faktor Pembentukan atau Lingkungan. Dimana
pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi.
4) Faktor Kematangan. Dimana tiap organ dalam
tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
5) Faktor Kebebasan. Hal ini berarti manusia
dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan
memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional dan indicator spiritual :
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keceardasan emosional:
Menurut
Le Dove (Goleman, 2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi
antara lain:
a) Fisik. Secara fisik bagian yang paling
menentukan atau paling berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah
anatomi saraf emosinya. Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks
(kadang kadang disebut juga neo konteks). Sebagai bagian yang berada dibagian
otak yang mengurusi emosi yaitu system limbic, tetapi sesungguhnya antara kedua
bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosi seseorang.
b) Psikis. Kecerdasan emosi selain dipengaruhi
oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri
individu.
Dimensi Kecerdasan
Emosional (EI)
Goleman
(2007)mengemukakan lima dimensi kecerdasan emosional, yaitu: kesadaran diri,
motivasi diri, pengaturan diri, empati, dan keterampilan social.
Orang
yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah mereka yang mampu
mengendalikan diri (mengendalikan gejolak emosi), memelihara dan memacu
motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah atau putus asa, mampu
mengendalikan dan mengatasi stress, mampu menerima kenyataan, dapat merasakan
kesenangan meskipun dalam kesulitan.
Indicator Kecerdasan Spiritual
kecerdasan
spiritual berkenaan dengan kecakapan internal, bawaan dari otak dan psikis
manusia, menggambarkan sumber yang paling dalam dari semesta itu sendiri.
Menurut
Zohar dan Marshall, beberapa indicator kecerdasan spiritual yang tinggi :
a) Kemampuan untuk menjadi fleksibel
b) Derajat kesadaran diri yang tinggi
c) Kecakapan untuk menghadapi dan menggunakan
serangan
d) Kecakapan untuk menghaapi dan menyalurkan
rasa sakit
e) Kualitas untuk terilhami oleh visi dan nilai
f) Enggan melakukan hal yang merugikan
g) Kecenderungan melihat hubungan antar hal
yang berbeda
h) Ditandai oleh kecenderungan untuk bertanya
mengapa, mencari jawaban dasar
i) Mandiri, menentang tradisi
Pengukuran Taraf
Kecerdasan
Salah
satu uji kecerdasan yang diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik
atau IQ. Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau
tes tampilan (performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat
bantu komputer. Alat uji kecerdasan yang biasa di pergunakan adalah :
1) Stanford-Binnet intelligence scale
2) Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa
turunan alat uji seperti : WB (untuk dewasa), WAIS
(untuk dewasa versi lebih baru), WISC (untuk anak usia sekolah), WPPSI (untuk
anak pra sekolah)
3) IST
4) TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
5) FRT
6) PM-60, PM Advance
Tapi
ada kelemahan dari alat uji kecerdasan ini adalah terdapat bias budaya, bahasa
dan lingkungan yang memengaruhinya. Kekecewaan terhadap tes IQ konvensional
menimbulkan pengembangan sejumlah teori alternatif, yang semuanya menegaskan
bahwa kecerdasan adalah hasil dari sejumlah kemampuan independen yang
berkonstribusi secara unik terhadap tampilan manusia.
Stephen
Jay Gould adalah salah satu tokoh yang mengkritik teori kecerdasan. Dalam
bukunya The Mismeasure of Man (Kesalahan Ukur Manusia), ia mengemukakan bahwa
kecerdasan sebenarnya tak bisa diukur, dan juga mempertanyakan sudut pandang
hereditarian atas kecerdasan.
Comments
Post a Comment