Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Dasar Kecerdasan (Intelegensi)



Konsep Dasar Kecerdasan (Intelegensi)


Definisi Kecerdasan (Intelegensi)

Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kretivitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaa. Namun beberapa psikologi tidak memasukan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan . Stenberg dan Slater (2007) mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif.
Sedangkan pengertian intellegensi atau kecerdasan secara Etimologis yaitu berasal dari bahasa inggris “intellegence” yang juga berasal dari bahasa latin yaitu “intellectus dan intelligentia atau intellegere”. Teori tentang intelegensi pertma kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 2007. Spearman dan Wynn  mengumakakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang  dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasala dari kata Latin yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.

Definisi kecerdasan menurut para ahli

Menurut para ahli : “kemampuan untuk berpikir secara abstrak (Terman)”, “Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Colvin)”, “intelek plus pengetahuan (Henmon)”, ”tekhnik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra “(Hunt).
Menurut Gardner :
a)    Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
b)    Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan
c)    Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupannya

Tujuh macam kecerdasan menurut gardner.
a)    Intelegensi linguistic verbal
b)    Kecerdasan matematis logis
c)    Kecerdasan ruang visual
d)    Kecerdasan kinestetik atau gerakan fisik
e)    Kecerdasan music
f)     Kecerdasan hubungan social
g)    Kecerdasan kerohanian.

Alfred Binet, tokoh perintis pengukuran kecerdasan atau intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a)    Direction, kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan.
b)    Adaptation, kemampuan untuk mengadakan adapatasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah
c)    Critism, kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi atau terhadap dirinya sendiri.

Implikasi Kecerdasan Sebagai Suatu Kemampuan

Adapun kecerdasan atu inteligensi manusia mempunyai implikasi sebagai suatu kemampuan adalah sbb :
1)    Kemampuan mengklasifikasi pola – pola objek
2)    Seorang yang normal adalah orang yang mampu dalam mengklasifikasikan stimulasi-stimulasi yang tidak identik ke dalam satu kelas atau rumpun
3)    Kemampuan beradaptasi (kemampuan belajar) merupakan suatu kemampuan yang harus manusia miliki dalam kehidupannya dan kemampuan beradaptasi ini menentukan inteligensi atau kecerdasan seseorang apakah inteligensinya tinggi atau rendah
4)    Kemampuan menalar secara deduktif yaitu kemampuan menalar atau melogikan sesuatu dari kesimpulan menjadi paparan yang detail
5)    Kemampuan menalar secara induktif yakni kemampuan penalaran atau melogikakan sesuatu yang berupa paparan atau penjelasan menjadi suatu kesimpulan yang mewakili
6)    Kemampuan mengembangkan konsep yaitu kemampuan seseorang memahami suatu cara kerja objek atau fungsinya dan kemampuannya bagaimana menginterpretasikan suatu kejadian
7)    Kemampuan memahami adalah kemampuan seseorang dalam melihat adanya hubungan atau relasi didalam suatu masalah dan kegunaan–kegunaan hubungannya bagi pemecahan masalah tersebut.

Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan

1)    Faktor Bawaan atau Biologis. Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
2)    Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas. Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
3)    Faktor Pembentukan atau Lingkungan. Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
4)    Faktor Kematangan. Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
5)    Faktor Kebebasan. Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional dan indicator spiritual :

Faktor-faktor yang mempengaruhi keceardasan emosional:

Menurut Le Dove (Goleman, 2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain:
a)    Fisik. Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya. Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks (kadang kadang disebut juga neo konteks). Sebagai bagian yang berada dibagian otak yang mengurusi emosi yaitu system limbic, tetapi sesungguhnya antara kedua bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosi seseorang.
b)    Psikis. Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.

Dimensi Kecerdasan Emosional (EI)

Goleman (2007)mengemukakan lima dimensi kecerdasan emosional, yaitu: kesadaran diri, motivasi diri, pengaturan diri, empati, dan keterampilan social.
Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah mereka yang mampu mengendalikan diri (mengendalikan gejolak emosi), memelihara dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah atau putus asa, mampu mengendalikan dan mengatasi stress, mampu menerima kenyataan, dapat merasakan kesenangan meskipun dalam kesulitan.

Indicator Kecerdasan Spiritual

kecerdasan spiritual berkenaan dengan kecakapan internal, bawaan dari otak dan psikis manusia, menggambarkan sumber yang paling dalam dari semesta itu sendiri.
Menurut Zohar dan Marshall, beberapa indicator kecerdasan spiritual yang tinggi :
a)    Kemampuan untuk menjadi fleksibel
b)    Derajat kesadaran diri yang tinggi
c)    Kecakapan untuk menghadapi dan menggunakan serangan
d)    Kecakapan untuk menghaapi dan menyalurkan rasa sakit
e)    Kualitas untuk terilhami oleh visi dan nilai
f)     Enggan melakukan hal yang merugikan
g)    Kecenderungan melihat hubungan antar hal yang berbeda
h)   Ditandai oleh kecenderungan untuk bertanya mengapa, mencari jawaban dasar
i)     Mandiri, menentang tradisi

Pengukuran Taraf Kecerdasan

Salah satu uji kecerdasan yang diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik atau IQ. Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan (performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat bantu komputer. Alat uji kecerdasan yang biasa di pergunakan adalah :
1)    Stanford-Binnet intelligence scale
2)    Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti : WB (untuk dewasa),     WAIS (untuk dewasa versi lebih baru), WISC (untuk anak usia sekolah), WPPSI (untuk anak pra sekolah)
3)    IST
4)    TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
5)    FRT
6)    PM-60, PM Advance

Tapi ada kelemahan dari alat uji kecerdasan ini adalah terdapat bias budaya, bahasa dan lingkungan yang memengaruhinya. Kekecewaan terhadap tes IQ konvensional menimbulkan pengembangan sejumlah teori alternatif, yang semuanya menegaskan bahwa kecerdasan adalah hasil dari sejumlah kemampuan independen yang berkonstribusi secara unik terhadap tampilan manusia.

Stephen Jay Gould adalah salah satu tokoh yang mengkritik teori kecerdasan. Dalam bukunya The Mismeasure of Man (Kesalahan Ukur Manusia), ia mengemukakan bahwa kecerdasan sebenarnya tak bisa diukur, dan juga mempertanyakan sudut pandang hereditarian atas kecerdasan.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)