KONSEP LOGAM
BERAT DALAM AIR
Logam berat terdapat secara alami
pada setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air.
Keberadaan logam berat juga berasal dari aktivitas manusia. Logam-logam
tersebut jarang ditemui dalam keadaan bebas, melainkan berada dalam keadaan
senyawa (Palar, 2004). Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis
lebih besar dari 5 gr/cm3, dan memiliki nomor atom 22 sampai 92 dari
periode 4 sampai 7 (Miettinen, 1977).
Menurut Vouk (1986) terdapat 80
jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai
jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat
dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana
keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup,
namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat
ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah
logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh
masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg,
Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi
manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh.
Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga
proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan
bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi
manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan
1. Logam berat besi (Fe)
a. Deskripsi Fe
Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan dan
dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII,
dengan berat atom 55,85 g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7,86
g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (Wikipedia,2012).
b. Keberadaan Fe
dalam air
Besi adalah salah satu elemen
kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat tempat di bumi, pada semua
lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi yang ada di dalam air
dapat bersifat terlarut sebagai senyawa garam ferri (Fe3+) atau
garam ferro (Fe2+); tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter
< 1 mm) atau lebih besar seperti, Fe(OH)3; dan tergabung dengan
zat organik atau zat padat yang anorganik.
Fe berada dalam tanah dan batuan
sebagai ferioksida (Fe2O3) dan ferihidroksida (Fe(OH)3). Dalam
air, besi berbentuk ferobikarbonat (Fe(HCO3)2), ferohidroksida
(Fe(OH)2),
ferosulfat (FeSO4) dan besi organik kompleks. Air tanah mengandung besi
terlarut berbentuk ferro (Fe2+). Jika air tanah dipompakan keluar dan
kontak dengan udara (oksigen) maka besi (Fe2+) akan teroksidasi menjadi
ferihidroksida (Fe(OH)3). Ferihidroksida dapat mengendap dan berwarna kuning
kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan porselen dan cucian. Bakteri besi (Crenothrix
dan Gallionella) memanfaatkan besi fero (Fe2+) sebagai
sumber energi untuk pertumbuhannya dan mengendapkan ferrihidroksida.
Pertumbuhan bakteri besi yang terlalu cepat (karena adanya besi ferro)
menyebabkan diameter pipa berkurang dan lama kelamaan pipa akan tersumbat.
c.
Dampak Fe
terhadap kesehatan
Unsur Fe merupakan unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh.
Setiap hari tubuh memerlukan unsur besi 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh
dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Depkes RI menetapkan kadar maksimum unsur besi
terdapat dalam air minum adalah 0,3 mg/L.
Fe dibutuhkan tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya besi dalam
tubuh dikendalikan oleh fase adsorpsi. Tubuh manusia tidak dapat
mengekskresikan Fe, karenanya mereka yang sering mendapat transfusi darah,
warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung
besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Sekalipun Fe
diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis yang besar dapat merusak dinding
usus. Kematian sering disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini (Slamet, 2004)
Hemokromatis merupakan penyakit akibat kelebihan zat besi. Biasanya
penyakit ini memiliki tanda-tanda diantaranya kulit berwarna merah, kanker
hati, diabetes, impotensi, kelelahan dan gangguan jantung. Seseorang yang telah
mendapat penyakit tersebut akan lebih rentan terhadap serangan jantung, stroke,
dan gangguan pembuluh darah (Widowati, 2008).
2. Logam berat mangan (Mn)
a. Deskripsi Mn
Mn ditemukan oleh Johann Gahn pada
tahun 1774 di Swedia. Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu – abu keperakan
yang merupakan unsur pertama logam golongan VIIB, dengan berat atom 54,94 g.mol-1,
nomor atom 25, berat jenis 7,43 g.cm-3 (Wikipedia, 2012).
b.
Keberadaan
Mn dalam air
Mangan terdapat dalam bentuk
kompleks dengan bikarbonat, mineral dan organik. Mn(OH)2 dan MnCO3 relatif
sulit larut didalam air, tetapi untuk senyawa seperti garam MnSO4, MnCl2 dan
Mn(NO3)2 mempunyai kelarutan yang besar dalam air (Said, 2005).
c.
Dampak Mn
terhadap kesehatan
Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 menetapkan kadar logam mangan di dalam
air minum maksimum 0.4 mg/L. Dalam jumlah yang kecil (< 0,4 mg/L), Mn dalam
air tidak menimbulkan gangguan kesehatan, melainkan bermanfaat dalam menjaga
kesehatan otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta
membantu menghasilkan enzim untuk metabolisme tubuh untuk mengubah karbohidrat
dan protein membentuk energi yang akan digunakan. Mangan tersebar di seluruh
jaringan tubuh. Konsentrasi mangan tertinggi terdapat di hati, kelenjar tiroid,
pituitari, pankreas, ginjal dan tulang. Kadar minimal yang dibutuhkan sekitar
2,5 hingga 7 mg mangan per hari dapat mencukupi kebutuhan manusia. Tetapi dalam
jumlah yang besar (> 0,4 mg/L), Mn dapat menimbulkan racun yang lebih kuat
dibanding besi, yaitu menyebabkan gangguan pada tulang, gangguan hati, gangguan
ginjal dan perubahan warna rambut (Janelle, 2004).
Comments
Post a Comment