SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENCEGAH
KEHILANGAN PANAS PADA BAYI BARU LAHIR
Saat lahir,
mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum berfungsi sempurna. Oleh karena
itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka
BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, berisiko tinggi untuk
mengalami sakit berat atau bahkan kematian.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : Perawatan
Bayi Baru Lahir
Sub Topik : Mencegah
Kehilangan panas Pada Bayi Baru Lahir
Sasaran : Ibu yang
Mempunyai Bayi
Tempat :
Hari / Tanggal :
Waktu :
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perawatan bayi
baru lahir selama 20 menit, di harapkan para ibu dapat mengerti dan memahami
tentang berbagai cara menjaga kehangatan bayi baru lahir agar tidak terjadi
kehilangan panas.
B. Tujuan Instruksional
Setelah mendapat penjelasan tentang mencegah bayi baru
lahir agar tidak terjadi kehilangan panas di harapkan klien mampu:
1. Menjelaskan
penyebab-penyebab kehilangan panas pada bayi baru lahir
2. Menyebutkan
tanda-tanda bayi kedinginan karena kehilangan panas
3. Menyebutkan
pencegahan kehilangan panas pada bayi.
C. Materi
:
1.
Mekanisme kehilangan panas
2.
Tanda bayi kehilangan panas
3.
Dampak bayi kehilangan panas
4.
Upaya untuk mencegah kehilangan
panas
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat Peraga
1. Satuan Acara
Penyuluhan
2. Flip Chart
(lembar balik)
F. Uraian kegiatan
No
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Respon
|
1
|
3 Menit
|
Pendahuluan:
-
Menyampaikan salam
-
Menjelaskan tujuan
-
Kontrak waktu
-
Tes awal
|
-
Menjawab Salam
-
Mendengarkan
-
Memberi respon
|
|
10 Menit
|
Inti :
-
Mekanisme kehilangan panas
-
Tanda bayi kehilangan panas
-
Dampak bayi kehilangan panas
-
Upaya untuk mencegah kehilangan
panas
|
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
|
|
7 Menit
|
Evaluasi:
-
Tanya jawab
-
Tes akhir
-
Menyimpulkan hasil penyuluhan
-
Pemberian salam penutup
|
-
Menanyakan pemaparan yang belum
jelas
-
Mampu menjawab pertanyaan
-
Menyimpulkan
-
Membalas salam
|
MATERI
PENCEGAHAN
KEHILANGAN PANAS
Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan
hipotermia, berisiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermia
mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan
dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi
prematur atau berat lahir rendah juga sangat rentan untuk mengalami hipotermia.
Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia (temperatur tubuh lebih
dari 37,5°C)
A.
Mekanisme Kehilangan Panas
BBL dapat kehilangan panas tubuhnya
melalui cara-cara berikut:
1.
Evaporasi adalah
kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas.
Kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan
dan diselimuti.
2.
Konduksi adalah
kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme
konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
3.
Konveksi adalah
kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan
cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran
udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui
ventilasi/pendingin ruangan.
4.
Radiasi adalah
kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas
dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
B. Mencegah
Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas
melalui upaya berikut:
·
Ruang bersalin yang hangat
Suhu ruangan minimal 25°C. Tutup semua pintu dan jendela.
·
Keringkan tubuh bayi tanpa
membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan
tubuh bayi. Segera ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering.
·
Letakkan bayi di dada atau perut ibu
agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada atau perut ibu. Luruskan dan usahakan ke
dua bahu bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara
ibu.
·
Inisiasi Menyusui Dini (lihat bagian Inisiasi Menyusu Dini)
·
Gunakan pakaian yang sesuai untuk
mencegah kehilangan panas
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan pasang topi di kepala
bayi. Bagian kepala bayi memiliki permukaan yang relatif luas dan bayi akan
dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
·
Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan
bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya
(terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat bayi dapat
dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian atau diselimuti dikurangi
dengan berat pakaian atau selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak
kurang dari enam jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil. Memandikan bayi
dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang
sangat membahayakan kesehatan BBL.
·
Rawat Gabung
Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya BBL
ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang
paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera
menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
·
Resusitasi dalam lingkungan yang
hangat
Apabila bayi baru lahir memerlukan resusitasi harus dilakukan dalam
lingkungan yang hangat.
·
Transportasi hangat
Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat selama dalam
perjalanan.
·
Pelatihan untuk petugas kesehatan
dan Konseling untuk keluarga
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga tentang hipotermia
meliputi tanda-tanda dan bahayanya.
C.
Tanda-tanda penurunan suhu tubuh
bayi:
1. Tanda awal:
Kedua tangan dan kaki terasa dingin.
2. Tanda lanjut:
·
Seluruh tubuh teraba dingin,
·
Bayi tidak bergerak aktif / bayi lemas,
·
Bayi tidak mau menyusu,
·
Bayi menangis lemah.
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi:
·
Bayi ditempatkan di ruangan yang
hangat, jangan ber-AC.
·
Kontak / menempelkan kulit bayi
dengan kulit ibu.
·
Menyusui sesering mungkin.
·
Tutup kepala karena 25% panas hilang
melalui kepala.
Sumber:
Departemen
Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehata Masyarakat, (2004), Buku
Acuan Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: Departemen Kesehatan
M. Fraser,
Diane, (2009), Myles Buku Ajar Bidan, Jakarta:EGC
Varney, Helen,
(2009), Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakrta: EGC
Sarwono,
Prawirohardjo., (2010), Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina
Pustaka sarwono
Comments
Post a Comment