SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENANGANAN IKTERUS NEONATERUM
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering
terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah).
Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena belum
matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah).
Satuan Acara Penyuluhan
Topik : Bayi Baru Lahir (BBL)
Sub Topik : Penanganan Ikterus Neonaterum
Hari/ tanggal :
Tempat : Posyandu
Jam / waktu : 30 Menit
Sasaran : Ibu Nifas
A.
Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu memahami tentang icterus pada bayi
baru lahir dan mampu melakukan perawatan icterus pada bayi baru
lahir.
B.
TujuanKhusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu mengetahui tentang:
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
4. Komplikasi ikterus
5. Penanganan ikterus
6. Pencegahan ikterus
C.
Materi
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
4. Komplikasi ikterus
5. Penangananikterus
6. Pencegahanikterus
D.
Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E.
Media danAlat
1. Leaflet
2. SatuanAcaraPembelajaran (SAP)
F.
StrategiPelaksanaan
No
|
Waktu
|
Tahapan
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan sasaran
|
1
|
3 menit
|
Pembukaan
|
v Mengucapkan
salam
v Memperkenalkan
diri
v Menyapa
peserta
v Membuat
kontrak waktu
|
-
Menjawabsalam
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
|
2
|
20 menit
|
Isi
|
v Menyampaikan
topik
v Membagikan
leaflet
v Menjelaskan
definisi ikterus
v Menjelaskan
penyebab ikterus
v Menjelaskan
upaya pencegahan ikterus
|
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
|
3
|
7 menit
|
Penutup
|
v Memberikan
kesempatan kepada ibu untuk bertanya
v Memberikanreinformconsentpositif
v Memutup
acara penyuluhan
v Salam
penutup
|
-
Menjawab pertanyaan
-
Menjawab pertanyaan
-
Menjawab pertanyaan
-
Menjawab salam
|
G.
Evaluasi
·
Jelaskanpengertianikterus !
·
Sebutkantandadangejalaikterus !
·
Sebutkancaraperawatanbayidenganikterus
!
·
Memintaibuuntukmempraktekkancaramenyusuidenganbaikdanbenar
!
Materi Penyuluhan
“Penanganan Ikterus Neonatorum”
A.
Pengertian Ikterus
Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain
akibat penimbunan billirubin dalam tubuh atau akumulasi dalam darah lebih dari
5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari
hepar, system billiary atau system hematologi , gambaran klinis berupa pewarnaan kuning
pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu
bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi
bilirubin serum lebih 5 mg/dL . Ikterus (Jaundice) adalah perubahan warna kulit menjadi
kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin. (Ai Yeyeh, 2010:268).
B. PenyebabIkterus
1)
Berat badan lahir
Berat lahir adalahberatbayi yang ditimbangdalam 1 (satu) jam setelahlahir.Berat badan lahir yang kurang dari normal dapat
mengakibatkan berbagai kelainan yang timbul dari dirinya, salah satunya bayi
akan rentan terhadap infeksi yang nantinya dapat menimbulkan ikterus
neonatorum. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat
lahir <2500 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya. Data
epidemiologi menunjukan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir menderita ikterus
yang dapat terdeteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya.
(Moslichan, 2004)
2)
Prematur
Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan
kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram. Prematuritas
menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi
untuk melakukan koping terhadap masalah penyakit. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010:222)
Bayi prematur/BBLR
sering mengalami kuning karena fungsi hati belum matang, timbulnya kuning lebih awal dan
lama dari bayi cukup bulan. (Kemenkes RI, 2011)
3)
Pemberian ASI
ASI merupakan makanan paling ideal untuk bayi dan
ASI karena mengandungsemua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Pemberian ASI
secara penuh sangatdianjurkan oleh para ahli gizi diseluruh dunia.
4)
Paparan sinar matahari
Sinar matahari, dalam arti luas, adalah
spektrum frekuensi total dari radiasielektromagnetik yang dilepaskan oleh
matahari. Di Bumi, sinar matahari disaring melalui atmosfer bumi, dan radiasi
matahari jelas sebagai siang hari ketika matahari berada di atas cakrawala.
Ketika radiasi matahari langsung tidak terhalang oleh awan, itulah yang tampak
sebagai sinar matahari, yaitu, kombinasi cahaya terang dan panas. Jika radiasi
matahari langsung ditutupi awan atau terpantul dari objek lain, maka terlihat
sebagai cahaya tersebar (WMO, 2008).
C. TandadanGejalaIkterus
1.
Ikterusfisiologis :
Timbulpadaharike 2 atauke 3
dantanpakjelaspadaharike 5 sampaidenganke 6 danakanmenghilangpadaharike 7
atauharike 10 . kadar bilirubin serum padabayicukupbulantidalebihdari 12 mg/dl
danpada BBLR tidaklebihdari 10mg/dl , danakanmenghilangpadahari 14 .
bayitampakbiasa , minumbaikdanberatbadannaikbiasa
2.
Ikterusfatologis:
Ikterusterjadisebelumumur 24 jam
.setiappeningkatankadar bilirubin serum yang memerlukanfototerafi .
peningkatankadar bilirubin total serum 0,5mg/Dl/jam.
3.
Ikterusfatologi :
Timbulkuningpada 24 jam
pertamakehiduoan ,kuningditemukanpadaumur 14 hariataulebil , tinjaberwarnapucar
, kuningsampailututdansiku .
D. KomplikasiIkterus
Jika bayi kuning patologis tidak mendapatkan pengobatan, maka akan terjadi penyakit kern ikterus. kren ikterus adalah suatu sindrom
neurologic yang timbul sebagai akibat penimbunan tak terkonjugasi dalam sel-sel otak
kern ikterus dapat menimbulkan kerusakan otak dengan gejala gangguan pendengaran ,
keterbelakangan mental dan gangguan tinggkah laku .
E. PenangananIkteus
Bawa segera ke tenaga kesehatan
untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita masih dalam batas normal
(fisiologis) ataukah sudah patologis.
Dokter akan memberikan pengobatan
sesuai dengan analisa penyebab yang mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi
sangat tinggi atau tampak tanda-tanda bahaya, dokter akan merujuk ke RS agar
bayi mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang memadai.
Di rumah sakit, bila diperlukan akan
dilakukan pengobatan dengan pemberian albumin, fototerapi (terapi sinar), atau
tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat.
Terapi sinar
pada ikterus bayi baru lahir:
Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah
seorang perawat di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat
bahwa bayi yang mendapatkan sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya
lebih cepat menghilang dibandingkan dengan bayi lainnya. Cremer (1958) yang
mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penelitian mengenai pengaruh sinar
terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping
sinar matahari, sinar lampui tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan
kadar bilirubin pada bayi prematur yang diselidikinya.
Ikterus
fisiologis:
·
Mengajari ibu cara menyinari bayi
dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam 7 pagi sampai jam 8 pagi
selama 15-30 menit
·
Perhatikan frekwensi BAB
·
Usahakan agar bayi tidak terlalu
kepanasan atau kedinginan
·
Memeliahara kebersihan tempat tidur
bayi dan lingkungannya
·
Jika bayi dapat menghisap, anjurkan
ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif lebih sering minimal setiap 2
jam
·
Jaga bayi agar tetap hangat
·
Lakukan pemeriksaan ulang untuk
ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam atau apakah sering buang air
besar
Ikterus
patologis:
·
Jika anak masih bisa menetek
mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
·
Jika anak tidak bisa menetek lagi
tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu pengganti, Jika keduanaya
tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk
·
Cara membuat air gula.Larutkan 4
sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc air masak
·
Jika anak tidak bisa menelan berikan
50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
·
Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap
hangat
·
Setiap ikterik yang muncul pada 24
jam pertama adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut
·
Perhatikan frekwensi BAK dan BAB
F. PencegahanIkterus
Ikterus dapat dicegah sejak masa
kehamilan, dengan cara pengawasan kehamilan dengan baik dan teratur, untuk
mencegah sedini mungkin infeksi pada janin, dan hipoksia(kekurangan oksigen)
pada janin di dalam rahim. Pada masa persalinan, jika terjadi hipoksia,
misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera
diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur
dibawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap hari selama 15
menit dengan membuka pakaiannya.
Di lakukan Pemeriksaan
Menurut Kramer, ikterus dapat dilihat dimulai dari
kepala, leher, dan seterusnya, untuk penilaian
ikterus kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam 5 bagian yangdimulai
dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat sampai lutut, lutut sampai
pergelangan tangan dan kaki, termasuk
telapak kaki dan tangan.Cara pemeriksaan ialah dengan menekan jari telunjuk ditempat yang tulangnya
menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain, kemudian
disesuaikan dengan penilaian kadar bilirubin pada tabel dibawah ini. ( Surasmi,
2003 )
Tabel 2.1 Penilaian Ikterus Menurut Kramer
Hubungan kadar bilirubine dengan ikterus
|
Derajat ikterus
|
Daerah ikterus
|
kadar bilirubin( rata-rata )
|
Aterm
|
Prematur
|
1
|
Kepala sampai
leher
|
5,4
|
-
|
2
|
Kepala sampai leher, badan sampai
dengan pusat
|
8,9
|
9,4
|
3
|
Kepala sampai leher, badan sampai dengan pusat,
badan bagian bawah dan tungkai
|
11,8
|
11,4
|
4
|
Kepala sampai leher, badan sampai dengan pusat, badan bagian bawah dan tungkai, lengan dan kaki di bawah dengkul
|
15,8
|
13,3
|
5
|
Kepala sampai leher, badan sampai dengan pusat, badan bagian bawah dan tungkai, lengan
dan kaki di bawah dengkul, serta tangan dan kaki
|
16
|
14
|
PENUTUP
Ikterus adalah
warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan bilirubin. Sedangkan
hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang
menjurus
kearah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan.
Penanganan ikterus
neonatorum sangat tergantung pada saat terjadinya ikterus, intensitas ikterus (kadar bilirubin serum) jenis bilirubin, dan sebab terjadinya ikterus. Untuk mendapatkan penangan yang baik, pengobatan dan pemeriksaan-pemeriksaan yang perlu dilakukan
didasarkan pada timbulnya ikterus naiknya kadar bilirubin serum.
Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan
tentang penanganan ikterus neonaterum masyarakat mampu melakukan penanganan
ikterus.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ilmu Kebidanan 2010 edisi 3,Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bobak.2004.buku
ajarankeperawatanmaternitas.jakarta:EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Ilmu kesehatan
anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Comments
Post a Comment