SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP)
TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai
tanda-tanda bahaya pada masa nifas sangat penting dan perlu, oleh karena itu
masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas belum
mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan
masuknya kuman ke dalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari
luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari
jalan lahir sendiri)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Post Natal Care (PNC)
Sub Pokok Bahasan : Tanda
Bahaya Pada Masa Nifas
Target
dan Sasaran : Ibu Nifas
Hari/Tanggal :
Waktu :
30 menit
Tempat :
Posyandu
A.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan
penyuluhan kesehatan selama 30
menit, peserta mampu mengetahui
tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
B.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan
kesehatan, peserta dapat mengetahui tentang:
1.
Pengertian masa
nifas
2.
Tanda
bahaya pada masa nifas
3.
Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4.
Hal yang perlu dilakukan bila terdapat tanda bahaya
pada masa nifas
Dan ibu
nifas agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan mengenali
apa yang termasuk dalam tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian diharapkan
gangguan/komplikasi dalam masa nifas dapat dideteksi secara dini.
C.
Materi
1. Pengertian masa nifas
2. Tanda bahaya pada masa nifas
3. Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4. Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda
bahaya pada masa nifas
D.
Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E.
Media
Leaflet dan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
F.
Kegiatan Penyuluhan
Waktu
|
Kegiatan
|
Kegiatan Ibu
|
Pembukaan
(4
menit)
|
1. Salam
Pembuka
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
pokok bahasan dan tujuan penyuluhan
4. Menjelaskan
jalannya penyuluhan
5. Membagi
leaflet
|
-
Menjawab salam
-
Mendengarkan
|
Isi
(20
menit)
|
5. Menjelaskan pengertian masa nifas
6. Menjelaskan tanda bahaya pada masa nifas
7. Menjelaskan
macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
8. Menjelaskan
penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada masa nifas
|
-
Melihat
-
Mendengarkan
-
Memperhatikan
|
Penutup
(6
menit)
|
-
Tanya jawab
-
Mengakhiri penyuluhan
-
Salam penutup.
|
-
Mengajukan pertanyaan
-
Menjawab
-
Menjawab salam
|
G.
Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya
Jawab
Jenis Pertanyaan :
1.
Apa pengertian dari masa nifas?
2. Sebutkan tanda bahaya pada masa nifas dan
cara penanganannya?
Hasil
Ibu
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Materi Penyuluhan
TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
A.
Pengertian
Masa
Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu
(Prawirohardjo, 2010)
Puerperium berlangsung 6 minggu atau 42 hari merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal,
dijumpai dua kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi uterus dan proses
laktasi (Manuaba, 2007).
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir
dan mencakup 6 minggu berikutnya. (APN, 2008)
Jadi masa nifas adalah periode yang dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih seperti
keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42 hari.
B.
Tanda-tanda
Bahaya Masa Nifas
Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan
adanya bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2011).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:
1. Pendarahan Post Partum
a.
Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari
500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
1)
Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum
Hemorragie) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2)
Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum
Hemorragie) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15
post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta
(Prawirohardjo, 2010)
Menurut Manuaba (2008),
pendarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya
di Negara berkembang.
Factor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
a.
Grandemultipara
b.
Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c.
Persalinan yang dilakukan dengan tindakan
b.
Penanganan
Perdarahan
yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu
kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
2. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui
vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari
pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir (Cairan ini berasal dari
bekas melekatnya plasenta).
Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Rustam Muchtar, 2008):
a.
Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium, selama dua hari pasca persalinan.
b.
Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c.
Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d.
Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.
e.
Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti
nanah berbau busuk.
f.
Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.
a.
Tanda dan gejala
1)
Keluarnya cairan dari vagina
2)
Adanya bau yang menyengat dari vagina
3)
Disertai dengan demam > 38oC
b.
Penanganan
Jagalah
selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan
segeralah periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh
kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gr saat setelah bersalin, menjadi
40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu
disebut sub-involusi (Rustam Muchtar, 2008).
Factor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa
plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
a.
Tanda dan gejala
-
Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
-
Fundus masih tinggi
-
Lochea banyak dan berbau
-
Pendarahan
b.
Penanganan
Segera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
4. Nyeri pada Perut dan Panggul
a.
Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
1)
Demam
2)
Nyeri perut bagian bawah
3)
Suhu meningkat
4)
Nadi cepat dan kecil
5)
Nyeri tekan
6)
Pucat muka cekung, kulit dingin
7)
Anoreksia terkadang muntah
b.
Penanganan
Lakukan
istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas
kesehatan.
5.
Pusing dan Lemas yang Berlebihan
Menurut Manuaba (2008), pusing dan lemas pada masa nifas dapat
disebabkan karena tekanan darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya
asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat.
a.
Tanda dan gejala
1)
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
2)
Kepala terasa berdenyut dan disertai ras mual dan muntah
3)
Lemas
b.
Penanganan
-
Lakukan istirahat baring
-
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup
-
Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
-
Meminum tablet fe selama 40 hari
-
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)
6. Suhu Tubuh Ibu >38oC
Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi nifas.
a.
Tanda dan gejala
Biasanya
terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 38 oC
b.
Penanganan
1)
Istirahat baring
2)
Kompres dengan air hangat
3)
Perbanyak minum
4)
Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
7. Penyulit dalam Menyusui
Untuk dapat melancarkan ASI,
dilakukan persiapan sejak awal kehamilan dengan melakukan masase, menghilangkan
kerak pada putting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat.
Untuk menghindari putting susu
terbenam sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu
harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik.
Sedangkan untuk menghindari
putting lecet yaitu dengan melakukan teknik menyusui yang benar, putting harus
kering saat menyusui. Putting lecet dapat disebabkan karena cara menyusui dan
perawatan payudara yang tidak benar, bila lecetnya luat menyusui 24-48 jam dan
ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa (Manuaba, 2008)
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang
mungkin terjadi:
1. Bendungan
ASI
-
Penyebab: penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang
tidak dikosongkan dengan sempurna, kelainan pada putting susu.
-
Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak,
keras, tegang, panas dan nyeri, suhu tubuh meningkat.
-
Penanganan
a) Susukan
payudara sesering mungkin
b) Kedua
payudara disusukan
c) Kompres
hangat payudara sebelum disusukan
d) Bantu
dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui, sanggah payudara.
e) Kompret
dingin pada payudara diantara menyusui
f) Bila
diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.
2. Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi
pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar
melalui luka pada putting susu/peredaran darah (Manuaba, 2008)
a. Tanda dan
gejala
-
Payudara membesar dan keras
-
Payudara nyeri, memerah dan membisul
-
Suhu tubuh meningkat dan menggigil
b. Penanganan
-
Sanggah payudara
-
Kompres dingin
-
Susukan bayi sesering mungkin
-
Banyak minum dan istirahat yang cukup
3. Abses
payudara
Adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang
kemerahan terjadi karena mastitis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan
mastitis terdapat bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba, 2008).
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tanda bahaya masa nifas merupakan
suatu tanda yang abnormal yang mungkin
terjadi pada ibu nifas dan mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang mungkin
dapat terjadi selama masa nifas, apabila hal
ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Diantara tanda bahaya nifas yang mungkin muncul pada
ibu nifas diantaranya:
1. Pendarahan
Post Partum
2. Lochea
yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
3. Sub-Involusi
Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
4. Nyeri
pada Perut dan Panggul
5. Pusing
dan Lemas yang Berlebihan
6. Suhu
Tubuh Ibu >38oC
7. Penyulit
dalam Menyusui
Oleh karena itu diharapkan
penyuluhan mengenai tanda bahaya masa nifas ini dapat membantu mendeteksi
gejala yang mungkin muncul pada ibu nifas.
Comments
Post a Comment