Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

KONSEP SUSU FORMULA, KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA


KONSEP SUSU FORMULA, KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA


Pengertian susu formula

Menurut WHO (World Health Organization) Susu Formula adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh bayi. Susu formula yang baik tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Gangguan lainnya seperti batuk, sesak, dan gangguan kulit.

Susu Formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang di ubah komposisinya sehingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI (Marmi, 2012:28)
Susu formula adalah susu sapi yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek samping. Bahwa susu formula berasal dari susu sapi yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi susu fomula bayi. ( Khazanah, 2012:19)
Jadi Susu formula adalah Susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI.
Susu merupakan bahan pangan alami dengan nilai nutrisi yang lengkap yang dihasilkan oleh kelenjar (mamae) baik binatang maupun seorang ibu yang mengandung lemak, protein, laktose serta berbagai macam garam dan vitamin ( susilorini, 2010)
Pemberian susu formula di indikasikan untuk bayi yang karena sesuatu hal tidak mendapatkan ASI atau sebagai tambahan jika produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Penggunaan susu formula ini sebaiknya meminta nasehat kepada petugas kesehatan agar penggunaannya tepat (Nasar, dkk, 2010).
Walaupun memiliki susunan nutrisi yang baik tetapi susu sapi sangat baik hanya untuk anak sapi, bukan untuk bayi. Oleh karena itu sebelum dipergunakan untuk makanan bayi, susunan nutrisi susu formula harus diubah hingga cocok untuk bayi. Sebab, ASI merupakan makanan bayi yang ideal sehingga perubahan yang dilakukan pada komposisi nutrisi susu sapi harus sedemikian rupa hingga mendekati susunan nutrisi ASI (khasanah, 2011).

Jenis-jenis susu formula

Ada beberapa jenis susu formula menurut Khasanah (2011), yaitu:
1)    Susu formula adaptasi atau pemula
Susu formula adaptasi (adapted) atau pemula adalah susu formula yang biasa digunakan sebagai pengganti ASI oleh bayi baru lahir sampai umur 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya (Kodrat, 2011).
Susu formula adaptasi ini di sesuaikan dengan keadaan psiologis bayi. Komposisinya hampir mendekati komposisi ASI sehingga cocok diberikan kepada bayi yang baru lahir hingga berusia 4 bulan (Bambang, 2011)
Tabel
Perbandingan komposisi susu formula dengan komposisi ASI
Zat Gizi
Formula Adaptasi
ASI
Lemak (g)
3,4-3,64
3,0-5,5
Protein (g)
1,5-1,6
1,1-1,4
Whey (g)
0,9-0,96
0,7-0,9
Kasein (g)
0,6-0,64
0,4-0,5
Karbohidrat (g)
7,2-7,4
6,6-7,1
Energi (kkal)
67-67,4
65-70
Mineral (g)
0,25-0,3
0,2
Natrium (g)
15-24
10
Kalium (mg)
55-72
40
Kalsium (mg)
44,4-60
30
Fosfor (mg)
28,3-34
30
Klorida (mg)
37-41
30
Magnesium (mg)
4,6-5,3
4
Zat besi (mg)
0,5-0,2
0,2
(Pudjiaji, 2010)
Untuk bayi yang lahir dengan pertimbangan khusus untuk fisiologisnya dengan syarat rendah mineral, digunakan lemak tumbuhan sebagai sumber energi dan susunan zat gizi yang mendekati ASI. Susu jenis ini merupakan jenis yang paling banyak mengalami penyesuaian dan banyak beredar dipasarakn (Pebri, 2009).
2)    Susu Formula Awal Lengkap
Formula awal lengkap (complete starting formula) yaitu susunan zat gizinya lengkap dan dapat diberikan setelah bayi lahir. Keuntungan dari susu formula bayi ini terletak pada harganya. Pembuatannya sangat mudah maka ongkos pembuatan juga lebih murah hingga dapat dipasarkan dengan harga lebih rendah. Susu formula ini dibuat dengan bahan dasar susu sapi dan komposisi zat gizinya dibuat mendekati komposisi ASI (Nasar, dkk, 2010).
Komposisi zat gizi yang dikandung sangat lengkapn sehingga diberikan pada bayi sebagai formula permulaan (Bambang, 2011)
3)    Susu Formula Follow-Up (lanjutan)
Susu formula lanjutan yaitu susu formula yang menggantikan kedua susu formula yang digunakan sebelumnya dan untuk bayi berusia 6 bulan keatas, sehingga disebut susu formula lanjutan (Bambang, 2011).
Susu formula ini dibuat dari susu sapi yang sedikit dimodifikasi dan telah ditambah vitamin D dan zat besi (Praptiani, 2012).
4)    Susu Formula Prematur
Bayi yang lahir prematur atau belum cukup bulan belum tumbuh dengan sempurna. Menjelang dilahirkan cukup bulan, bayi mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Sehingga dibuat susu formula prematur untuk mengejar tertinggalnya bersat badan prematurnya (Nadesul, 2008).
5)    Susu Hipoalergenik (hidrolisat)
Susu formula hidrolisat digunakan apabila tidak memungkinkan ibu menyusui bayinya karena mengalami gangguan pencernaan protein. Susu formula ini dirancang untuk mengatasi alergi dan ada beberapa yang disusun untuk mencegah alergi. Susu formula ini hanya diberikan berdasarkan resep dari dokter (Praptiani, 2012).
6)    Susu Soya (kedelai)
Department of health merekomendasikan agar susu soya hanya diberikan jika bayi tidak toleran terhadap susu sapi atau laktosa karena terdapat kekhawatiran tentang kemungkionan efek senyawa yang diproduksi oleh kacang kedelai dan tingkat mangan sera alumunium yang tidak dapat diterima dalam formula tersebut (Praptiani, 2012).
7)    Susu Rendah Laktosa atau Tanpa Laktosa
Apabila usus bayi tidak memproduksi lactace gula susu akan utuh tidak dipecah menjadi glukosa damn galaktosa sehingga menyebabkan bayi mencret, kembung, mulas dan pertumbuhan bayi tidak optimal. Selama mengalami gangguan pencernaan gula susu, bayi perlu diberikan formula rendah laktosa (LLM) agar pertumbuhannya optimal (Nadesul, 2008).
8)    Susu Formula Dengan Asam Lemak MCT (Lemak Rantai Sedang) yang Tinggi
Susu formula dengan lemak MCT tinggi untuk bayi yang menderita kesulitan dalam menyerap lemak. Sehingga, lemak yang diberikan harus banyak mengandung MCT (Lemak Rantai Sedang) tinggi agar mudah dicerna dan diserap oleh tubuhnya (Khasanah, 2011).
9)    Susu Formula Semierlementer
Untuk bayi yang mengalami gangguan pencernaan yakni gula susu, protein dan lemak sehingga membutuhkan formula khusus yang dapat ditoleransi oleh ususnya (Nadesul, 2008).

Kandungan Nutrisi Dalam Susu formula

Susu formula yang tersaji dihadapan kita saat ini adalah susu formula dengan nutrisi yang diserupakan dengan kandungan ASI. Adapun nutrisi yang terdapat dalam susu formula menurut Nirwana, 2014 adalah :
1)    Kalsium
Bagi seorang ibu yang memiliki batita atau balita pasti tidaklah asing dengan yang namanya susu formula. Susu banyak mengandung manfaat. Kalsium adalah mineral yang paling banyak diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan kalsium bagi manusia dewasa adalah 800 mg., untuk ibu hamil dan menyusui adalah 1200 mg, sedang untuk bayi yang berumur sampai usia 5 bulan adalah 400 mg, bayi usia 6 bulan sampai satu tahun adalah 600 mg, dan untuk anak usia satu tahun sampai dengan sepuluh tahun adalah 800 mg.
Ada sekitar 99% kalsium yang berada pada darah dan sel-sel tubuh yang berfungsi sebagai jaringan tulang dan gigi. Kalsium banyak memiliki manfaat diantaranya :
a)    Pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi. Anak-anak memerlukan kalsium untuk peembentukan tulang dan gigi, kekurangan kalsium dapat mengakibatkan pertumbuhan tulang anak tidak sempurna dan menderita penyakit rickets.
b)    Mencegah oesteoporosis. Bila tidak mendapat cukup kalsium dari makanan, tubuh akan mengambilnya dari ‘bank kalsium’ pada tangan, kaki dan tulang panjang lainnya. Kekurangan konsumsi kalsium dalam waktu yang lama akan mengakibatkan tubuh mengambil langsung dari tulang-tulang padat.
c)    Penyimpangan glikogen. Kalsium berperan dalam proses penyimpangan glikogen. Bila tidak ada kalsium, maka tubuh akan lapar terus menerus.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kalsium, karena kalsium ada yang bisa diserap oleh tubuh dan ada yang tidak. Maksud kalsium yang tidak bisa diserap oleh tubuh adalah berarti kita tidak memiliki magnesium dan fosfor. Magnesium dan fosfor akan mengubah bentuk kalsium sehingga dapat diserap tubuh. Terlalu banyak kalsium yang diserap oleh tubuh akan membuat magnesium terdesak dari albumin sehingga tidak tersalurkan lewat darah dan tubuh akan kekurangan magnesium. Bila tidak cukup magnesium, ginjal tidak dapat memproses kalsium sehingga dapat menjadi endapan batu ginjal. Jadi, konsumsi kalsium harus berimbang agar tubuh tetap sehat.
2)    AA, dan DHA
AA adalah singkatan dari arachidonic acid atau ada juga yang menyingkatnya ARA. AA adalah salah satu jenis asam lemak omega 6, yang banyak dijumpai dengan membran sel dan merupakan senyawa yang penting dalam komunikasi antar sel dan menjadi senyawa prekursor (penyusun) bagi senyawa-senyawa penting lainnya dalam tubuh. Dalam susu formula, biasanya ditambah dengan asam linoleat yang sering disebut omega 6.
DHA adalah komponen terbesar dari long – chain polyunsaturated fatty acids (LCPOFA) senyawa ini merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang golongan omega 3 yang banyak dijumpai di otak dan retina mata, sehingga sangat penting bagi pungsi penglihatan.
3)    Prebiotik
Prebiotik adalah bakteri menguntungkan bagi saluran pencernaan. Untuk dapat berfungsi prebiotik harus tahan terhadap kondisi pencernaan sebelum mencapai kolon dan usus besar dimana prebiotik ditunjukan untuk menstimulir pertumbuhan bifidobakteria dan laktobasili.
Prebiotik mempunyai tiga kriteria, diantaranya adalah :
a)    Presisten terhadap degradasi oleh asam lambung, enzim pencernaan atau hidrolisis
b)    Dapat dipermentasi oleh mikroorganisme dalam saluran pencernaan
c) Menstimulir secara selektif pertumbuhan dan aktifitas mikroorganisme yang menguntungkan bagi saluran pencernaan.
4)    Laktosa
Laktosa sering juga disebut sebagai gula susu, yaitu bagian dari susu yang memberikan rasa manis dengan tingkat kemanisan lebih rendah dari sukrosa. Laktosa berfungsi untuk membantu penyerapan natrium dan kalsium.
5)    Sukrosa
Sukrosa bisa juga disamakan dengan laktosa, karena nutrisi laktosa hampir sama. Sukrosa adalah karbohidrat yang dapat memberikan rasa manis, dan merupakan sumber energi cepat untuk tubuh ( dapat meningkatkan gula darah dalam waktu singkat). Asupan sukrosa yang berlebihan bisa mengakibatkan anak kita mengalami obesitas dan caries.
6)    Kolin
Kolin merupakan komponen dari vitamin B yang berfungsi untuk mencegah membran sel agar tidak gampang rapuh atau bocoh sehingga proses regenerasi sel berjalan lancar. Asupan kolin bagi tubuh manusia dapat diperoleh melalui 2 cara, yaitu dari sintesis di dalam tubuh secara alami dan dari pangan yang dimakan.
7)    Omega 3
Omega 3 merupakan salah satu jenis lemak tidak jenuh yang sangat dibutuhkan tubuh. Sayangnya, tubuh tidak dapat menghasilkan sendiri jenis lemak ini sehingga kebutuhan akan lemak tersebut harus didapatkan melalui asupan makanan. Secara umum omega 3 bermanfaat bagi pertumbuhan sel otak, organ penglihatan dan tulang, serta menjaga sel – sel pembuluh darah dan jantung agar tetap sehat.
8)    Omega 6
Omega 6 merupakan lemak tak jenuh ganda dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Jenis asam lemak ini antara lain adalah asam linoleat, gammalinoleat, dan asam arakidonat.
9)    Omega 9
Omega 9 lebih dikenal dengan asam oleat. Asam ini dapat diproduksi oleh tubuh namun akan lebih berkhasiat bila diperoleh dari makanan. Makanan yang banyak mengandung omega 9 adalah minyak canola, minyak bunga matahri, almon dan alpukat.
10) FOS dan GOS
FOS adalah kepanjangan dari Frukto Oligosakarida sedangkan GOS adalah kepanjangan dari Galakto Oligosakarida. Keduanya adalah dua jenis oligosakarida yang merupakan salah satu jenis prebiotik yang terdapat dalam ASI. Oligosakarida adalah sejenis karbohidrat yang secara selektif dimetabolisme di usus besar sehingga mampu meningkatkan jumlah bakteri baik secara alami di dalam saluran cerna.
11) Gangliosida
Gangliosida adalah istilah umum untuk gula yang mengandung lipid atau sel lemak, secara alami yang terdapat dalam ASI. Gangliosida berfungsi untuk membantu proses komunikasi antar sel, dalam hal ini ia membantu pengolahan rangsangan. Dihampir semua susu formula mengandung gangliosida karena ia memang sudah ada secara alami dalam susu sapi (dengan jumlah yang berbeda dengan ASI).
12) Karotenoid
Karotenoid adalah nutrisi yang penting untuk melindungi anak dari terjadinya infeksi, menjaga pertumbuhan yang normal dan meningkatkan ketajaman penglihatan karena merupakan bahan baku pembentuk vitamin A. Karotenoid alami terdapat dalam bentuk betakaroten, lutein dan lainnya. Bagi anak-anak yang berusia 1-4 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi karotenoid. Dianjurkan sebanyak 60-90 mg/hari.
13) lactoferin
lactoferin adalah zat pengikat zat besi yang terdapat pada pecahan protein ASI. Lactoferin berfungsi sebagai peningkat penyerap zat besi dan pencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
14) Nukleotida
Nukleotida adalah struktur pembentuk inti sel DNA dan RNA yang penting untuk perkembangan sel, fungsi tubuh dan pergantian jaringan yang rusak. Nukleotida tersebut terdapat dalam seluruh jaringan sel tubuh. Nukleotida juga berperan sebagai metabolisme sel. Ia berperan dalam membangun kekebalan tubuh.
15) Vitamin
Vitamin adalah suatu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah-jumlah yang kecil dan harus didatangkan dari luar, karena tidak dapat disintesa di dalam tubuh. Fungsi vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin-vitamin kelompok B. Enzim merupakan katalisator organik yang menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi didalam tubuh.
Adapun macam-macam vitamin yang terdapat pada susu formula adalah :
a)    Vitamin A
b)    Vitamin B
c)    Vitamin B1
d)    Vitamin B2
e)    Vitamin B3
f)     Vitamin B5
g)    Vitamin B6
h)   Vitamin B7
i)     Vitamin B9
j)      Vitamin B12
k)    Vitamin D
l)     Vitamin K
16) Zat Besi
zat besi adalah suatu unsur utama dalam pembentukan sel darah merah (hemoglobin), yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh atau secara lengkapnya dapat disimpulkan bahwa zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan.
17) Karbohidrat
Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah dibumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.
18) Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang sederhana yang terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida banyak terdapat dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fliktusa, dan galaktosa.
19) Disakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi manusia didalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan dua molekul monosakarida.
20) Polisakarida
Polisakarida tidak larut dalam air. Dapat juga membentuk koloid, seperti tepung tapioka dalam air panas. Tepung tidak larut, molekulnya hanya tersebar halus (dispersi) diantara molekul air. Monomernya adalah glukosa atau gula sederhana.
21) Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.
22) Mineral
Mineral diartikan sebagai benda padat yang homogeni, yang terdapat dialam yang terbentuk secara alami dan mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu.
23) Lemak
Lemak (fat) adalah ester gliserril yang banyak mengandung komponen asam jenuh, pada suhu kamar lemak berbentuk padat dan lemak yang berbentuk cair pada suhu disebut minyak dengan komponen utamanya adalah asam lemak tak jenuh.
24) Magnesium
Magnesium adalah ion magnesium, terdapat pada semua sel. Magnesium berperan sangat penting sebagai ion esensial didalam berbagai reaksi enzimatis dasar pada metabolisme senyawa antara semua reaksi dimana ATP merupakan substrat, substrat sebenarnya adalah Mg2+- ATP.
25) Zat Seng (Zincum. Zn)
Elemen seng (Zn) merupakan trace elemen yang esensial bagi tubuh.
26) Selenium (Se)
Selenium merupakan trace elemen yang esensial bagi tubuh manusia. Selenium merupakan bagian dari zat aktif yang dapat menghindarkan nekrosis hati, jantung, otot dan ginjal.
27) Zat Tembaga (Cuprum, Cu)
Zat tembaga merupakan bagian dari trace elemen (Cu) yang esensial bagi tubuh dan merupakan komponen dari beberapa enzim dalam sistem erytropoetik, pembentukan tulang dan reaksi redoks.
28) Zat belerang (Sulfur)
Zat sulfur merupakan komponen dari zat gizi yang esensial, seperti asam amino dan B1. Unsur ini merupakan bagian dari molekul organik yang terdapat didalam kondisi tereduksi dan tidak dalam bentuk teroksidasi sebagai sulfat. Kebutuhan tubauh akan sulfur dapat terpenuhi dari makanan.

Kekurangan Susu Formula

Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari susu formula bayi bila dibandingkan dengan ASI, diantaranya adalah :
1)    Mudah menimbulkan alergi
2)    Bisa menimbulkan diare pada bayi
3)    Nutrisinya tidak sesempurna ASI
4)    Lebih midah menimbulkan gigi berlubang
5)    Kurang memiliki efek psikologi yang menguntungkan
6)    Tidak merangsang involusi rahim
7)    Tidak menjarangkan kehamilan
8)    Tidak mengurangi resiko kanker payudara
9)    Tidak praktis dan tidak ekonomis
10) Kerugian bagi negara menambah beban anggaran yang harus dikeluarkan untuk membeli susu formula, biaya perawatan ibu dan anak.

Efek atau dampak negatif pemberian susu formula

Roesli (2008) menjelaskan berbagai dampak negatif yang terjadi pada bayi akibat dari pemberian susu formula, antara lain :
1)    Gangguan saluran pencernaan (muntah, diare)
Saluran pencernaan bayi dapat terganggu akibat dari pencernaan susu formula yang kurang tepat, sedangkan susu yang terlalu kental dapat membuat usus bayi susah mencerna, sehingga sebelum susu dicerna oleh usus akan dikeluarkan kembali melalui anus yang mengakibatkan bayi mengalami diare (Khasanah, 2011)
2)    Infeksi saluran pernapasan
Gangguan saluran pencernaan yang terjadi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang infeksi terutama ISPA (Judarwanto, 2010)
Susu sapi tidak mengandung sel darah putih hidup dan antibiotik sebagai perlindungan tubuh dari infeksi. Proses penyiapan susu formula yang kurang steril dapat menyebabkan bakteri mudah masuk (Khasanah, 2011)
3)    Meningkatkan resiko serangan asma
ASI dapat melindungi bayi dari penyakit langka botulism, penyakit ini merusak fungsi saraf, menimbulkan berbagai penyakit pernapasan dan kelumpuhan otot (Nasir, 2011)
Peneliti sudah mengevaluasi efek perlindungan dari pemberian ASI, bahwa pemberian ASI melindungi terhadap asma dan penyakit alergi lain. Sebaiknya, pemberian susu formula dapat meningkatkan resiko tersebut (Roesli, 2008).
4)    Meningkatkan kejadian karies gigi susu
Kebiasaan bayi minum susu formula dengan botol saat menjelang tidur dapat menyebabkan karies gigi (Retno, 2011)
ASI mengurangi penyakit gigi berlubang pada anak (tidak berlaku pada ASI dengan botol), karena menyusui lewat payudara ada seperti keran, jika bayi berhenti menghisap, otomatis ASI juga akan berhenti dan tidak seperti susu botol. Sehingga ASI tidak akan megumpul pada gigi dan menyebabkan karies gigi (Nasir, 2011)
5)    Menurunkan aperkembangan kecerdasan kognitif
Susu formula mengandung glutamate (MSG-Asam amino) yang merusak fungsi hypothalamus pada otak – glutamate adalah salah satu zat yang dicurigai menjadi penyebab autis (Nasir, 2011)
6)    Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
Kelebihan berat badan pada bayi yang mendapatkan susu formula diperkirakan karena kelebihan air dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI (Khasanah, 2011)
Penelitianyang dilakukan oleh Roesli (2008) membuktikan bahwa kegemukan jauh lebih tinggi pada anak – anak yang diberi susu formula.
7)    Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah
ASI membantu tubuh bayi untuk mendapat kolestrol baik, artinya melindungi bayi dari penyakit jantung pada saat sudah dewasa. ASI mengandung kolestrol tinggi (fatty acid) yang bermanfaat untuk bayi dalam membangun jaringan – jaringan saraf dan otak. Susu yang berasal dari sapi tidak mengandung  kolestrol ini (Nasir, 2011)
8)    Meningkatkan kurang gizi
Pemberian susu formula yang encer untuk menghemat pengeluaran dapat mengakibatkan kekurangan gizi karena asupan kurang pada bayi secaratidak langsung. Kurang gizi juga akan terjadi jika anak sering sakit, terutama diare dan radang pernapasan (Roesli, 2008)
Praptiani (2012), meyusui adalah tindakan terbaik karena memberikan susu melalui botol dapat meningkatkan resiko kesehatan yang berhubungan dengan pemberian susu formula diantaranya yaitu : peningkatan infeksi lambung, infeksi otitis media, infeksi perkemihan, resiko penyakit atopik pada keluarga yang mengalami riwayat penyakit ini, resiko kematian bayi secara mendadak, resiko diabetes melitus bergantung insulin, penyakit kanker dimasa kanak-kanak.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)