Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN IBU HAMIL


KONSEP KEPERAWATAN IBU HAMIL

Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang........................................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C.     Tujuan Penulisan......................................................................................... 2


BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Kehamilan........................................................................... 3
B.     Fisiologi Pertumbuhan Janin....................................................................... 6
C.     Tanda Dan Gejala Kehamilan..................................................................... 11
D.    Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan......................................................... 13
E.     Pemeriksaan Ibu Hamil............................................................................... 16
F.      Jadwal Pemeriksaan Kehamilan................................................................. 19
G.    Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................... 19

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................ 28

Daftar Pustaka.................................................................................... 29



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/ rangkaian peristiwa baru  yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya dibuahi oleh sel sperma yang berasal dari tubuh pria dalam proses reproduksi. Oleh karena itu, ibu yang sedang hamil dikatakan pula sedang mengandung. Pertanyaan ini dapat pula menimbulkan pertanyaan, mengandung apa? Jawabannya tidak lain adalah mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh sel mani atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin ke dunia luar. Lainnya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimaster pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster ketiga dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada ibu oleh karena itu peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara kehamilan. Pada primigravida merupakan suatu kondisi kehamilan yang pertama kali dialami oleh ibu maka asuhan antenatal care merupakan standar terpenting dalam mendeteksi dini komplikasi yang terjadi, baik pada ibu maupun pada janin. Dulu orang menganggap bahwa pertolongan pada persalinan adalah yang terpenting untuk menyelamatkan ibu dan anak. Tapi persalinan boleh diibaratkan dengan pertandingan olahraga, prestasi pertandingan  tidak ditentukan oleh daya upaya untuk persalinan saja tetapi jauh sebelumnya adalah sangat tergantung pada persiapan fisik maupun mental, sebelum pertandingan harus dimulai sejak ibu semasa hamil.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dasar kehamilan?
2.      Bagaimana fisiologi pertumbuhan janin?
3.      Apa saja tanda dan gejala kehamilan?
4.      Apa saja perubahan fisiologi pada kehamilan?
5.      Bagaimana pemeriksaan ibu hamil?
6.      Bagaimana jadwal pemeriksaan kehamilan?
7.      Bagaimana konsep asuhan keperawatan?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui konsep dasar kehamilan
2.      Untuk mengetahui fisiologi pertumbuhan janin
3.      Untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan
4.      Untuk mengetahui perubahan fisiologi pada kehamilan
5.      Untuk mengetahui pemeriksaan ibu hamil
6.      Untuk mengetahui jadwal pemeriksaan kehamilan
7.      Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
1.      Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama artinya telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010).




2.      Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi  (Manuaba, 2010).

3.      Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini.
a.       Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang mengandung persediaan nutrisi.
b.      Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut vitelus.
c.       Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
d.      Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
e.       Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi

4.      Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus” membangktkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif dengan kromosom  X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disbut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.



5.      Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium.terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, endoterm dan mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.

B.     Fisiologi pertumbuhan janin
Kehamilan berlangsung selama 40 minggu dengan perhitungan bahwa satu bulan sama dengan 28 hari. Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari 42 minggu. (Manuaba, 2010). Pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.




Tabel 2.1
Proses Pertumbuhan Janin
Umur kehamilan
Panjang fetus
Pembentukan organ
4 minggu
7,5-10 mm
Rudimental mata, telinga dan tulang
8 minggu
2,5 cm
Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk, kepala menekur ke dada
12 minggu
9 cm
Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai berbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum berdiferensisasi
16 minggu
16-18 cm
Genitalia eksterna berbentuk dan dapat dikenal, kulit tipis dan warna merah
20 minggu
25 cm
Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di kulit
24 minggu
30-32 cm
Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata serta kulit keriput, kepala besar. Bila lahir dapat bernapas tetapi hanya bertahan hidup beberapa jam saja
28 minggu
35 cm
Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa. Bila lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah. Bayi imatur
32 minggu
40-43 cm
Kulit merah dan keriput, bila lahir kelihatan seperti orang tua kecil (little old man)
36 minggu
46 cm
Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur
40 minggu
50-55 cm
Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ baik. Pada pria, testis sudah berada dalam skrotum sedangkan pada wanita labia mayora berkembang baik. Tulang-tulang kepala menulang
Sumber: Mochtar, 1998


Faktor dan subfaktor pertumbuhan dan perkembangan jnin
1.      Faktor ibu
a.       Keadaan kesehatan ibu saat hamil.
b.      Penyakit yang menyertai kehamilan.
c.       Penyulit kehamilan.
d.      Kelainan pada uterus.
e.       Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet.
f.       Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan.

2.      Faktor janin
a.       Jenis kelamin janin.
b.      Penyimpangan genetik: kelaianan kongenital, pertumbuhan abnormal.
c.       Infeksi intrauterin.

3.      Faktor plasenta
Plasenta adalah akar janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu, plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim yang ditetapkan dengan indeks plasenta.
Indeks plasenta =
Berat plasenta
Berat badan bayi
Sumber: Manuaba, 2010.

4.      Pernapasan janin
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, namun air ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru-parunya. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar o2 co2 di dalam tubuh janin. (Mochtar, 1998).

5.      Sirkulasi darah janin
Sistem sirkulasi darah janin yaitu:
a.       Foramen Ovale
b.      Duktus Arteriosus Botali
c.       Arteriae Umbilikales Lateralis
d.      Duktus Venosus Aranti
Darah yang kaya o2 dan nutrisi yang berasal dari uri masuk ke tubuh janin melalui vena umbilikus. Melalui duktus venosus Aranti sebagian besar darah tersebut mengalir ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah tadi mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava inferior seperti tadi. Dalam atrium kanan, sebagian besar darah ini kana mengalir secara fisiologis ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri yang selanjutnya dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena kava superior.
Karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui aa.pulmonales akan mengalir melalui duktus Botali ke aorta. Sebagian kecil darah menuju paru-paru kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri. Dari aorta, darah akan mengalir ke seluruh tubuh membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ tubuh janin (Mochtar, 1998).

6.      Saluran pencernaan (traktus digestivus)
Saluran pencernaan telah siap terbentuk pada kehamilan 16 minggu. Janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah banyak yang diarbsorbsi oleh mukosa saluran pencernaan. Mekonium yang ada dalam saluran pencernaan berwarna hijau tua karena penghancuran bilirubin. Pada gawat janin timbul hipoksia berat, mekonium keluar karena usus mengadakan peristaltik dan otot fringter ini lumpuh (mencret) sehingga air ketuban berwarna kehijauan. Secara normal janin meminum air ketuban 450 cc setiap hari. Hati telah berfungsi pada kehamilan 16 minggu yaitu untuk hemopoiesis dan metabolisme hidrat arang. Glikogen, vitamin A dan vitamin D disimpan dalam hati (Mochtar, 1998).


7.      Saluran kemih (traktus urinarius)
Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu dimana dalam kandung kemih telah ada air kemih yang diekskresi ke dalam air ketuban. Pada bayi baru lahir, kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05-0,10 cc per menit (Mochtar, 1998).

8.      Usia kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan. Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumur 4 tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimestes): kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu, kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu dan kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu (Mochtar, 1998).
Usia kehamilan dapat ditentukan dengan:
a.       Menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele menggunakan usia kehamilan yang berlangsung selama 288 hari. Perkiraan kelahiran dihitung dengan menentukan hari pertama haid terakhir yang kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegele dapat dihitung dengan menambahkan hari pertama haid terakhir dengan tujuh dan bulannya ditambah sembilan. Contoh: HPHT tanggal 15 January 1993, maka perhitungan perkiraan kelahiran adalah 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga dugaan persalinan adalah 22 Oktober 1993.
b.      Gerakan pertama janin. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin pada usia kehamilan 16 minggu, maka perkiraan usia kehamilan dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak akurat.
c.       Perkiraan tinggi fundus uteri. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan terutama tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.



Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.
Tinggi Fundus Uteri
Usia kehamilan
1/3 di atas simfisis
12 minggu
½ di atas simfisi pusat
16 minggu
2/3 di atas simfisis
20 minggu
Setinggi pusat
22 minggu
1/3 di atas pusat
28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus
34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus
36 minggu
Dua jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus
40 minggu

d.      Penentuan usia kehamilan dengan ultrasonografi. Dengan menentukan usia kehamilan melalui ultrasonografi dapat diketahui: diameter kantung gestasi, jarak kepala-bokong, jarak tulang biparietal, lingkaran perut dan panjang tulang femur (sumber: Manuaba, 2010).

C.    Tanda dan gejala kehamilan
1.      Tanda-tanda presumptif
a.       Amenorea (tidak dapat haid)
b.      Mual dan muntah (nausea and vomiting)
c.       Mengidam (ingin makan sesuatu)
d.      Tidak tahan suatu bau-bauan
e.       Pingsan
f.       Tidak ada selera makan (anoreksia)
g.      Lelah (fetique)
h.      Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
i.        Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
j.        Konstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
k.      Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra = grisea).
l.        Epulis: hipertrofi dari papil gusi.
m.    Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

2.      Tanda-tanda kemungkinan hamil
a.       Perut membesar
b.      Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.
c.       Tanda Hegar
d.      Tanda Chadwick
e.       Tanda Piscaseck
f.       Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton-Hiks
g.      Teraba Ballotement
h.      Reaksi kehamilan positif

3.      Tanda pasti (tanda positif)
a.       Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b.      Denyut jantung janin
1)      Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2)      Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3)      Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4)      Dilihat pada ultrasonografi
c.       Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber: Mochtar, 1998.




D.    Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan
1.      Perubahan pada sistem reproduksi
a.       Uterus
1)      Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higrokopik. Endometrium menjadi desidua, ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
2)      Berat: berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
3)      Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut Tanda Hegar.
4)      Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau retrofleksi, pada 4 bula kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati dan rahim yang  hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
5)      Vaskularisasi
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam diameter, panjang dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah.
6)      Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut tanda Chadwick.
b.      Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
c.       Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick.
d.      Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastis dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diatasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
e.       Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara, kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.

2.      Perubahan pada organ dan sistem lainnya
a.       Sistem sirkulasi darah
1)      Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ±30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
2)      Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin dan gamaglobin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globin dan fibrinogen terus meningkat.
3)      Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor o2 yang sangat diperlukan selama kehamilan.
4)      Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra hamil.tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
5)      Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
b.      Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
c.       Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
d.      Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene yang buruk disekitar mulut.
e.       Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
1)      Muka: disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
2)      Payudara: puting susu dan areola payudara.
3)      Perut: linea nigra striae.
4)      vulva
f.       Kelenjar endokrin
1)      Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
2)      Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
3)      Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh

E.     Pemeriksaan Ibu Hamil
1.      Anamnesa
a.       Anamnesa tentang identitas: nama diri sendiri, suami, alamat, pekerjaan dan sebagainya.
b.      Anamnesa obstetri: kehamilan ke berapa; apakah persalinan lahir spontan aterm, hidup atau dengan tindakan, usia anak terkecil; untuk primigravida lama kawin dan usia; tanggal haid terakhir.
c.       Anamnesis tentang keluhan utama.

2.      Pemerikaan fisik
a.       Pemeriksaan fisik umum
1)      Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.
2)      Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat badan.
b.      Pemeriksaan khusus obstetri
1)      Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin yang tampak).
2)      Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold:
a)      Leopold I
-       Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
-       Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat terasa keras dan melenting pada goyangan, pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak melenting dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b)      Leopold II
-       Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menentukan bagian apa yang terletak dibagian samping.
-       Letak membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.
-       Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
c)      Lepold III
-       Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.
-       Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan kosong.
d)     Lepold IV
-       Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.
-       Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
3)      Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
4)      Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterin, hal lain yang terdengar).

3.      Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian terendah, pelvimetri panggul).
Indikasi pemeriksaan dalam:
-       Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan, sebelum ditinggalkan oleh penolong.
-       Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
-       Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan CPD.
-       Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju.
-       Jika akan diambil tindakan obstetriboperatif.
-       Menentukan nilai skor pelvis.

4.      Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).
Sumber: Manuaba, 2010.




F.     Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
1.      Trimester I dan II
-       Setiap bulan sekali.
-       Diambil data tentang laboratorium.
-       Pemeriksaan ultrasonografi.
-       Nasehat tentang diet 4 sehat 5 sempurna, tambahkan protein 0,5 gram/kg BB (1 telur/ hari).
-       Observasi adanya penyakit yang mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus 1.
2.      Trimester III
-       Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda kehamilan.
-       Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
-       Diet 4 sehat 5 sempurna.
-       Pemeriksaan ultrasonografi.
-       Imunisasi tetanus 2.
-       Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ke-3.
-       Rencana pengobatan.
-       Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan.
Sumber: Manuaba, 2010.

G.    Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat dan status.
b.      Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan muntah
c.       Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia, siklus, lamanya, banyaknya, HPHT, perkiraan persalinan, Flour Albus.
d.      Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan keberapa, umur kehamilan, penyulit kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis kelamin anak dan masa nifas.
e.       Riwayat kontrasepsi
Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian dan keluhan yang dirasakan selama memakai alat kontrasepsi.
f.       Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya, pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status sosioekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.
Riwayat keluarga memberikan informasi tentang dekat pasien, termasuk orang tua, saudara kandung dan anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan genetik atau familial dan kondisi-kondisii yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.
g.      Riwayat pemeriksaan ANC
Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ, oedema, reflex tungkai, TD, BB, keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat.
h.      Kebutuhan Dasar Manusia
1)      Nutrisi
Ø  Frekuensi makan      : 3 x sehari
Ø  Jenis makanan         : nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan.
Ø  Minum                    : 6-7  kali sehari
Ø  Nafsu makan          :  tidak nafsu, alasan : karena mual dan muntah
2)      Eliminasi
BAK
Ø  Frekwensi               : 6-7 kali sehari
Ø  Warna                     : kekuningan
Ø  Bau                         : tercium bau aseton
Ø  Keluhan                  : urin sedikit
BAB
Ø  Frekwensi               : 3 kali seminggu
Ø  Warna                     : coklat
Ø  Bau                         : khas
Ø  Konsistensi             : padat
Ø  Keluhan                  : sulit saat BAB
3)      Istirahat Dan Tidur
Ø  Tidur siang              : 1-2 jam
Ø  Tidur malam            : 7-8 jam
4)      Personal Hygiene
Ø  Mandi 2 kali sehari.
Ø  Keramas 3 kali seminggu.
Ø  Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
Ø  Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.
Ø  Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
i.        Pemeriksaan Fisik
1)      Keadaan Umum
Ø  Kepala                          
Ø  Mata                             
Ø  Leher                            
Ø  Kardiovaskuler             
Ø  Pencernaan/abdomen
Ø  Ekstremitas                
Ø  Sistem persyarafan         
Ø  Genito urinaria               
Ø  Pemeriksaan janin       
Ø  Tinggi badan                         
Ø  Berat badan sebelum hamil  
Ø  Berat badan sekarang           
Ø  Lila                                       
Ø  Tanda-tanda vital
2)      Pemeriksaan penunjang
Ø Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya hematokrik (menggambarkan anemia).
Ø Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht, Urinalis untuk protein, glukosa dan keton. Contoh darah perlu diambil untuk crossmatching untuk persiapan bila ada transfusi.
3)      Pengkajian khusus fetal
Ø DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.
Ø DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin.
Ø Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
Ø Molase atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.

2.      Diagnosa
a.       Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang pengetahuan tentang proses persalinan.
b.      Nyeri  akut b/d agen cedera

c.       Konstipasi berhubungan dengan  kehamilan
d.      Keletihan berhubungan dengan kehamilan

3.      Perencanaan
a.      Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan
Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam perawatan.
Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.
Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan :
1)      Tidak gelisah
2)      Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup.
3)      Ada kontak mata
4)      Tidak ketakuatan
5)      Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
6)      Tidak ada peningkatan ketegangan
7)      Tidak ada peningkatan keringat
8)      Tekanan darah  nadi dan frekuensi pernapasan  dalam batas normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit)
9)      Berkonsentrasi
10)  Tidak ada blocking pikiran.

Intervensi dan rasional
1)      Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang-kurangnya setiap 4 jam ketika terjaga.
R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi
2)      Kurangi stressor (termasuk membatasi akses individu pada pasien jika sesuai) dan usahakan menuntut pasien
R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan iklim tenang dan teraupetik.
3)      Berikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan perasaanya dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan yang sama
R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan
4)      Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien. Berikan makanan bergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai langkah-langkah yang memberikan rasa nyaman.
R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkan pasien bahwa kebutuhannya akan terpenuhi.
5)      Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukan kecemasan klien
R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.
6)      Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan.
R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat

b.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) : kontraksi uterus
Goal: Klien akan terbebas dari nyeri akut.
Objective: Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama dalam perawatan
Outcomes: Dalam 1x24 jam perawatan, klien :
1)      Melaporkan nyeri berkurang secara verbal
2)      Tidak tampak meringis dan diaforesis
3)      Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal (TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit).

Intervensi :
1)      Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.
R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis. Untuk menghindari interpretasi subjektif.
2)      Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila diperlukan.
R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.
3)      Rencanakan aktivitas distraksi.
R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak berhubungan dengan nyeri.
4)      Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara, implementasikan teknik mengendalikan nyeri alternatif.
R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeri pasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
5)      Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri, bergantung pada gambaran nyeri pasien.
R/ Untuk menentukan keefektifan obat.

c.       Keletihan berhubungan dengan kehamilan
Goal          : klien mengalami keletihan selama perawatan
Objective   : klien dapat beradaptasi dengan kehamilannya
Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien :
1)      Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik
2)      Tidak terjadi kekurangan energi, letargi, letih. Lesu dan lelah
3)      Mampu memulihkan energy setelah tidur
4)      Mampu melakukan aktifitas fisik pada tingkat yang biasa

Intervensi dan Rasional
1)      Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat besi dan mineral, jika tidak dikontraindikasikan
R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan demineralisasi
2)      Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien mengalami keletihan
R/: agar kondisi pasien tidak memburuk
3)      Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat
R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu menurunkan keletihan dan meningkatkan stamina
4)      Tetapkan pola tidur yang teratur
R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu mengurangi keletihan
5)      Hindari situasi yang penuh emosional
R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.

d.      Konstipasi berhubungan dengan  kehamilan
Goal : Klien tidak mengalami kopnstipasi
Objective :
outcome
1)      Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat
2)      Konsistensifses lunak
3)      Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
4)      Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )

Rencana tindakan
1)      Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi
R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi
2)      Auskultasi bising usus
R/ Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltik
3)      Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat
R/ Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler
4)      Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada kontraindikasi
R/ Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler
5)      Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltik
6)      Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema)
R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
Perkembangan janin pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan diantaranya adalah Tanda-tanda presumptif, Tanda-tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti (tanda positif).
Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan terjadi pada sistem reproduksi diantaranya Uterus, Indung telur (ovarium), Vagina vulva, Dinding perut (abdominal wall) dan Payudara. Serta Perubahan pada organ dan sistem lainnya diantaranya Sistem sirkulasi darah, Sistem pernapasan, Saluran pencernaan, Tulang dan gigi, Kulit dan Kelenjar endokrin.
Pemeriksaan Ibu Hamil meliputi tahap Anamnesa, Pemerikaan fisik, Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian terendah, pelvimetri panggul) dan Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan yaitu pada Trimester I dan II Setiap bulan sekali serta pada Trimester III Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda kehamilan.
Konsep Asuhan Keperawatan meliputi tahapan proses Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.



DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993). Obstetri. Elstar. Bandung.
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10, Jakarta: EGC.




Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)