Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH PERUBAHAN SISTEM NEUROLOGI MASA NIFAS


MAKALAH
PERUBAHAN SISTEM NEUROLOGI MASA NIFAS

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B.      Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C.      Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.      Pengertian Sistem Persarafan...................................................................................... 3
B.      Fungsi Sistem Persarafan................................................................................................ 3
C.      Pembagian Sistem Persarafan...................................................................................... 3
D.     Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem persarafan pada Ibu Hamil   9
E.      Perubahan Sistem persarafan pada Masa Nifas............................................... 11

BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
B.      Saran ............................................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 13



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi (perifer) merupakaan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat.
Stimulus (rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh untuk mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlangsung melalui kegiatan sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan melahirkan. Nyeri kepala pascapartum bisa disebabkan berbagai keadaan, termasuk hipertensi akibat kehamilan, stres, dan kebocoran cairan serebrospinalis ke dalam ruang tulang punggung untuk anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3 hari sampai beberapa minggu, tergantung pada penyebab dan efektivitas pengobatan.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian sistem persarafan?
2.      Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester pertama?
3.      Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester kedua?
4.      Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester ketiga?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian sistem persarafan
2.      Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester pertama
3.      Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester kedua
4.      Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan fisiologi sistem persarafan pada trimester ketiga





BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Sistem Persarafan
Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat merasakan suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot. Sistem persarafan bekerja sebagai sistem elektrik dan konduksi yang bekerja mengatur dan mengendalikan semua kegiatan tubuh.

B.     Fungsi Sistem Persarafan
Secara garis besar fungsi sistem persarafan ada empat yaitu :
1.      Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensory (Afferent Sensory Pathway)
2.      Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat
3.      Mengolah informasi yang diterima baik di tingkat medula spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban (respon)
4.      Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik (Efferent Motorik Pathway) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan.

C.      Pembagian Sistem Persarafan
Sistem persarafan terdiri dari dua yaitu secara stuktural dan secara fungsional. Secara struktural Sistem Persarafan terdiri atas Sistem Saraf Pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sedangkan secara fungsional terdiri dari serebrospinal dan sistem otonom.


1.     Sistem Saraf Secara Struktural
a.      Sistem saraf pusat
Terdiri atas otak dan medula spinalis. Di bungkus oleh selaput meningen yang berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Otak terdiri dari otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebelum) dan batang otak(brainstem). Otak orang dewasa mempunyai berat lebih kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah kurang lebih 20% dari cardiac out put serta membutuhkan kalori sekitar 400kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang banyak menggunakan energi yang di dukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan glukosa relatif konstan,hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
 Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1)     Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2)     Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3)     Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1)     badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2)     serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3)     sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1)     Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
a)     Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/ gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
b)     Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c)      Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d)     Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e)     Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.



f)       Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

b.     Sistem Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri dari saraf cranial termasuk sensorik dan motorik serta ganglion. Fungsi saraf cranial bervariasi,yaitu sensor motorik dan gabungan dari keduanya. Saraf-saraf motorik dipersarafi oleh beberapa percabangan saraf cranial. Percabangan saraf cranial yaitu olfaktorius, optikus, okulomotorius, troklear, trigeminus, abdusen, facial, vestibulkokhlearis, glosofaringeal, vagus, asesori, hipoglosal.

2.     Sistem persarafan secara fungsional :
a.      Serebrospinal
Melindungi otak dan medula spinalis dengan dukungan jaringan otot,bertindak sebagai media dalam transport elemen-elemen dari aliran darah ke sistem saraf jaringan otot
b.     Sistem Saraf Otonom
Terdiri dari dua subsistem eferen : subsistem simpatis dan parasimpatis. Organ-organ dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dikontrol oleh satu atau dua subsistem. Mempertahankan keadaan tubuh dalam keadaan terkontrol tanpa pengendalian secara sadar struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf otonom yaitu otot jantung pembuluh darah ,iris mata,organ torakalis, abdominalis dan kelenjar tubuh. SSO juga enerima informasi tentan fungsi vital tubuh dari kemoreseptor dan presoreseptor di dalam pembuluh darah dan organ internal.

D.     Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem persarafan pada Ibu Hamil
1.     Trimester I
-          Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah.
-          Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.
-          Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama kehamilan.
-          Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang mulai berkurang.
-          Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan.

2.     Trimester II
-          Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, sinusitis, atau migran.
-          kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan tekanan pada pembuluh darah panggul yang dapat mengganggu sirkulasi dan saraf yang menuju ektremitas bagian bawah.
-          masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani akibat kekurangan kalsium (hipoklasemia)
-          Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
-          Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama.

3.     Trimester III
-          Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar syaraf
-          rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu yang membungkuk.
-          Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunel syndrom selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.
-          Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan. Pembengkakan tersebut menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara lengan dan tangan.
-          Akroestesia (kaku dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus brachialis.

E.      Perubahan Sistem persarafan pada Masa Nifas
Sistem persarafan pada klien post partum biasanya tidak mengalami gangguan kecuali ada komplikasi akibat dari pemberian anesthesia spinal atau penusukan pada anesthesi epidural dapat menimbulkan komplikasi penurunan sensasi pada ekstremitas bawah. Klien dengan spinal anesthesia perlu tidur flat selama 24 jam pertama. Kesadaran biasanya.
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan melahirkan. Nyeri kepala pascapartum bisa disebabkan berbagai keadaan, termasuk hipertensi akibat kehamilan, stres, dan kebocoran cairan serebrospinalis ke dalam ruang tulang punggung untuk anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3 hari sampai beberapa minggu, tergantung pada penyebab dan efektivitas pengobatan.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh.
Sistem persarafan pada klien post partum biasanya tidak mengalami gangguan kecuali ada komplikasi akibat dari pemberian anesthesia spinal atau penusukan pada anesthesi epidural dapat menimbulkan komplikasi penurunan sensasi pada ekstremitas bawah. Klien dengan spinal anesthesia perlu tidur flat selama 24 jam pertama. Kesadaran biasanya

B.     Saran
Kami berharap agar teman-teman dapat mengerti materi yang teah kami sampaikan. Seorang bidan sebaiknya menguasai perubahan-perubahan dan adaptasi pada setiap masa nifas.






DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Helwiyah, dkk.1994. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Syaiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen. 2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC.



Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)