Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI 0-6 BULAN


Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan
 
BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
ASI memang merupakan makanan yang tak tergantikan. Perannya tidak bisa digantikan oleh Susu Formula. Hindari susu botol dan dot empeng karena susu botol dan kempengan membuat bayi bingung dan dapat membuatnya menolak puting ibunya atau tidak menghisap dengan baik. Mekanisme menghisap botol atau kempengan berbeda dari mekanisme menghisap puting susu pada payudara ibu. Ini akan membingungkan bayi. Bila bayi diberi susu botol atau kempengan, ia akan lebih susah belajar menghisap ASI ibunya (Ari, 2009:17)
Di negara berkembang bayi yang mendapatkan susu buatan mengalami morbiditas dan kematian bayi yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi dengan pemberian Air Susu Ibu, terutama karena infeksi dan malnutrisi. Air Susu Ibu memberikan nutrisi optimal pada bayi baru lahir, memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi, serta memperbaiki hubungan antara ibu dan bayi. Pemberian Air Susu Ibu dilakukan setiap saat bila bayi menginginkannya, ibu perlu diberi petunjuk cara menyusui yang baik dan benar. Pemberian susu tambahan sangat tidak dianjurkan dan harus dihindari.  (Sarwono, 2008:362)
Milenium Development Goals (MDGs) menargetkan di bidang kesehatan sampai dengan tahun XXX mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit menular seperti HIV/AIDS. Ada 8 Tujuan MDGs yang disepakati secara global diantaranya adalah pada MDGs Nomor 4 yaitu Menurunkan Angka Kematian Anak. Tujuan MDGs 4 adalah menurunkan angka kematian balita (AKBA) sebesar 2/3 nya dalam kurun waktu 1990 sampai XXX. Adapun data Tahun 2005 AKB 34 /1000 Kelahiran Hidup (KH) diharapkan akan menjadi 23/1000 KH pada Tahun XXX.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN.AKB di Indonesia padatahun 2008 AKB adalah 35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2009 AKB mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai 2009. (Depkes RI, 2009)
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan di Indonesia hanya sepertiga (32%) bayi berumur dibawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Diantara sepuluh hanya empat bayi yang berumur dibawah empat bulan (41%) yang mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya 48% anak umur kurang dari dua bulan mendapatkan ASI eksklusif (DepKes RI,2007)
Dari data tersebut United National Children’s Find (UNICEF) menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, informasi yang kurang tentang penjelasan dan penyuluhan ASI eklusif, hal tersebut didukung dengan penelitian di Jakarta lebih dari 50% bayi yang berumur 2 bulan mendapatkan susu formula karena informasi yang kurang, pemasaran oleh produsen susu formula juga merupakan faktor penghambat terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI eksklusif (Nuryati, 2010)
Menurut Data Dinas kesehatan XXX Tahun 2014 Angka Kematian Bayi (AKB) neonatus 39 kasus diantaranya BBLR 156 kasus, asfiksia 80 kasus, tetanus neonatorum 3 kasus, sepsis 5 kasus klainan konginetal 27 kasus, ikterus 3 kasus, lain – lain 35 kasus. Bayi 94 kasus diantaranya pneumonia 25 kasus, diare 19 kasus, kelainan saluran cerna 9 kasus, kelaina saraf 3 kasus, lain – lain 38 kasus diantaranya ISPA 6kasus, diare 1 kasus, lain – lain 24 kasus dan IUFD 187 kasus. ( Laporan  Tahunan Dinas XXX Tahun 2014)
Wilayah kerja XXX memiliki 9 desa. Berdasarkan data Promkes XXX pada bulan Januari – Mei tahun XXX, yaitu memiliki jumlah bayi sebanyak 402 bayi. Berdasarkan hasil Study Pendahuluan Bayi yang telah lulus binaan ASI Eksklusif 6 bulan di XXX sebanyak 42 bayi.
Jumlah ibu menyusui yang ada di wilayah XXX cukup banyak dan merupakan potensi yang harus diperhatikan dan diberi penanganan agar ibu menyusui tersebut mau memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX”

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan data Promkes XXX pada bulan Januari – Mei tahun XXX, yaitu memiliki jumlah bayi sebanyak 402 bayi. Berdasarkan hasil Study Pendahuluan Bayi yang telah lulus binaan ASI Eksklusif 6 bulan di XXX sebanyak 42 bayi Maka berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah apasaja “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX?

C.      Tujuan Penelitian
1.         Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 bulan.
2.         Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu balita di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX
b.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi pekerjaan ibu balita di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX
c.       Untuk mengetahui distribusi frekuensi pendidikan ibu balita di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX
d.      Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemberian susu formula di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX
e.       Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan pemberian susu formula di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX
f.       Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan pemberian susu formula di Wilayah Kerja XXX Tahun XXX

D.      Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan, dilakukan pada bulan Mei – Juni XXX di Wilayah kerja XXX pada ibu menyusui, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden, alasan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi 0-6 bulan.

E.       Kegunaan Penelitian
1.      Guna Teoritis
a.      Peneliti
Di harapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, menambah wawasan tentang metode penelitian dan mendapat pengalaman penelitian.
b.      Institusi Pendidikan
Untuk menambah wawasan atau bacaan mahasiswa di perpustakaan mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi 0-6 bulan.
2.      Guna Praktis
a.      XXX
Dapat menjadi bahan masukan bagi segenap penentu kebijakan dan instansi terkait untuk memprioritaskan program kesehatan dalam upaya memberikan ASI Eksklusif.





Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)