FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI LAMANYA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu
dan mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia pada generasi mendatang. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah
kematian neonatal yang diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin,
pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan dan perawatan bayi baru lahir
yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis.1
Tujuan dilakukannya
perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya infeksi neonatorum,
karena pada masa ini termasuk masa yang paling rawan bagi bayi. Adapun
indikator yang mempengaruhi lepasnya sisa tali pusat, selain dipengaruhi oleh
perawatan tali pusat dengan menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih.
Juga dipengaruhi kepatuhan ibu untuk membersihkan tali pusat setiap hari.
Kebersihan ibu saat merawat tali pusat dan frekwensi mengganti popok setiap
kali popok kotor dan basah, serta dipengaruhi oleh cara merawat tali pusat
yaitu dengan kasa steril, kasa alkohol 70% atau povidon 10%. Lamanya pelepasan
sisa tali pusat bervariasi yaitu ada yang dalam waktu 3 hari, 5 hari, 7 hari
ada yang sampai 2 minggu.2
Salah satu indikator
status kesehatan suatu bangsa adalah angka kematian ibu dan angka kematian
bayi. Berdasarkan penelitian WHO (World Health Organization) menemukan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 35/1000 Kelahiran Hidup (KH),yang disebabkan oleh
infeksi dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).3
Angka kejadian infeksi
bayi baru lahir di Indonesia berkisar antara 24% hingga 34%, dan hal ini
merupakan penyebab kematian yang kedua setelah asfeksia neonatorum yang
berkisar antara 49% hingga 60%.3 sebagian besar infeksi bayi baru
lahir adalah tetanus neonatorum yang ditularkan melalui tali pusat, karena
pemotongan dengan alat tidak suci hama. Pada tahun 2013, dilaporkan terdapat 78
kasus Tetanus Neonaturum dengan jumlah meninggal 42 kasus1
Hasil Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
32/1.000 kelahiran hidup.1
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012
Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 6,3 per 1.000 kelahiran hidup yang disebabkan
dari kematian neonatal yaitu karena BBLR 43,7 %, asfiksia 26,1 %, kelainan
kongenital 7,9 % , sepsis 2,5 %, icterus 1,4 %, tetanus neonatorum 0,6 %,
lain-lain 17,7 % , dan penyabab kematian bayi yaitu pneumonia 26,7 %, diare
11,3 %, kelainan saraf 2,8 %, kelainan saluran cerna 2,3 %, tetanus 0,2 %, dan
lain-lain 56,6 %.4
Berdasarkan data Dinas
Kesehatan XXX pada tahun 2014, menyebutkan bahwa kasus Angka Kematian Bayi
(AKB) sebanyak 309 kasus yang disebabkan BBLR 156 kasus, tetanus neonaturum 3
kasus, sepsis 5 kasus, kelainan konginetal 27 kasus, icterus 3 kasus, lain-lain
35 kasus. Bayi 94 kasus yang disebabkan pneumonia 25 kasus, diare 19 kasus,
kelainan saluran cerna 9 kasus, kelainan saraf 3 kasus, dan masalah lainnya 38
kasus.5
Berdasarkan data tahunan
Puskesmas XXX, data dari bulan Maret-April XXX terdapat 58 bayi baru lahir.
Sedangkan kematian neonatal ada 9 orang, yang disebabkan oleh 3 orang kelainan
neonatal, 3 orang immatur, 1 orang lahir di paraji, 1 orang aspirasi ASI dan 1
orang asfiksia karena ibu PEB.6
Berdasarkan studi
pendahuluan hasil yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas XXX kepada
10 ibu nifas dengan cara wawancara langsung kepada responden. Dari 10 ibu nifas
hanya 5 orang yang mengetahui penyebab lamanya pelepasan tali pusat dan cara
melakukan perawatan tali pusat yang benar pada bayi sedangkan sisanya tidak
mengetahui.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan
(morbilitas) dan angka kematian (mortalitas) adalah dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi, dalam
melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu dengan memberikan
penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga pengetahuan yang dimiliki
oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap
kesehatan dan kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini
terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa
dewasa. Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada
bayi baru lahir dilakukan dengan benar-benar sesuai dengan prosedur kesehatan.7
Cepat
lambatnya pelepasan tali pusat dan cara perawatan tali pusat menjadi resiko
terjadinya infeksi tali pusat dan terkena penyakit tetanus neonatorum, selain
dari itu infeksi tali pusat juga dapat menyebabkan kematian pada neonatus. Berdasarkan
uraian latar belakang ditersebut, penulis tertarik ingin meneliti tentang
faktor yang mempengaruhi lepasnya tali pusat pada bayi dengan mengambil judul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lamanya Waktu Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi
di Desa XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX”.
B.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sejauh mana faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lamanya
waktu pelepasan tali pusat pada bayi di Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX
Tahun XXX?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu pelepasan tali pusat pada bayi di
Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran cara
perawatan tali pusat pada bayi di Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
b.
Mengetahui gambaran infeksi
tali pusat pada bayi di Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
c.
Mengetahui gambaran kondisi
lingkungan pada tali pusat bayi di Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
d.
Mengetahui gambaran lamanya
waktu pelepasan tali pusat di Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
e.
Mengetahui pengaruh cara
perawatan tali pusat terhadap lamanya waktu pelepasan tali pusat pada bayi di
Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
f.
Mengetahui pengaruh infeksi
tali pusat terhadap lamanya waktu pelepasan tali pusat pada bayi di Desa XXX
wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
g.
Mengetahui pengaruh kondisi
lingkungan terhadap lamanya waktu pelepasan tali pusat pada bayi di Desa XXX
wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
h.
Sejauh manakah faktor-faktor
yang mempengaruhi lamanya waktu pelepasan tali pusat.
D.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah
mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu pelepasan tali pusat
pada bayi di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun XXX. Subjek penelitannya adalah ibu
post partum, karena cepat lambatnya pelepasan tali
pusat dan cara perawatan tali pusat menjadi resiko terjadinya infeksi tali
pusat yang menyebabkan penyakit tetanus neonatorum, selain dari itu infeksi
tali pusat juga dapat menyebabkan kematian pada neonatus. Penelitian ini
dilakukan dari bulan Mei-Juni XXX, dengan menggunakan metode survey analitik
dengan pendekatan cross sectional.
E.
Kegunaan Penelitian
1.
Guna Teoritis (Keilmuan)
a.
Institusi
Penyelenggaraan
terkait dengan peningkatan keilmuan mendapatkan masukan yang bermanfaat guna
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat.
b.
Peneliti
Diharapkan
hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan perbandingan untuk penelitian yang
akan datang dan diharapkan penelitian ini dilanjutkan ke metode penelitian
lebih dalam.
2.
Guna Praktisi
a.
Bagi Pasien
Hasil penelitian ini diharapkan semua ibu
postpartum dapat mengetahui dan dapat menambah informasi untuk menemukan metode
atau cara yang lebih efektif dan efisien dalam perawatan tali pusat sehingga
proses lepasnya tali pusat bisa lebih cepat.
b.
Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan masukan untuk para petugas kesehatan yang berada di Puskesmas XXX
agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan.
c.
Hasil Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat
menjadikan sebagai pengalaman dan sarana untuk menerapkan ilmu dan teori dalam
rangka menambah pengetahuan dan wawasan.
Comments
Post a Comment