Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH PADA IBU BERSALIN


HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH PADA IBU BERSALIN
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 Angka Kematian Bayi (AKB) didunia 54 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 sebesar 34/1000 kelahiran hidup sedangkan angka Kematian balita (AKBAL) pada tahun 2007 sebesar 44/1000 kelahiran hidup.(7)
Menurut WHO dalam Maryunani (2009) data berat bayi lahir rendah (BBLR) dirincikan sebanyak 17% dari 25 juta persalinan pertahun didunia dan hampir semua terjadi dinegara berkembang. Angka kejadian berat bayi lahir rendahdi Indonesia adalah 10,5% masih di atas angka rata-rata Thailand (9,6%) dan Vietnam (5,2%). Di Indonesia, berat bayi lahir rendahbersama prematur merupakan penyebab kematian neonatal yang tinggi.Angka berat bayi lahir rendahdi Indonesia secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka berat bayi lahir rendah sekitar 7,5%.(8)
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 Angka Kematian Ibu masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup (KH), hal ini erat kaitanya dengan kurang baiknya penanganan komplikasi obstetrik saat persalinan dan masih rendahnya status kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu secara langsung sebesar 90% sebagian besar adalah komplikasi yang terjadi pada saat bersalin. Penyebab tersebut dikenal dengan trias klasik yaitu perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%).(1)
Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 25%, infeksi 15% , preeklampsia-eklampsia 13%, aborsi 13%, sepsis 10%, serta partus lama 8%. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah preeklampsia-eklampsia yang bersama infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup 75%-80% dari keseluruhan kematian maternal. Kejadian preeklampsia-eklampsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila CFR (Case Fatality Rate) preeklampsia-eklampsia mencapai 1,4%-1,8%. Preeklampsia-eklampsia yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi terhadap janin maupun ibu. Komplikasi pada janin dapat berupa asfiksia, berat badan lahir rendah, maupun preterm infant.(2)
Angka kejadian preeklampsia di Indonesia berkisar antara 3 hingga 10%. Di Indonesia preeklamsia dan eklampsia merupakan penyebab dari 30-40% kematian perinatal sementara dibeberapa rumah sakit di Indonesia telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama kematian maternal. Preeklampsia dapat terjadi pada 30% kehamilan ganda, 30% pada pasien hamil dengan diabetes, dan 20% pasien dengan hipertensi kronis, walaupun pada dua pertiga kasus terjadi pada wanita nullipara yang sebelumnya sehat.(3)
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan noenatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.(6)
Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Barat periode Januari – Desember 2013 yaitu sebanyak 781 kasus kematian ibu atau sama dengan 83 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Dengan kontribusi penyebab kematian akibat faktor-faktor lain sebanyak 254 kasus, perdarahan 248 kasus, hipertensi dalam kehamilan 229 kasus, infeksi 44 kasus, partus lama 5 kasus dan aborsi 1 kasus. Jumlah kasus kematian ibu tertinggi tercatat di XXX yaitu sebanyak 78 kasus sedangkan di XXX sebanyak 9 kasus kematian ibu. Dengan kontribusi penyebab kematian ibu di XXX periode Januari – Desember 2013 akibat perdarahan 37 kasus, hipertensi dalam kehamilan 21 kasus, dan infeksi 7 kasus.(4)
Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 angka kematian bayi tercatat 6/1.000 KH.(9)
Jumlah kematian ibu di XXX tahun XXX yaitu sebanyak 37 orang. Kontribusi penyebab kematian ibu yaitu akibat pendarahan 16 kasus, eklampsia 18 kasus, faktor lain 2 kasus, dan infeksi 1 kasus.(5)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan XXX ditemukan bahwa kejadian berat bayi lahir rendahdi XXX sebanyak 1.962 kasus.(10)
Berdasarkan data dari XXX tahun XXX ditemukan bahwa kejadian berat bayi lahir rendah sebanyak 24,2% dari seluruh persalinan atau sebanyak 780 kasus berat bayi lahir rendah dari 3.229 persalinan.(11)
Salah satu penyebab kematian neonatus tersering adalah bayi berat lahir baik cukup bulan maupun kurang bulan (prematur). Pertumbuhan dan perkembangan berat bayi lahir rendahsetelah lahir mungkin akan mendapat banyak hambatan. Perawatan setelah lahir diperlukan bayi untuk dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangannya. Kemampuan ibu untuk memahami sinyal dan berespon terhadap bayi prematur berinteraksi dan memberikan dekapan.(12)
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal selain itu berat bayi lahir rendahdapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Berdasarkan dari keadaan tersebut penulis bermaksud untuk meneliti hubungan preeklampsia dengan angka kejadian bayi berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di XXX. Penulis tertarik meneliti hubungan preeklampsia dengan berat bayi lahir rendahpada ibu bersalin karena preeklampsia merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyababkan terjadinya eklampsia yang merupakan penyumbang angka kematian ibu terbesar kedua setelah perdarahan berdasarkan trias klasik. Selain itu kejadian berat bayi lahir rendahjuga merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada bayi dan merupakan salah satu penyumbang penyebab angka kematian bayi. Penulis memilih XXX sebagai tempat penelitian atas berbagai pertimbangan. Selain menjadi pusat rujukan, XXX juga merupakan rumah sakit terbesar untuk daerah XXX dan sekitarnya. Dengan fungsinya sebagai rumah sakit pemerintah, XXX melayani pasien dari segala aspek lapisan masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik meneliti mengenai hubungan preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di XXX periode Januari – Desember XXX.

B.       Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di XXX periode Januari- Desember XXX?”.

C.      Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di XXX periode Januari-Desember XXX.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran preeklampsia pada ibu bersalin di XXX periode Januari-Desember XXX.
b.      Mengetahui gambaran kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di XXX periode Januari-Desember XXX.
c.       Mengetahui hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di XXX periode Januari-Desember XXX.

D.    Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini meneliti tentang hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah. Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di XXX periode Januari – Desember XXX.
Penelitian ini meneliti tentang hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah karena preeklampsia merupakan salah satu dari trias klasik penyebab kematian ibu tertinggi serta merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik pada ibu maupun janin, selain itu berat bayi lahir rendah merupakan salah satu faktor yang menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat menimbulkan kematian bayi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni XXX di XXX.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan retrospektif.

E.       Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
a.       Bagi Institusi
Sebagai penyelenggara terkait dengan peningkatan keilmuan mendapatkan masukan yang bermanfaat guna meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat dan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan referensi khususnya untuk bidang ilmu kebidanan.
b.      Bagi peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian yang akan datang khususnya mengenai hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin.
2.      Manfaat praktis
a.       Bagi XXX
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk petugas kesehatan yang berada di XXX untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan.
b.      Bagi peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaman penulis serta sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan teori dalam rangka menambah wawasan salah satunya untuk mengetahui hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat bayi lahir rendah di XXX.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)