Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN KALA IV PADA IBU BERSALIN


HUBUNGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN KALA IV PADA IBU BERSALIN
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perdarahan post partum dalam arti luas mencakup semua perdarahan yang terjadi setelah kelahiran bayi, sebelum, selama, dan sesudah keluarnya plasenta. Hilangnya darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama merupakan perdarahan postpartum.(1)
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir.(2)
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbidilitas ibu bersalin. Di indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi.(2)
Tiga penyebab klasik kematian ibu di samping infeksi dan preeklampsia adalah perdarahan. Efek perdarahan terhadap ibu hamil bergantung pada volume darah saat ibu hamil, anemia dalam kehamilan yang masih tinggi di indonesia (46%) serta fasilitas transfusi darah yang masih terbatas menyebabkan perdarahan akan menggangu penyembuhan pada masa nifas, proses involusi dan infeksi.(2)
Perdarahan pasca salin yang menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88% dalam dua minggu setelah bayi lahir.(2)
Diperkirakan dari setiap ibu meninggal dalam kehamilan, persalinan atau nifas, 16-17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka, umumnya menetap. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan (25 %,biasanya disebabkan perdarahan pasca salin), infeksi (15 %), hipertensi dalam kehamilan (12 %), partus macet (8 %), dan aborsi (13 %), dan sebab-sebab lain (8 %).(2)
Menurut WHO di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal merupakan masalah besar, namun sejumlah kematian yang cukup besar tidak diketahui. Di negara-negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara yang sedang berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup. Tingkat kematian maternal di indonesia diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup.(3)
Pencapaian Milleneum Development Goals (MDG’S) bidang kesehatan belum mencapai target. Ada lima target MDG’S yang berada dalam posisi indicator merah, yaitu menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR), meningkatkan akses penduduk yang memiliki air minum berkualitas mengendalikan penyakit malaria, empat indikator lainnya berada dalam posisi warna kuning.(3)
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh AKI tahun 2009 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34/1000 kelahiran hidup.angka kematian ibu dan bayi di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.(4)
Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 32/1000 kelahiran hidup.(4)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013, di Jawa Barat AKI mencapai 758/KH dan AKB sebesar 4.108/KH.(5)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan XXX Angka Kematian Ibu tahun 2010 (46 kasus), tahun 2011 (70 kasus), tahun 2012 (76 kasus), dan pada tahun 2013 (78 kasus), tahun 2014 (37 kasus). Dan tercatat Angka Kematian Bayi (403 kasus), angka kematian balita (31 kasus) pada tahun 2014.(6)
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Poned XXX, data dari bulan XXX jumlah ibu bersalin keseluruhan 1453 orang, kasus ibu dengan HDK (hipertensi dalam kehamilan) sebanyak 12 orang, kasus ibu dengan perdarahan kala IV sebanyak 28 orang, kasus ibu yang hipertensi dalam kehamilan dengan perdarahan kala IV sebanyak 7 orang.(7)
Penelitian ini penting diteliti karena perdarahan merupakan penyebab kematian ibu di samping infeksi dan preeklampsia. Di indonesia mortalitas dan morbilitas hipertensi dalam kehamilan masih cukup tinggi.(2)
Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan preeklamsia. Pada wanita dengan hipertensi dalam kehamilan ada perubahan kardiovaskular dan hematologis, endokrin dan metabolik. Perubahan kardiovaskular dengan gangguan kardio yang parah sering terjadi preeklamsia dan eklamsia, hemodinamik terdapat perubahan kardiovaskuler akibat preeklamsia, sedangkan volume darah merupakan penanda eklamsia. Penurunan akut hematokrit lebih mungkin disebabkan oleh kehilangan darah saat melahirkan,
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi kronik yaitu spasme anteriolar berupa perdarahan serebral, tromboembolisme, gangguan pembekuan darah, sehingga kondisi janin memburuk atau pertumbuhan janin terhambat dan menyebabkan perdarahan serebral dan akan mengganggu penyembuhan masa nifas proses involusi dan terjadinya infeksi.
Timbulnya hipertensi adalah akibat vasospasme menyeluruh dengan tekanan darah ≥140/90 mmhg, dipilih tekanan diastolik 90 mmhg sebagai batas hipertensi, karena tekanan diastolik 90 mmhg yang disertai proteinuria, mempunyai korelasi dengan kematian perinatal tinggi.
Atas dasar permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Hipertensi Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Kala IV Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned XXX Periode Januari 2014 – April XXX”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Adakah hubungan antara Hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan kala IV pada ibu bersalin di Puskesmas Poned XXX Periode Januari 2014 – April XXX”

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan terjadinya perdarahan kala IV pada ibu bersalin di Puskesmas Poned XXX Periode XXX.
2.      Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a.    Mengetahui gambaran hipertensi dalam kehamilan di Poned XXX periode Januari 2014 – April XXX.
b.    Mengetahuigambaran perdarahan kala IV di Poned XXX periode Januari 2014 – April XXX.
c.    Mengetahui hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan terjadinya perdarahan kala IV di Poned XXX periode Januari 2014 – April XXX.

D.    Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya untuk mengetahui “Hubungan hipertensi pada kehamilan dengan kejadian perdarahan kala IV pada ibu bersalin” di Poned XXX Tahun XXX”. Subjek yang akan dilakukan penelitian yaitu ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Poned XXX periode Januari 2014 – April XXX. Data yang diambil pada penelitian ini adalah data sekunder, metode yang digunakan yaitu survei analitik dengan rancangan Retrospective. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni XXX.

E.     Manfaat Penelitian
1.      Kegunaan Teoritis
a.         Institusi penyelenggara terkait dengan peningkatan keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan serta menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi lulusan berikutnya agar termotivasi untuk membuat penelitian yang sejenis, serta yang lebih baik lagi.
b.        Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pemahaman peneliti tentang hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan terjadinya perdarahan kala IV.
2.      Guna Praktis
a.      Instansi tempat penelitian
Penelitian digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan standar pelayanan dan meningkatkan asuhan yang diberikan dan mendeteksi secara dini jika ada kehamilan yang termasuk kedalam kehamilan fisiologis ataupun patologis.
b.      Profesi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan pengajaran yang berkaitan dengan masalah perdarahan kala IV, serta untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk melaksanakan penelitian yang akan datang.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)