HUBUNGAN KARATERISTIK
IBU DENGAN MINAT PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah
pertambahan penduduk yang tidak terkendali banyak dialami oleh negara
berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu pemerinah berusaha untuk
mengatasi pertambahan penduduk melalui program keluarga berencana. (1)
Keluarga
berencana menurut WHO adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mengetahui kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan mengatur interval diantara kehamilan, suami
istri menentukan jumlah anak dalam keluarga.(2)
Tujuan
program KB adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada
umumnya serta meningkatkan martabat
kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran serta
pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi. (3)
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) melaporkan
dari sekitar 40 juta
pasangan
usia subur peserta keluarga berencana (KB)
yang menggunakan
alat kontrasepsi,
sebanyak 9,1 % diantaranya tidak dapat mengakses alat-alat kontrasepsi. Dimana Sebagian
besar peserta KB yang tidak dapat mengakses alat-alat kontrasepsi tersebut berada di daerah terisolir, daerah perbatasan.( 4)
Kontrasepsi suntik sangat banyak
diminati oleh masyarakat di Indonesia karena angka kegagalannya kurang dari
0,1% pertahun (1). Dan juga harganya yang ekonomis, memliki kesehatan
yang sangat kecil bagi akseptor kb suntik ini, tidak perlu pemeriksaan dalam. Kontrasepsi
hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak di pakai karena
kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya yang relatif murah
dan aman.Maka
dari itu masyarakat lebih tertarik dan merasa nyaman dengan penggunaan
kontrasepsi suntik ini sehingga banyak di minati oleh masyarakat di Indonesia
khususnya pada kalangan menengah kebawah karena harganya yang terjangkau.
Di Jawa Barat jumlah peserta keluarga berencana (KB)
akseptor
baru pada tahun 2012 menunjukkan bahwa prevalensi peserta keluarga berencana (KB) di
Indonesia adalah 121.057 orang, yang dominan di pakai adalah Suntikan (53,79%) dan Pil (24,78 %) sedangkan yang
lainnya
Intra Uterine Devices (IUD)
(8,49%), Implant (8,14%), Medis Operatif Wanita (MOW) (1,78%), Medis Operatif Pria (MOP) (0,31 %) dan kondom.(4)
Berdasarkan
data BKKBD Kabupaten XXX pada tahun 2014 tentang hasil pelayanan KB Aktif
319.151 dan PUS 469.371 orang. Menurut metode kontrasepsi Suntik 156.702
(33,4%), Pil 117.803 (25,1%), Implant 20.083 (4,3%), IUD 14.754 (3,1%), MOW
4255 (0,9%), MOP 2991 (0,6%) dan Kondom 2603 (0,5%). Sedangkan untuk data dari
bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2014 yang menggunakan KB Aktif
325.102 dan PUS 472.060 orang. Pengguna MKJP seperti Implan 20.700 (4,4%), IUD
14.876 (3,1%), MOW 4.405 (0,9%) dan MOP 2678 (0,5%) sedangkan untuk Non MKJP
seperti Suntik 162.141 (34,3%), Pil 117.889 (25%) dan Kondom 2413 (0,5%). (5)
Di
BPM XXX melayani semua jenis kontrasepsi tidak hanya kontrasepsi suntik tapi
ada Pil, Kondom, IUD, Implant, MOW dan MOP. Mayoritas yang datang ke BPM XXX
ingin menggunakan kontrasepsi suntik di sebabkan karena akseptor sudah meraa
nyaman, ekonomis dan tidak banyak merasakan keluhan lainnya juga akseptor tidak
ingin mengganti jenis kb suntik ini ke IUD, Implant, ataupun MOW karena privasi
pasien sandiri, akseptor merasa tidak nyaman, merasa takut, merasa malu saat
pemasangannya, juga biayanya terlalu mahal dibandingkan kontrasepsi suntik.
Padahal bidan S sudah memberi konseling di setiap ibu kunjungan ulangnya. Jumlah
akseptor KB Suntik di BPM XXX tahun XXX
dari bulan januari sampai mei ada 687
orang, IUD 4 orang, Pil 60 orang, implan 3 orang MOW dan MOP tidak ada yang
menggunakan akseptor tersebut.
Dengan data
diatas dapat dilihat bahwa akseptor yang berminat menggunakan kontrasepsi suntik relatif banyak di bandingkan
dengan KB Pil, AKDR, dan Implant. Ini di di
sebabkan karena faktor umur, pekerjaan, paritas, dan pendidikan. Dan jugadi karenakan
kontrasepsi suntik lebih praktis, efektif, mudah dan lebih di percaya oleh
pengguna akseptor KB sehingga lebih banyak yang berminat pada kontrasepsi
suntik.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari BPM XXX diatas, dengan melihat jumlah KB suntik yaitu sebanyak
687,ibu yang berakseptor KB yang terdapat di wilayah kerja BPM XXX kebnyakan
mengguanakan kontrasepsi suntik dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya.
Bedasarkan
hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Minat
Penggunaan Kontrasepsi Suntik Di BPM XXX Di Wilayah Kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan data
di BPM XXX tahunXXX yang menggunakan kontrasespsi suntik, pil, implant, IUD sebanyak
754 orang dan yang menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 687 orang. Maka
peneliti sudah merumuskan masalah sebagai berikut. Apakah ada hubugan antara
karakteristik ibu dengan kontrasepsi suntik di BPM XXX Di Wilayah puskesmas XXX tahun XXX?.
C.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Umtuk mengetahui
hubungan karakteristik ibu dengan minat penggunaan kontrasepsi suntik di BPM
XXX Di Wilayah puskesmas XXX kota XXX tahun XXX.
2.
Tujuan
Khusus
a. Diketahuinya
karakteristik ibu dengan minat penggunaan kontrasepsi suntik di BPM XXX Di
Wilayah puskesmas XXX kota XXX tahun XXX.
b. Diketahuinya
minat penggunaan kontrasepsi suntik diBPM XXX Di Wilayah puskesmas XXX kota XXX
tahun XXX.
c. Diketahuinya
hubungan karakteristik ibu dengan minat penggunaan kontrasepsi suntik di BPM
XXX Di Wilayah puskesmas XXX tahun XXX.
D.
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup
penelitian ini hanya untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan minat
penggunaan kontrasepsi suntik di BPM XXX Di Wilayah Puskesmas XXX tahun XXX. Karena
di BPM XXX minat penggunaan kontrasespi suntik sangat banyak. Jadi penelitian
ini dilakukan pada bulan Januari - Mei tahun XXX di BPM XXX. Populasi ini adalah semua aseptor KB di BPM
XXX sebanyak 754 orang dan yang menggunakan aseptor KB suntik sebanyak 687
orang.
E.
Kegunaan
Penelitian
1.
Kegunaan
Teoritis :
a.
Bagi
Institusi Pendidikan
Sebagaibahanuntuk
pengembangan dan peningkatan serta perbaikan dimasa yang akan datangdalam
menerapkandan mengaplikasikan penelitian bagi mahasiswanya dan hasil penelitian
ini dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya.
b.
Bagi
Peneliti
Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang metodologi penelitian sehingga dapat memberikan
informasi hasil pengolahan data untuk bahan pembelajaran dan acuan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan.
2.
Kegunaan
Praktis
1.
Bagi
responden
Diharapkan dapat
menegetahui hubungan karakteristik ibu dengan minat penggunaan kontrasepsi
suntik di BPM XXX di wilayah kerja puskesmas XXX kota XXX.
2.
Bagi
Tempat Penelitian
Dapat memberikan
masukan kepada tempat penelitian tentang kontrasepsi suntik sehingga dapat
meningkatkan program kesehatan tentang KB.
Comments
Post a Comment