Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN MOTIVASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MEMENUHI AKTIVITAS SEHARI-HARI


HUBUNGAN MOTIVASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MEMENUHI AKTIVITAS SEHARI-HARI
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menurut WHO penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun XXX. Sehingga pada Hari Kesehatan Sedunia tanggal 7 April 2012, WHO mengajak negara-negara untuk menjadikan penuaan sebagai prioritas penting mulai dari sekarang. Di indonesia saat ini ada sekitar 10 juta orang (4,6% dari jumlah penduduk) yang berusia 65 tahun. Pada tahun 2020, diprediksi indonesia akan mempunyai penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 18 juta orang. Bahkan indonesia termasuk salah satu negara yang proses penuaan penduduknya paling cepat di Asia Tenggara. Tetapi anggaran pemerintah untuk membantu kehidupan mereka (dana pensiun, asuransi kesehatan, penyediaan fasilitas panti jompo) kecil sekali dibandingkan untuk kegiatan ekonomi untuk pertahanan nasional. Padahal sebagian besar warga lansia hidup pas-pasan bahkan kekurangan.
Seperti kita ketahui, pembangunan kesehatan Indonesia saat ini menghadapi beban ganda di satu pihak penyakit menular masih menjadi masalah, bahkan beberapa penyakit menular yang semula dapat dikendalikan kini mulai bermunculan kembali di masyarakat. Di lain pihak terjadi peningkatan jumlah kasus dan kematian akibat penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, Stroke, Kanker, Diabetes Mellitus, Asma, Penyakit paru obstruktif kronik dan penyakit kronik dan dengen eratif lainnya, seperti Osteoporosis.
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia yang  merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh keseluruhan, salah satu perubahan fisiologis  yaitu kebutuhan tidur.
Hasil positif yang telah terwujudkan seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional diberbagai bidang yaitu kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis dan ilmu kedokteran telah meningkat kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Meningkatnya umur harapan hidup berhubungan dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk, terutama jumlah lanjut usia (lansia) yang cenderung bertambah cepat.
Dalam "Panduan Hari Kesehatan Sedunia" yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menyambut Hari Kesehatan Dunia 2012, dicatat bahwa penuaan populasi terjadi secara paralel dengan cepatnya urbanisasi. Artinya, semakin tahun, jumlah lansia akan lebih banyak di perkotaan. Adapun data tentang populasi lansia itu sendiri, WHO mencatat bahwa dari tahun 2000 sampai 2050, populasi penduduk dunia yang berusia 60 tahun ke atas (lansia) akan menjadi lebih dari tiga kali lipat. Dan diperkirakan pada tahun 2050, sekitar 80% orang tua akan hidup di negara-negara berkembang. Sehingga di tahun 2050 kita akan benar-benar melihat begitu banyak lansia yang justru hidup di perkotaan negara-negara berkembang.
Jumlah pertumbuhan penduduk usia lanjut (lansia) di dunia semakin meningkat yang diperkirakan akan menjadi masalah baru bagi dunia kesehatan. Untuk mencegah munculnya masalah akibat ledakan jumlah lansia, WHO (World Health Organization) mencanangkan program peningkatan kesehatan agar seseorang memiliki usia lebih panjang dan tetap produktif. Jika semua lansia dapat lebih produktif di usia tuanya, masalah kesehatan terkait dengan penumpukan jumlah lansia yang sakit-sakitan akan berkurang. Sehingga suatu negara tidak akan menghadapi dampak negatif dari petumbuhan jumlah lansia yang besar dikemudian hari.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk kebersihan pembangunan bangsa. Pembangunan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hudup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensial bangsa Indonesia, baik masyarakat swasta maupun pemerintah.
Dalam era globalisasi sekarang ini ilmu kesehatan dan teknologi semakin meningkat diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat, Sehat menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fiisik, mental dan social tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat menurut Pender (1982) adalah mewujudkan indevidu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain. Sehat menurut Paune (1983) adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri yang menjamin tindakan untuk perawatan diri secara adekuat.
Di dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Meningkatnya umur harapan hidup di pengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan. Menurunnya angka kematian bayi dan anak,perbaikan gizi dan sanitasi, serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi.
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihalangi.
Secara individu pada usia di atas 55 tahun terjadi penuaan secara alamiah.Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis dengan bergesernya pola perekonomian dan pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit menular/degeneratif.
Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan dari jumlah lansia 56 Orang, 33 orang perempuan dan 23 Orang laki-laki, dengan menggunakan wawancara dari 10 Orang lansia 7 diantaranya mengalami masalah dengan proses kemandirian lansia dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari dan kurangnya mengetahui tentang kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kurangnya aktivitas fisik, sering mengalami stres karena faktor lingkungan, kurangnya pengalaman hidup, kurangnya pemenuhan nutrisi karena terganggunya kesehatan fisik, terjadiya penyakit hipertensi, diabetes, stroke, rematik decomcordis. 3 diantaranya mengetahui tentang proses kemandirian lansia dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari dan tidak ada hambatan pada dirinya. Karena kurangnya motivasi diri pada lansia bisa mengakibatkan terhambatnya kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada lansia.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah dalam latar belakang yaitu perilaku pada lansia dalam memenuhi aktivitas sehari-hari, maka rumusan permasalahan yang dibuat oleh peneliti ini adalah “Hubungan Motivasi Diri Dengan Kemandirian Lansia Dalam Memenuhi Aktivitas Sehari–Hari Di XXX Tahun XXX’’.

C.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Motivasi Diri Dengan Kemandirian Lansia Dalam Memenuhi Aktivitas Sehari–Hari Di XXX Tahun XXX
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui motivasi diri pada Lansia di XXX Tahun XXX
b.      Mengetahui kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas sehari–hari di XXX Tahun XXX
c.       Mengetahui hubungan motivasi diri dengan kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas sehari-hari di XXX Tahun XXX

D.      Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilaksanakan di XXX, objek penelitian yaitu seluruh pengurus panti yang turut serta dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari dan lansia di XXX.

E.       Kegunaan Peneliti
1.      Guna teoritis
a.       Bagi institusi pendidikan
Hasil peneliti ini diharapkan dapat memberikan konstibusi terhadap mata kuliah gerontik tentang Motivasi Diri Dengan Kemandirian Lansia Dalam Memenuhi Aktivitas Sehari-Hari
b.      Bagi  Peneliti
Penelitian ini merupakan pengalaman dan proses belajar yang beharga bagi penulis serta untuk mengembangkan motivasi diri dengan kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas sehari–hari pada tahun XXX

2.      Guna praktis
a.       Bagi lansia
Hasil penelitian ini dapat memberi bahan masukan kepada lansia dalam memenuhi aktivitas sehari-hari sehingga lansia dapat mencapai derajat kesehatan dan mutu kehidupannya untuk mencapai masa tua yang sehat, mandiri dan produktif.
b.      Bagi Panti.
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai informasi program kesehatan bagi lansia khususnya dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari bagi pengurus Panti di XXX Tahun XXX.



Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)