HUBUNGAN POLA
TIDUR LANSIA DENGAN KEJADIAAN INSOMNIA PADA LASIA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Insomnia
adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun
kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat
memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau
sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat
tidur kembali.
penyakit
insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami kesulitan tidur,
terutama tidur malam hari. Insomnia dapat didefinisikan juga sebagai suatu
persepsi seseorang yang terus merasa tidak cukup tidur atau merasakan kualitas
tidur yang buruk. Walaupun orang tersebur 15 sebenarnya memiliki kesempatan
tidur yang cukup. Ini akan mengakibatkan perasaan yang tidak bugar setelah
terbangun.
Lanjut
usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba
menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saaat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua
dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap.
Semakin
bertambahnya usia berpengaruh terhadap penurunan dari periode tidur. Kebutuhan
tidak akan berkurang dari usia bayi sampai usia lanjut. Bayi yang baru lahir
tidur rata-rata 20 jam sehari, anak berusia 6 tahun rata-rata 10 jam, anak umur
12 tahun rata-rata 9 jam, sedangkan orang dewasa 7 jam 20 menit. Orang yang
berusia lebih dari 60 tahun sering menyampaikan keluhan gangguan tidur,
terutama masalah kurang tidur. Perubahan pola tidur ini adalah umum dan bagian
alami dari penuaan. Gangguan tidur atau insomnia pada kelompok usia lanjut
cukup tinggi. Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya insomnia pada lansia
tersebut. Baik berupa faktor dari dalam (intrinsik) yaitu ; kecemasan, motivasi
dan umur. Serta faktor dari luar (ekstrinsik) yang dapat berupa gaya hidup,
penggunaan obat–obatan, gangguan medis umum dan lingkungan.
Gangguan
tidur pada lansia dapat mengakibatkan dampak yang cukup berat, karena pada
negara berkembang banyak lansia yang masih bekerja. Dengan adanya gangguan
tidur, para lansia tidak dapat mengembalikan kondisi tubuhnya dengan baik
sehingga mengakibatkan kondisi mudah marah, kelelahan, pusing, cemas serta
stress yang mengakibatkan bunuh diri. Gangguan tidur juga sering ditemukan pada
lansia yang tinggal di panti jompo, terutama lansia yang biasa bekerja dan
setelah di panti jompo tidak bekerja, suasana berkabung, ataupun hidup sendiri
tanpa keluarga.
Prevalensi insomnia yang di definisikan sebagai gangguan
tidur kronis yaitu sebanyak 50-70% dari semua lansia yang berusia >65 tahun,
penelitian sebelumnya juga menyebutkan di thailand, hampir 50% pasien yang
berusia >60 tahun mengalami insomnia.
Di Indonesia lansia termasuk lima besar terbanyak di dunia
dengan jumlah lansia sesuai sensus 3 penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa
(9,6% dr total penduduk), pada tahun 2030 diperkirakan akan terus meningkat dan
mencapai 36 juta.
Dari survei pendahuluan pada penduduk lansia tersebut, mereka
mengatakan pernah mengalami kesulitan tidur, meskipun tingkat kesulitan tidur
berbeda pada masing–masing individu. Mereka juga mengeluh sulit untuk masuk
tidur, sulit menahan tidur, tidur tidak tenang dan sering terbangun lebih awal.
22 dari 59 lansia mengatakan bahwa setiap hari sulit untuk tertidur kembali
setelah terbangun ditengah malam.Pengalaman
yang dirasakan pada lansia tersebut merupakan tanda dan gejala insomnia.
Berdasarkan hasil data di atas, penulis
tertarik untuk memuat penelitian dengan judul “Hubungan Pola Tidur Lansia dengan Kejadian Insomnia pada lansia di XXX Tahun XXX.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “hubungan pola
tidur lansia dengan kejadian insomnia pada lansia di XXX Tahun XXX?”
C.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui hubungan pola tidur lansia dengan kejadian insomnia pada lansia di XXX
Tahun XXX.
2.
Tujuan
Khusus
a. Diketahuinya
gambaran pola tidur pada lansia di XXX Tahun XXX.
b. Diketahuinya
gambaran kejadian insomnia pada lansia di XXX Tahun XXX.
c. Diketahuinya
hubungan pola tidur dengan kejadian insomnia pada lansia di XXX Tahun XXX.
D.
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup
penelitian ini dibatasi pada pola tidur lansia dengan kejadian insomnia pada
lansia di XXX tahun XXX. Alasan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan pola tidur lansia dengan kejadian insomnia pada lansia di XXX tahun XXX.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni XXX. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan Crossectional, dimana
variabel independen dan dependen diteliti secara bersamaan, untuk data
penelitian menggunakan data primer dan data sekunder, sedangkan instrumen
penelitian yang dipakai adalah kuesioner untuk kedua variabel.
E.
Kegunaan
Penenlitian
a.
Guna
Teoritis
1.
Bagi
IPTEK
Sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya bidang Gerontik.
2.
Bagi
Institusi Pendidikan
Menambah beragam hasil penelitian
dalam dunia pendidikan serta dapat dijadikan referensi bagi pembaca lain yang
ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
3.
Bagi
Peneliti
Sebagai sumber data dalam
pengembangan penelitian selanjutnya terkait dengan hubungan pola tidur lansia
dengan kejadian insomnia pada lansia.
b.
Guna
Praktis
1.
Bagi
Responden
Memberikan pengetahuan pada lansia
pentingnya pola tidur yang benar, pentingnya mengendalikan kecemasan dan berbagai
penyakit yang mempengaruhi terjadinya insomnia pada lansia.
2.
Bagi
Tempat Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan media informasi bagi XXX betapa pentingnya pola
tidur yang sehat bagi lansia sehingga dapat menurunkan penyakit kejadian insomnia
pada lansia di XXX Tahun XXX.
3.
Bagi profesi
Sebagai bahan masukan dan dokumen ilmiah yang bermanfaat dalam
mengembangkan ilmu serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan penelitian
selanjutnya terutama untuk penelitian yang serupa di daerah lain.
Comments
Post a Comment