Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Dasar Perawatan Bayi Muda


Konsep Dasar Perawatan Bayi Muda

A.      Pengertian Perawatan Bayi Muda
Perawatan Bayi adalah kebutuhan dasar bayi seperti menjaga pernafasan, nutrisi yang cukup, suhu tubuh, perawatan pada tali pusat, dan membantu untuk perawatan bayi di rumah.Bulan pertama kehidupan bayi merupakan transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi.

Tujuan perawatan bayi adalah diharapkan ibu mampumerawat bayi. Mencegah agar bayi tidak kehilangan panas, bayi selalu kehangatan, dan mencegah infeksi pada bayi.
Kesehatan bayi atau anak, oleh karena itu ibu harus menjaga kesehatan bayi dan kebersihan dengan selalau mencuci tangan adalah hal atau tindakan yang wajib kita lakukan baik sebelum melakukan tindakan ataupun setelah tindakan. Karena mencuci tangan adalah suatu tindakan untuk melindungi bayi dari kuman. Bayi berisiko tersebut karena kekebalan tubuh bayi alaminya belum berkembang sempurna. (10)

B.       Macam – Macam Perawatan Bayi Muda
1)        Menggendong Bayi
Menggendong bayi dan memeluk adalah cara yang tampaknya gampang, tapi juga bisa merepotkan bagi yangtidak bisa. Agar mengendong bayi menjadi suatau yang menyenangkan, baik untuk ibu maupun ayah, perlu memperhatikan dulu tahap motorik bayi sesuai usianya. Umumnya bayi usia 0 – 3 bulan, belum bisamengangkat tubuhnya.
a)        Ketika bayi anda terlentang di atas tempat tidur, sisipkan salah satu telapak tangan di punggung dan pantatnya. Kemudian sisipkan telapak tangan anda ke belakang leher dan kepalanya.
b)        Angkat bayi secara perlahan, seluruh tubuh bayi tersangga dengan baik dan kepala bayi tidak berputar karena sudah disangga oleh tangan anda.
c)        Dengan hati – hati, pindahkan kepalanya ke bagian dalam siku atau bagian dalam lengan anda. Dalam keadan ini, bayimerasa nyaman karena kepala, leher, dan seluruh tubuh tersangga dengan baik.
d)       Untuk memeluk bayi dan menyandarkannya ke bahu anda, sehingga leher dan kepalanya dengan tangan yang lebih bebas (tidak menyangga leher dan kepala), lalu pindahkan posisi bayi menyandar ke bahu. Sanggalah berat badannya di pantatnya. Jangan telapak tangan yang lain.
2)        Memandikan bayi
Hampir semua ibu baru melahirkan, akan merasakan takut saat akan memandikan bayinya untuk pertanma kali. Mungkin ibu belum belajar balam memandikan bayi sendiri. Memandikan bayi tidak perlu takut, yang terpenting saat memandikan bayi adalah berhati – hati dan memposisikan bayi secara tepat.
Waktu yang tepat untuk memandikan bayi sebelum bayi tibur, karena dapat membuat bayi rileks sehingga memudahkan bayi tidur. Jangan memandikan bayi sebelum atau sesudah makan karena pada perut bayi yang tertekan yang dapat menimbulkan muntah pada bayi.
Ada beberapa tahapan memandikan bayi :
a)        Untuk memandikan bayi harus di tempat yang bersih, kering, rungan yang tertutup dan tidak gelap.
b)        Menyiapkan air hangat tetapi tidak panas. Siapkan tempat untuk bayi mandi, sabun bayi, sampo bayi, handuk bayi, waslap, baju untuk ganti bayi, kain bayi, minyak telon.
c)        Lepaskan baju bayi secara bertahap.
d)       Mulailah membasahi bagian muka dengan menggunakan waslap, dan membasuh kepala bayi dan meberikan sampo bilas sampai bersih. Mulai membersihkan tubuh bayi dari leher sampai ke kaki. Sabuni tubuh bayi dari leher sampai kaki.
e)        Tangan ibu menahan leher agar bayi tidak jatuh, dan tangan sebelah mebersihkan tubuh bayi dari sabun dengan air. Balikan tubuh bayi untuk membersihkan punggung bayi. Setelah bersih angkat bayi dari air dan simpan diatas handuk.
f)         Keringkan tuduh bayi, agar bayi tidak kedinginan. Bayi harus di jemur di bawah matahari, dalam waktu 10 menit.
3)        Memakaikan baju pada bayi
Baju untuk bayi harus yang nyaman dipakai dan memilih lupang yang cukup lebar untuk memakai dan melepaskannya. Baju pada bayi jangan terlalu ketat. Pilihlah yang berkancing depan agar mudah memakainnya. Berikut hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memakaikannya baju pada bayi.
a)        Proses dalam memakaikannya baju pada bayi tubuh bayi sudah memakai minyak telon, pakaikan popok bayi, pakaikan baju bayi.
b)        Kenakan baju bayi di permukan yang rata,seperti kasur atau meja ganti. Alihkan perhatian bayi dengan menggunakan mainan atau ajak bayi bercakap – cakap supaya bayi tidak banyak bergarak.
c)        Regangkan leher baju sebelum memasukan kepala bayi. Saat baju menutupi matanya, ajak bayi bermain untuk menghilangkan takutnya.
d)       Saat mengenakan bagian lengan baju, cobalah denagn memasukan tanagn anda memulai lubang lengan, gapai tangan bayi dan tarik keluar melalui lubang lengan tersebut satu persatu.
4)        Menjemur bayi
Untuk kesehatan kulit dan pertumbuhan tulang yang baik, dibutuhkan sinar ultraviolet langsung dari matahari.Jemurlah bayi setiap hari dibawah sinar ultraviolet/sinar matahari, pagi antara pukul 07.30–08.30 selama 15–30 menit.Hal–hal yang harus diperhatikan jika menjemur bayi antara lain :
a)        Jemurlah bayi sesudah bayi mandi
b)        Pakaikan bayi hanya dengan popok kecil saja.
c)        Hindari mata bayi dari sinar matahari langsung
d)       Tidurkanlah bayi terlentang dan tengkurap bergantian setiap 5 menit
e)        Hindari dari polusi udara
f)         Temani bayi anda selama berjemur
g)        Setelah berjemur, bersihkan kulit bayi yang basah keringat dengan lap hangat dan keringkan selanjutnya kenakan kembali pakaiannya.
5)        Membersihkan kuku
Tips membersihkan kuku pada bayi
a)        sebaiknya gunakan pemotong/gunting yang dirancang khusus untuk bayi
b)        sebelum digunakan bersihkan dengan alcohol 70%
c)        pegang salah satu telapak tangan bayi lalu lebarkan jarak antara jari-jarinya
d)       gunting kuku dengan tangan kanan anda secara perlahan
e)        bersihkan kotoran di balik kuku dengan kapas yang dibasahi air hangat
f)         jangan terlalu sering menggunting kuku bayi karena akan mempermudahterjadinya kerusakan kulit
g)        potonglah kukunya setelah mandi karena masih lunak dan pada saat bayi tidur.
6)        Membersihkan kelamin pada bayi
Kelamin bayi juga perlu dibersihkan. Apalagi sehabis buang air kecil. Bayi akan merasakan nyaman. Dalam membersihkan kelamin bayi laki – laki dan perempuan.
a)        Membersihkan kelamin laki – laki
(1)     menyiapkan kapas yang sudah di gulung bulat kecil.
(2)     ambil kapas yang sudah di gulung dan celupkan ke air hangt.
(3)     airnya lalu di peras terlebih dahulu.
(4)     setelah kapasnya yangtidak terlalu basah,baru bersihkan alat kelamin pada bayi laki – laki sampai kesela – sela lipatan paha.
b)        Membersihkan kelamin perempuan
(1)     menyiapkan gulungan kasa sebanyak 3 buah
(2)     kapas yang sudah di gulung tadi masukan ke air yang hangatperas kapas yang sudah di masukan ke air
(3)     sudahsedikit baru bersihkan alat kelamin pada perempuan.
(4)     lakukan 3 kali sampai bersih.
7)        Mengganti Popok
Letakan bayi ibu diatasbalas atauhanduk terlihat, jika di tempat yang tinggi jaga agar bayi ibu tidak jatuh. Cara mengganti popok pada bayi:
a)        Lepaskan pakaian dan celana bayi agar tidak terkena kotoran Bersihkan kotoran yang menempel di bagian tubuh bayi.
b)        Angkat pantatnya dengan cara memegang pergelangan kaki lalu angkat.
c)        Bersihkan pantat bayi dengan kapas hangat dan sabun yang lembut.
d)       Bersihkan pantat bayi dari depan kebelakang agar kuman tidak masuk kumann ke arah saluran kencing.
e)        Keringkan lalu pakaikan popok yang sudah bersih.
f)         Setelah selesai mengganti bayi, lalu cuci tangan bersih.
8)        Menjaga bayi agar tetap hangat
a)        Pastikan bayi tesebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu.
b)        Gantilah kain atau handuk yang basah dan bungkus bayi ter-sebut dengan selimut dan Jangan lupa memastikan kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
c)        Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
d)       Apabila telapak bayi terasa dingin. Periksalah suhu aksila bayi.
e)        Apabila suhu bayi kurang dari 36,50C segera hangatkan bayi tersebut.
9)        Perawatan mata
Obat eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setetah persalinan.
a)        Bila Moms mendapati Beri Minum dengan Porsi Kecil tapi sering
Tujuannya agar dapat memperoleh asupan yang cukup dan aman.Penyerapan lambung bayi-bayi kecil ada yang toleransinya sudah baik dan ada juga yang masih lambat.Inilah gunanya memberi porsi kecil tapi sering. Biasanya, setiap 1-2 jam sekali bayi perlu di beri susu.
b)       Menjaga lingkungan sekitar bayi agar higienis
Bayi sangat rentan terhadap penyakit.Karena itu, sebisa mungkin hindarkan kontak terhadap orang/lingkungan yang berisiko tinggi, cuci tangan sebelum memegang bayi, memakai masker bila Moms sakit.
tanda-tanda kurang baik, seperti bayi malas minum, napas cepat, badan panas, kulit bertambah kuning, atau kejang, segera periksakan bayi ke rumah sakit.
c)        Berikan kasih sayang
Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah Moms dan suami, serta keluarga menerima sepenuhnya kondisi bayi.Rajin memberikan sentuhan pada bayi agar tumbuh kembangnya menjadi optimal.

C.      Manajemen Terpadu Bayi Muda
1)      Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang Dari Dua Bulan
Tanyakan kepada ibu mengenai masalah bayinya.tentukan apakah kunjungan ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama.jika merupakan kunjungan pertama, ikuti langkah pemeriksaan berikut:
a)      Periksa semua bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri. Selanjutnya buatlah klasifikasi berdasarkan tanda /gejala yang ditemukan.
b)      Tanyakan kepada ibu apakah bayi diare, jika diare, periksa tanda yang terkait.klasifikasikan bayi muda untuk dehidrasi-Nya
c)      Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada
d)     Periksa juga semua bayi muda untuk kemungkinan berat badan rendah, dan atau masalah pemberian asi.selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda yang ditemukan.
e)      Tanya kepada ibu mengenai imunisasi.tentukan status imunisasi bayi muda.
f)       Tanya kepada ibu masalah lain seperti kelainan congenital, trauma lahir, pendarahan tali pusat.
g)      Tanyakan kepada ibu keluhan/masalah ibu yang terkait dengan kesehatan bayinya.
Jika bayi muda membutuhkan rujukan segera lanjutkan pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian asi karena akan memperlambat rujukan.
2)      Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Untuk Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri.
Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi system organ seperi:gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan nafas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam, atau hipotermia. Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah.
a)      Memeriksa gejala kejang
Pemeriksaan ini dilakukan pada semua bayi muda ketika nakes melakukan kunjungan rumah atau bayi muda datang ke nakes kejang merupakan gejala kelainan susunan syaraf pusat dan merupakan keadaan darurat. Kejang pada bayi muda umur kurang dari 2hr berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir dan kelainan bawaan, sedangkan kejang pada umur lebih dari dua hari dikaitkan dengan tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan metabolik seperti kurangnya kadar gula darah. Pada bayi kurang bulan, kejang lebih sering disebabkan oleh perdarahan intracranial. Cara memeriksanya yaitu dengan
TANYA : Adakah riwayat kejang ?
LIHAT : Apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun?
DENGAR : Apakah bayi menangis melengking tiba-tiba
LIHAT : Apakah ada gerakan yang tidak terkendali ?
LIHAT : Apakah mulut bayi mencucu?
LIHAT DAN RABA : Apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan
b)      Memeriksa gejala gangguan nafas
Frekuensi nafas normal bayi cukup bulan adalah 30-50 kali/menit. Frekuensi nafas lebih dari 60 kali/menit atau kurang dari 30 kali/menit dan menetap menunjukan ada gangguan nafas, biasanya disertai tanda bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat, pernafasan cuping hidung serta terdengar suara merintih
LIHAT : Hitung nafas dalam satu menit
LIHAT: Adakah tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat?
DENGAR : Apakah bayi merintih?
c)      Memeriksa gejala hipotermia
Suhu normal pada bayi adalah 36,5-37,5 0 C suhu <35,5 o C disebut hipotermia berat yang mengindikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk.
PERIKSA : Ukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi
d)     Memeriksa infeksi bakteri local
Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada kulit,mata dan piusar.
LIHAT : Apakah ada pustul dikulit?
LIHAT : Apakah mata bernanah?
LIHAT : Apakah pusar kemerahan atau bernanah?
Cara Menggunakan Formulir Pencatatan Bayi Muda
Formulir pencatatan bayi muda umur kurang dari 2 bulan terdiri dari, baris atas berisi identitas, berat badan, suhu badan, keluhan dan jenis kunjungan atau kontak dengan bayi muda. Bagian selanjutnya merupakan catatan penilaian dan klasifikasi bayi muda
3)      Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Diare
a)      Menilai Diare
Bayi yang dehidrasi,biasanya gelisah atau rewel.jika dehidrasi berlanjut, bayi menjadi letargis atau tidak sadar. karena bayi kehilangan cairan, matanya mungkin kelihatan kuning. Jika kulit perut dicubit, kulitnya akan lambat kembali
TANYA : Apakah bayi diare?
LIHAT : Keadaan umum bayi
Apakah bayi letargis atau tidak sadar ?
Apakah bayi gelisah atau rewel?
Apakah mata cekung?
PERIKSA : Dengan mencubit kulit perut untuk memgetahui turgor (apakah kembalinya sangat lambat >2 detik atau lambat)
b)      Klasifikasi Diare
Jika terdapat 2/lebih tanda yang terdapat pada baris atas dengan penilaian dan klasifikasi, klasifikasi status dehudrasi bayi sebagai diare dehidrasi berat. Jika tidak ada tanda sebagai mana tercantum pada baris atas, lihat baris bawah berikutnya.jika ditemukan 2/lebih tanda gejala pada baris kedua, klasifikasikan bayi muda sebagai diare dehidrasi ringan atau sedang. Jika tidak cukup tanda gejala untuk diare dehidrasi berat atau ringan/sedang, maka bayi diklasifikasikan sebagai Diare Tanpa Dehidrasi.
4)      Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Ikterus
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan, yang diakibatkan oleh penumpukan bilirubin, sebagian lainnya karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada gangguan pengeluarannya.
a)      Menilai Ikterus
Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara sederhana yaitu metode “ Kramer“ pada waktu memeriksa sebaiknya dibawah cahaya/sinar dan kulit ditekan sedikit.
TANYA : Apakah bayi kuning? jika ya, pada umur berapa timbul kuning?
TANYA, LIHAT : Apakah warna tinja bayi pucat?
LIHAT : Tentukan warna kuning sampai didaerah tubuh mana?
5)      Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Kemungkinan Berat Badan Rendah Atau Masalah Pemberian Asi
Pemberian asi merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi pada umur 6 bulan pertama kehidupannya.Jika ada masalah perpemberian asipada masa ini, bayi dapat kekurangn gizi dan mudah terserang penyakit. Keadan ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan kematian.
   Masalah yangsering ditemukan pada bayi muda adalah berat badan rendah menurut umur. Hal ini dapat menggambarkan adanya masalah pemberian asi.
   Masalah pemberian asi pada bayi muda cukup bulan biasanya berkaitan dengan masukan asi yang kurang. Masalah pemberian asi pada bayi lahir kurang bulan biasanya terkaitdengan reflex isap yang belum sempurna.
a)      Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/ Atau Masalah Pemberian Asi
Bagian pertama adalah menanyakan apakah dilakukan inisiasi menyusu dini, apakah ibu mengalami kesulitan pemberian asi, apa saja yang diberikan kepada bayi dan berapa kali melakukan penilaian tentang cara menyusui dan memeriksa apakah ada thrush atau kelainan pada bibir atau langit-langit.
Bagian kedua adalah memastikan apakah berat badan bayi sesuai menurut umur dengan menggunakan grafik barat badan menurut umur yang berbeda untuk bayi laki-laki dan perempuan.
TANYA : Apakah inisiasi menyusu dini di lakukan?
TANYA : Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian asi?
TANYA : Apakah bayi diberi asi ?jika ya ,berapa kali dalam 24 jam?
TANYA : Apakah bayi diberi makanan atau minuman selain asi ? jika ya , berapa kali dalam 24 jam?alat apa yang digunakan?
LIHAT : Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut?
LIHAT : Adakah celah bibir atau langit-langit?
TIMBANG DAN TENTUKAN : Berat badan menurut umur
b)      Menilai Cara Menyusui
ASI mengandung zat gizi yang paling sempurna untuk kesehatan, pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan bayi. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi. Protein yang terkandung dalam asi jarang menyebabkan alergi pada bayi. Ibu yang segera menyusui bayi nya dalam 30 menit setelah lahir dan memberikan asi secara eklusif sampai bayi 6 bulan mempunyai ikatan batin yang erat dengan bayi nya.
TANYA : Apakah bayi di beri asi dalam 1 jam terakhir?
LIHAT : Apakah posisi bayi benar ?
LIHAT : Apakah bayi melekat dengan baik ?
LIHAT, DENGAR : Apakah bayi menghisap dengan efektif?
c)      Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan / Masalah Pemberian ASI
Bayi yang lahir kurang bulan dan mempunyai berat badan rendah menurut umur,cari kemungkinan penyebab berat badan rendah tersebut selain masalah pemberian ASI (misal kelainan jantung bawaan).
6)      Memeriksa Status/Penyuntikan Vitamin K
7)      Memeriksa Status Imunisasi
Periksa status imunisasi bayi muda, apakah sudah mendapatkan imunisasi HB-0, jika umur bayi lebih dari 7 hari tidak lagi diberikan HB-0. Diberkan HB-1 pada umur 2 bulan.
Mengapa imunisai HB-0 harus diberikan pada bayi umur 0-7 hari?
Sebagian ibu hamil merupakan “carrier“ Hepatitis B.
Hampir separuh bayi dapat tertular HB-0 pada saat lahir dari ibu pembawa virus.
Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Pada Bayi Muda
Umur
Jenis Imunisasi
Lahir Di Rumah
Lahir di Sarana Pelayanan Kesehatan
0 – 7 hari
HB - 0
HB – O, BCG, Polio 1
1 hari
BCG dan polio 1

a)      Menentukan Status imunisasi Bayi
Tanyakan kepada ibu, apakah bayi sudah mendapat imunisasi. Jika YA tanyakan jenis dan waktu pemberian imunisasi tersebut.
Imunisasi HB-O di suntikan di paha kanan bayi segera setelah lahir, setelah inisiasi menyusu dini dan penyuntikan vitamin K1 atau pada waktu kunjungan rumah.
Imunisasi BCG di berikan melalui suntikan di lengan kanan bayi segera setelah persalinan di rumah sakit atau di klinik.
Imunisasi Polio diberikan secara oral, 2 tetes. Pada bagian bawah formulir pensatatan beri tanda √ pada jenis imunisasi yang sudah diterima. Lingkari imunisasi apa saja yang dibutuhkan hari ini.
8)      Memeriksa Masalah / Keluhan Lain
a)      Memeriksa Kelainan Bawaan / Kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan pada bayi baru lahir yang bukan akibat trauma lahir. Kematian pada bayi baru lahir dengan kelainan kongenital banyak terjadi akibat malformasi yang tidak mungkin hidup atau yang memerlukan tindakan bedah namuntidak dapat dilakukan segera. Kelainan kongenital lain tidak memberikan dampak buruk, bahkan bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal bila di koreksi seperti bibir/langit-langit sumbing.
Untuk mengenali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian kelainan fisik. Dari pemeriksaan fisik, petugas kesehatan dapat mengenali beberapa kelainan bawaan yang sering dijumpai serta tindakan yang harus dilakukan.
b)      Memeriksa Kemungkinan Trauma Lahir
Trauma lahir merupakan salah satu masalah dalam perinatologi, karena masih tingginya angka kematian, kesakitan dan gejala sisa yang ditimbulkan di kemudian hari. Trauma lahir merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada waktu proses persalinan. Jenis – jenis trauma lahir
c)      Memeriksa Perdarahan Tali Pusat
Lakukan pemeriksaan apakah ada perdarahan tali pusat. Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat menjadi longgar setelah beberapa kali. Perdarahan kali pusat yang tidak di tangani secara cepat dapat menyebabkan syok.
9)      Memeriksa Masalah Ibu
Lajur terakhir pada formulir pencatatan bayi muda adalah mengenai masalah ibu. Lajur ini mengatakan petugas kesehatan untuk menilai masalah/keluhan yang mungkin di derita oleh ibu. Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memamfaatkan kesempatan waktu kontak dengan bayi muda untuk memberi pelayanan kesehatan kepada ibu.
Bagian initidakmembahas semua masalah ibu, hanya masalah yang mungkin berpengaruh pada kesehatan bayi. Petugas kesehatan akan menilai masalah/keluhan yang dikatakan ibu.

D.      Tindakan Dan Pengobatan
Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi sesuai dengan yang tercantum dalam kolom tindakan/pengobatan pada buku bagan, kemudian catat formulir pencatatan
Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan yang lebih baik. Sebelum merujuk lakukan tindakan/pengobatan pra rujuk. Jelaskan pada orang tua bahwa tindakan/pengobatan pra rujuk di perlukan untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak. Minta persetujuan orang tua (informed consent) sebelum melakukan tindakan/pengobatan pra rujuk.
Bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan. Lakukan tindakan/pengobatan dan nasihat untuk ibu termasuk kapan harus segera kembali serta kunjungan ulang, sesuai dengan buku bagan.
Tindakan Pertama Pada Bayi Muda Yang Tidak Memerlukan Rujukan
Tentukan tindakan atau pengobatan untuk setiap klasifikasi bayi muda yang berwarna kuning dan hijau yaitu
1)        Infeksi bakteri lokal
2)        Mungkin bukan infeksi
3)        Diare dehidrasi ringan / sedang
4)        Diare tanpa dehidrasi
5)        Ikterus
6)        Berat badan rendah menurut umur dan / atau masalah pemberian ASI
7)        Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI
Kemudian catat pada formulir pencatatan semua tindakan / pengobatan yang di perlukan, termasuk nasehat kapan kembali segera dan kunjungan ulang.
Di bawah ini adalah beberapa tindakan / pengobatan pada bayi muda yang tidak memerlukan rujukan:
1)        Menghangatkan tubuh bayi segera
Bayi yang segera di hangatkan yaitu bayi yang suhunya kurang dari 35,50C
2)        Mencegah agar gula darah tidak turun
3)        Memberi antibiotik peroral yang sesuai
Antibiotik peroral yang sesuai untuk infeksi bakteri lokal : Amoksisilin
Tabel 2.2
Pemberian Antibiotik Peroral
Umur
atau
Berat Badan
Amoksisilin Dosis 50 mg/kg/BB/hari Beri tiap 8 jam selama 5 hari
Sirup 125 mg /5 ml
( 1 sendok takar =5 ml)
Kaplet 250 mg
1 kaplet
Dijadikan 5 bungkus
Kaplet 500 mg
1 kaplet
Dijadikan 10 bungkus
1 hr - <4mg
(< 3 kg)
½ sendok takar
1 bungkus
1 bungkus
4 mg - <2 bln
(3-4 kg)
½ sendok takar
2 bungkus
2 bungkus

4)        Mengobati Infeksi Bakteri Lokal
Ada 2 jenis infeksi bakteri lokal pada bayi muda yang dapat di obati ibu di rumah:
1)      Infeksi kulit atau lokal
2)      Infeksi mata
Langkah – langkah yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu:
1)      Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut
2)      Amati cara ibu mempraktekan di depan petugas kesehatan
3)      Cek pemahaman ibu sebelum pulang
Melakukan rehidrasi oral baik klinik maupun dirumah
Penanganan diare yang paling penting adalah mencegah atau mengatasi dehidrasi ,selain mencegah terjadinya gangguan nutrisi dan lain – lain . oleh karena itu petugas kesehatan harus menguasai dengan baik rencana terapi A dan B bagi penderita diare. Pada dasarnya cara rehidrasi oral bayi muda untuk menangani diare tanpa dehidrasi dan diare dehidrasi ringan / sedang sama dengan balita kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Tapi pada bayi muda tidak di berikan tablet Zinc.
1)        Mengobati Luka Atau Bercak Putih (Thrush) Di Mulut
Cara mengobati luka atau bercak putih (thrush) di mulut
1)      Cuci tangan ibu sebelum mengobati bayi
2)      Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari ibu yang terbungkus kain bersih dan telah di celupkan kelarutan air matang hangat bergaram ( 1 gelas air hangat di tambah seujung sendok teh garam )
3)      Olesi mulut dengan gentian violet 0,25 % atau teteskan 1 ml suspensi nistatin
4)      Cuci tangan kembali
5)      Obati luka atau bercak di mulut 3 kali sehari selama 7 hari
Cara menyiapkan gentian violet 0,25 % :
1 bagian gentian violet 1 % di tambah 3 bagian aquades ( misal : 10 ml gential violet 1 % di tambah 30 ml aquades )
Cara menyiapkan suspensi nistatin :
2 tablet nistatin (500.000 unit) disuspensi dalam 10 ml gliserin . jika tidak ada ganti gliserin dengan minyak goreng.
1)      Melakukan asuhan dasar bayi muda
Lakukan asuhan dasar bayi muda pada bayi dengan klasifikasi : infeksi bakteri lokal , mungkin bukan infeksi, diare dehidrasi ringan/ sedang , diare tanpa dehidrasi , ikterus , tidak ada ikterus , berat badan rendah menurut umur dan / atau masalah pemberian ASI, berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI.
Tindakan Asuhan dasar bayi muda adalah tindakan sederhana , tetapi penting untuk kelangsungan hidup yang harus di berikan pada bayi muda yang sehat maupun sakit. Tindakan asuhan dasar bayi muda meliputi :
a)        Mencegah infeksi
b)        Menjaga bayi muda selalu hangat
c)        Memberikan ASI saja sesering mungkin
d)       Memberi imunisasi
Tindakan pengobatan pada masalah / keluhan ibu
Tentukan tindakan / pengobatan untuk setiap masalah atau keluhan yang dikatakan ibu sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman petugas kesehatan serta kebijakan program kesehatan ibu. Rujuk ibu untuk masalah lain yang tidak dapat petugas kesehatan tangani di klinik. kemudian catat pada formulir pencatatan semua tindakan / pengobatan yang diperlukan, nasihat untuk ibu termasuk kapan harus kembali segera dan kunjungan ulang.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)