Konsep Dasar Safe Motherhood
Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin.
Pengertian SM (Safe Motherhood)
Safe
Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima
perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin. Program itu terdiri
dari empat pilar yaitu keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang
aman, dan pelayanan obstetri esensial.
Menurut
pengertian ini penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab langsung
maupun tak langsung. Penyebab kematian langsung yaitu setiap komplikasi
persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan), akibat tindakan, kesalahan pengobatan atau dari kesalahan yang
terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas. Contohnya seperti perdarahan,
pre-eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi anestesi atau bedah kaisar. Penyebab
kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada sebelumnya atau
berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung
tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti kematian akibat
penyakit ginjal atau jantung.
Gerakan
Sayang Ibu (GSI) merupakan salah satu upaya yang telah dilaksanakan dan menjadi
gerakan nasional sejak tahun 1996, namun dalam perkembangannya gerakan ini
perlu ditingkatkan kembali baik kepedulian maupun tanggung jawab masyarakat,
LSM, swasta dan pemerintah.
Upaya yang
dilakukan Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
Kematian ibu
hamil dilatarbelakangi oleh:
- Persalinan
yang ditolong dukun
- Persalinan
yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan memerlukan rujukan, akan
membutuhkan waktu cukup lama.
- Derajat
kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50% menderita anemia,
30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada dalam keadaan 4 terlalu.
- Status
perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil keputusan ditingkat
keluarga untuk mencari pertolongan.
Sekitar 90%
kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, toksemia gravidarum, infeksi, partus
lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa
sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.
Sesungguhnya
tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80% kematian ibu
sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, semisal pemeriksaan
kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karenanya upaya penurunan
AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama
dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat 2015.
Melihat
kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe
Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference
on Safe Motherhood, Nairobi, 1987. Program ini sendiri telah dilaksanakan di
Indonesia sejak tahun 1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector
pemerintah dan non-pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan
internasional.
Empat pilar Safe Motherhood
1. Keluarga berencana
KB adalah
singkatan dari Keluarga Berencana., maksud daripada ini adalah: "Gerakan
untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi
kelahiran."
Dengan kata
lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga.Pembatasan bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsiatau penanggulangan kelahiran seperti kondom,
spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap
ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970'an.
2. Tujuan Program KB
Tujuan umum
adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturankelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain
meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
3. Pelayanan Antenatal
Pelayanan
antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih dini komplikasi ke-hamilan.
Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan tentang kehamilan.
Komponen penting pelayanan antenatal meliputi:
Skrining dan
pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular seksual.
Deteksi dan
penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan
pre-eklampsia.
Penyuluhan
tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan bagaimana cara memperoleh
pelayanan rujukan
4. Persalinan yang bersih dan aman
Focus asuhan
persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencagah terjadinya
komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan
kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi. Persalinan
bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
Persalinan
yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong
kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk
memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas
pada ibu dan bayi.
Dalam
persalinan:
- Wanita harus
ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara menolong
persalinan secara bersih dan aman.
- Tenaga
kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi
persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan
tanda tersebut.
- Tenaga
kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan komplikasi
persalinan yang tidak dapat diatasi ke tingkat pelayananyang lebih
mampu.
Pelayanan obstetri esensial
Memastikan
bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan obstetri untuk
risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan. Pelayanan
obstetriesensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau
komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil.Pelayanan
obstetri esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan ‘untuk
melakukan tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi
kehamilan/persalinan.
Pelayanan
obstetri esensial pada hakekatnya adalah tersedianya pelayanan secara terus
menerus dalam waktu 24 jam untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi,
antibiotik, dan cairan infus), transfusi darah, pengeluaran plasenta secara
manual, dan aspirasi vakum untuk abortus inkomplet. Tanpa peran serta
masyarakat, mustahil pelayan-an obstetri esensial dapat menjamin tercapainya
keselamatan ibu. Oleh karena itu, diperlukan strategi berbasis masyarakat yang
meliputi:
- Melibatkan
anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksanaan pelayanan setempat, dalam
upaya memperbaiki kesehatan ibu.
- Bekerjasama
dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun untuk mengubah sikap terhadap keterlambatan
mendapat pertolongan.
- Menyediakan
pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang komplikasi obstetri
serta kapan dan dimana mencari pertolongan.
Departemen
Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka
panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam
Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan
yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif
berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy
Safer (MPS)" melalui tiga pesan kunci.
Tiga pesan
kunci MPS itu adalah:
- Setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
- Setiap
komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat akses terhadap
pencegahan kehamilan.
- Setiap
wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.
Comments
Post a Comment