Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

PENGARUH PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KADER KESEHATAN LINGKUNGAN REMAJA (PIK-KKLR) TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG REPRODUKSI REMAJA



PENGARUH PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KADER KESEHATAN LINGKUNGAN REMAJA (PIK-KKLR) TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG REPRODUKSI REMAJA
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.(1)
Angka kejadian di dunia akibat infeksi alat reproduksi diperkirakan sekitar 2,3 juta pertahun 1,2 juta diantaranya ditemukan di negara berkembang, sedangkan jumlah penderita baru sekitar 5 juta pertahun dan terdapat di negara berkembang sekitar 3 juta. Kesehatan reproduksi merupakan bagian paling penting dari program kesehatan, mengingat pengaruhnya terhadap setiap orang dan mencakup banyak aspek kehidupan, sejak dalam kandungan sampai usia lanjut. (1)
Sesuai dari hasil Konferensi International Populasi dan Pembangunan/ Internasional Conference Populated Development (ICPD) di Kairo bahwa kesehatan reproduksi sebagai suatu keadaan utuh kesejahteraan fisik, mental dan sosial dan tidak semata-mata karena tidak ada penyakit atau gangguan dalam semua hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya. Seperti yang telah dikatakan diatas hasil Internasional Conference Populated Development (ICPD) memuat juga tentang cakupan kesehatan reproduksi dalam konteks pendekatan siklus hidup yakni kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Keluarga Berencana, Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular Seksual (PMS) /Human Immununo Deficiency Virus (HIV) /Acquired Immununo Deficiency Syndrom (AIDS), Kesehatan Rerproduksi Remaja, dll. Untuk mencapai tujuan cakupan kesehatan reproduksi tersebut, ICPD membuat program utama yang salah satunya adalah Paket Kesehatan Reproduksi Dasar melalui program Safe Matherhood, Keluarga Berencana, PMS dan Kesehatan Reproduksi Remaja. (2)
Program pelayanan kesehatan reproduksi yang sedang berlangsung saat ini adalah program yang meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi Remaja, serta Pencegahan dan Penanganan Infeksi Saluran Reproduksi termasuk HIV/AIDS, Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) terdiridari PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut. Oleh karena itu pemerintah melibatkan BKKBN sebagai salah satu institusi yang mengembangkan program tersebut, Karena pada dasarnya program kesehatan remaja (KRR) merupakan upaya untuk membantu remaja memiliki status kesehatan reproduksi yang lebih baik dengan melalui pemberian informasi, pelayanan konseling, dan pendidikan keterampilan
Timbulnya masalah pada remaja disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, yang terjadi pada masa remaja.Secara garis besar, faktor tersebut adalah adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat pesat pada masa remaja yang akan memberikan dorongan tertentu yang sifatnya sangat kompleks, orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu, Karena ketidaktahuannya serta membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan teknologi menyebabkan banjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi. (8)
Data yang di peroleh dari XXX anggota KKLR kelas VII yang berjumlah 34 siswa dan anggota KKLR kelas VIII yang berjumlah 15 siswa. Maka dari itu, berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judulPengaruh Program Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengatahuan Reproduksi Remaja di XXX Tahun XXX.”

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara yang peneliti lakukan, kepada 10 siswa anggota KKLR yang ada di XXX, 3 orang diantaranya mengetahui tentang kesehatan reproduksi, 7 orang diantaranya tidak tahu dan hanya sedikit mengetahui tentang kesehatan reproduksi itu dan tidak tahu efek dari penyakit yang ada di sistem reproduksi pria maupun wanita. Maka rumusan permasalahan yang dibuat oleh peneliti ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Program Pusat Informasi Dan Konseling Kader Kesehatan Lingkungan Remaja (PIK-KKLR) Terhadap Pengetahuan Reproduksi Remaja Di XXX Tahun XXX?”.

C.      Tujuan Penelitian
1.         Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Program Pusat Informasi Dan Konseling Kader Kesehatan Lingkungan Remaja (PIK-KKLR) Terhadap Pengetahuan Reproduksi Remaja Di XXX Tahun XXX
2.         Tujuan Khusus
a.       Mengetahui Distribusi Frekuensi Keberadaan Pengetahuan Reproduksi Remaja Di XXX Tahun XXX
b.      Mengetahui Distribusi Frekuensi Keberadaan Program Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Di XXX Tahun XXX
c.       Mengetahui Pengaruh Program Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengatahuan Reproduksi Remaja Di XXX Tahun XXX

D.      Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada remaja Di XXX, untuk mengetahui kegunaan program informasi dan konseling kader kesehatan lingkungan remaja Di XXX 25 % mengetahui manfaat dan pungsi kesehatan reproduksi dan 75% kurang mengetahui tentang kesehatan reproduksi pada remaja awal yang ada di XXX, untuk mengetahui apakah ada pengaruh program pusat informasi dan konseling kader kesehatan lingkungan remaja, di XXX pada bulan Mei sampai dengan bulan juni XXX penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan perspektif.

E.       Kegunaan Penelitian
1.    Guna Teoritis
a.    Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap matakuliah Kesehatan Reproduksitentang Program Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengatahuan Reproduksi Remaja pada siswa kelas VIII referensi.
b.   Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga menjadi bekal untuk meningkatkan kemampuan mengenai bagaimana proses dan cara melakukan penelitian serta pengalaman yang baik terutama dalam aspek penelitian dan pemahaman Program Pusat Informasi Dan Konseling Kader Kesehatan Lingkungan Remaja Terhadap Pengatahuan Reproduksi Remaja.
2.         Guna Praktis
a.    Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dan wawasan bagi para responden tentang Program Pusat Informasi Dan Konseling Kader Kesehatan Lingkungan Remaja Terhadap Pengatahuan Reproduksi Remaja pada siswa kelas VIII, sehingga bisa lebih meningkatkan pengetahuan atau pengaruh tentang manpaat sistem reproduksi.
b.   Bagi Lahan Penelitian
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di XXX, agar lebih di tingkatkan kembali wawasan Remaja, dengan cara melalui penyuluhan tentang pengetahuan reproduksi remaja.



Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)