Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Dasar Teori Kanker Serviks


Konsep Dasar Teori Kanker Serviks

a.      Pengertian  Kanker Serviks
Kanker adalah terjadinya pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut kemudian menyerang dan merusak jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi ke tempat yang jauh (metastasis).

Leher rahim adalah bagian dari sistem reproduksi perempuan yang terletak di bagian bawah yang sempit dari rahim (uterus atau womb). Sedangkan, rahim adalah suatu organ berongga yang berbentuk buah pir pada perut bagian bawah. Adapun penghubung rahim menuju vagina adalah mulut rahim (serviks).
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini terjadi berulang-ulang.
Kanker serviks adalah kanker yang dari sel-sel serviks, kanker serviks dapat berasal dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel-sel mulut rahim atau keduanya.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kanker serviks
Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi adanya kanker serviks adalah sebagai pemicu tumbuhnya sel tidak normal. Beberapa faktor preidsposisi kanker serviks ada tiga faktor yaitu faktor individu, faktor resiko dan faktor pasangan laki-laki.
Adapun faktor-faktor yang mepengaruhi kanker serviks sebagai berikut:
1)      Faktor Resiko
a)      Makanan
Makanan yang mungkin juga menngkatkan resiko terjadinya kanker serviks pada wanita adalah makanan yang rendah: beta karoten, vit A, C, dan E.
b)      Pemakaian Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu yang lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan resiko kanker serviks sebanyak 2 kali.
c)      Pemakaian DES (dietilstilbesterol)
Pemakaian DES pada obat penguat kandungan adalah untuk wanita hamil, yang bertujuan untuk mencegah keguguran banyak digunakan pada tahun (1940-1970), ini sebenarnya dapat memicu kanker serviks.
d)     Golongan ekonomi lemah
Golongan ekonomi lemah tidak mampu melakukan pap smear secara rutin. Pengetahuan mereka mengenai kanker serviks juga sangat rendah. Oleh karena itu, mereka banyak yang terjangkit penyakit ini.
2)      Faktor Individu
a)      HPV (Human Papilomavirus)
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks. Dua sub tipe HPV dengan resiko tinggi keganasan, yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan pada 70% kanker leher rahim.
b)      Herpes Simpleks Virus (HVS) tipe 2
Pada awal tahun 1970 herpes simleks tipe 2 sebagai timbulnya kanker serviks. Virus ini hanya diduga sebagai faktor pemicu terjadinya kanker.
c)      Merokok
Sebuah penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks disamping merupakan kokarsinoen infeksi virus.
d)     Umur
Menopause memang akan dialami semua wanita. Pada masa itu terjadi perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Pada usia 35-55 tahun memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker serviks.
e)      Paritas
Paritas merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas yang berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak lebih dari dua orang atau jarak persalinan terlalu dekat. Sebab dapat menyebabkan timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.
3)      Faktor Pasangan
a)      Hubungan seks dalam usia muda
Faktor resiko ini merupakan faktor utama. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun, mempunyai resiko tiga kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.
b)      Pasangan seksual lebih dari satu (multipartner sex)
Perilaku berganti-ganti pasangan akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti HPV telah terbukti dalam meningkatnya timbulnya kanker serviks. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai teman seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping.

c.       Gejala Kanker Serviks
1)      Gejala penderita pra kanker serviks
Pada fase sebelum terjangkitnya kanker sering penderita tidak mengalami gejala atau tanda khas. Beberapa gejala–gejala yang sering ditemukan sebagai berikut:
a)      Keluar cairan encer dari vagina.
b)      Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan abnormal.
c)      Timbulnya perdarahan setelah masa menopause .
d)     Pada fase invasi dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah.
e)      Timbul gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
f)       Terjadi nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah  bila ada radang panggul.
g)      Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum).
2)      Gejala kanker serviks
Namun bila sel-sel tidak normal ini berkembang menjadi kanker serviks, gejalanya berupa:
a)      Perdarahan pada vagina dan tidak normal. Hal ini dapat ditandai dengan perdarahan di antara periode menstruasi yang reguler, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak  dari biasanya, perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul.
b)      Rasa sakit saat berhubungan seksual.
c)      Jika kanker berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul dan tungkai, keluar air kemih dan tinja dari vagina.

d.      Pemeriksaan Kanker Serviks
Ada beberapa cara pemeriksaan kanker serviks sebagai berikut:
1)      Mendeteksi kanker serviks dengan pap smear
Test pap smear diartikan sebagai pemeriksaan epitel porsio dan endoservik uteri untuk pemantauan adanya perubahan di porsio atau serviks pada tingkat pra ganas dan ganas.
2)      IVA (Inspeksi Visual dengan Asetat) Tes
IVA tes merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Alat ini begitu sederhana sebab saat pemeriksaannya tidak perlu ke laboratorium.
3)      Mendiagnosis Serviks dengan Kolposkopi
Kolpolskopi merupakan suatu pemeriksaan untuk melihat permukaan leher rahim. Pemeriksaan ini menggunakan  mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar permukaan leher rahim. Perbesaran dari 10-40 kali dari ukuran normal. Ini dapat mengidentifikasi area permukaan leher rahim yang menunjukkan ketidaknormalan.
4)      Vagina Inflamation Self Test Card
Adalah alat pendeteksian yang dapat menjadi “Warning Sign”. Di tes dengan alat ini adalah tingkat keasaman (pH), tes ini cukup akurat, sebab pada umumnya apabila seorang wanita terkena infeksi, mioma, kista bahkan  kanker serviks, kadar pH nya tinggi. Dengan begitu maka melalui tes ini paling tidak wanita dapat mengetahui kondisi vagina secara kasar.
5)      Schilentest
Cara kerja pemeriksaan ini adalah:
a)      Serviks diolesi dengan larutan yodium.
b)      Sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat.
c)      Sedangkan sel abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glikogen karena tidak mengikat yodium. Kalau portio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedangkan yang terkena karsinoma tidak berwarna.
6)      Kolpomikroskopi
Kolpomikroskopi adalah pemeriksaan yang bergabung dengan pap smear. Kolpomikroskopi dapat melihat hapusan vagina (pap smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.
7)      Sitologi
Sitologi adalah untuk mendeteksi lesi secara dini. Sejak kanker masih dalam tingkat dysplasia dan Neoplasia Intraepitelial Serviks. Ketelitian sitologi melebihi 90% bila dilakukan dengan baik.
8)      Dlatasi dan kuretase (D & K)
Dilatasi dan kuretase jarang digunakan. Sebab tindakan ini kadang–kadang perlu dilakukan untuk menilai perluasan proses ke atas. Terutama apabila diperlukan modifikasi dalam pengobatan. Kuretase dilakukan secara bertingkat, mencakup kanalis servikalis dan kavum uterus.

e.       Mencegah Kanker Leher Rahim
Adapun cara mencegah pra kanker dan cara menghindari kanker serviks sebagai berikut:
1)      Mencegah dysplasia atau pra kanker
Pencegahan dysplasia atau pra kanker adalah pencegahan sebelum datangnya kanker leher rahim. Menghindari dysplasia kanker leher rahim sebagai berikut:
a)      Pencegahan primer
Cara-cara pencegahan primer adalah :
(1)   Tundalah hubungan seksual sampai usia di atas remaja.
(2)   Batasi jumlah pasangan.
(3)   Menolak berhubungan seksual dengan yang banyak mempunyai banyak pasangan.
(4)   Menolak berhubungan seksual dengan orang yang terkena infeksi genetalia.
(5)   Hubungan seksual yang aman, kondom tidak memproteksi  infeksi HIV.
(6)   Jika anda merokok maka hentilah merokok.
b)      Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan dengan cara uji pap smear dengan teratur. Hal ini dapat dilakukan pada:
(1)   Semua wanita usia 18 tahun atau telah melakukan hubungan seksual.
(2)   Bila telah tiga kali pap smear dan hasilnya normal maka pemeriksaan akan lebih jarang.
(3)   Wanita yang telah dilakukan pengangkatan rahim.
(4)   Wanita yang telah menopause masih dibutuhkan pemeriksaan uji pap smear.
2)      Cara menghindari kanker serviks
Menghindari dapat juga mencegah terjadinya kanker serviks, yang harus dilakukan untuk menghindari kanker ini dengan cara sebagai berikut:
a)      Menunda waktu untuk menjadi wanita yang yang mmemiliki aktivitas sesual yang tinggi.
Orang yang aktifitas seksualitasnya tinggi dapat terjangkitnya kanker rahim, maka semakin muda orang melakukan hubungan seksual maka akan semakin besar kemungkinan berkembangnya kanker serviks.
b)      Jangan berganti-ganti pasangan
Berganti-ganti pasangan dapat tertular virus HPV. Semakin banyak seorang wanita memiliki pasangan seks maka semakin besar pula kemungkinan tertular virus ini.
c)      Melakukan vaksinasi HPV(Human Papilomavirus)
Vaksin HPV dapat dilakukan sebelum remaja. Bila dilakukan saat umur 9 tahun. Hal ini dilakukan agar dapat terhindar dari kanker yang mematikan ini.
d)     Melakukan pemeriksaan rutin
Pemeriksaan rutin dapat dilakukan dengan bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah dengan menggunakan pap smear.
e)      Hindarilah rokok
Zat yang terkandung dalam nikotin akan mempermudah selaput sel lendir  sel-sel tubuh beraksi. Sedangkan isi dari serviks adalah lendir. Dengan begitu resiko untuk berkembangnya  sel yang abnormal akan semakin mudah.
f)       Jangan mencuci vagina terlalu sering
Pencucian vagina terlalu sering dapat menimbulkan iritasi berlebihan. Dengan begitu maka akan merangsang terjadinya perubahan sel. Pada akhirnya dapat menyebabkan perubahan menjadi kanker.
g)      Hindari lemak tinggi
Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan lebih beresiko terkena kanker. Untuk mencegah timbulnya kanker, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mulai mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mulai mengkonsumsi makanan yang sehat dan segar.

f.       Cara Pengobatan Kanker Serviks
Ada beberapa cara pengobatan kanker serviks diantaranya:
1)      Dengan vaksin HPV atau screening.
Vaksin HPV dapat berguna dalam pengobatan sedangkan screening untuk mengurangi kejadian kanker serviks. Kedua ini juga bisa mengobati kondisi pra kanker dan serviks pada kasus yang ringan.
2)      Vaksin menggunakan AS04
Sistem ajupan nomor 4 (AS04) dapat merespon tubuh dibandingkan dengan system vaksin yang lain. Menurut penemuan dari penelitian dengan menggunakan AS04 maka dapat menyebabkan:
a)      Antibodi yang tinggi terhadap HPV tipe 16 dan 18 (menyebabkan 70% kanker serviks di dunia).
b)      Perempuan yang divaksinasi dengan rentang usia yang luas 10 tahun hingga 55 tahun.
c)      Perlindungan 100% selama 5,5 tahun terhadap HPV tipe 16 dan 18 yang berhubungan dengan les pra kanker yang mengarah pada kanker serviks.
3)      Servarik
Cervarik merupakan vaksin kanker. Vaksin ini ditujukan baik bagi remaja putri maupun perempuan  dewasa (usia 10-55tahun) untuk mencegah kanker. Vaksin ini bermanfaat untuk para penderita kanker.
4)      Gardasir
Gardasir dapat mencegah infeksi dua tipe yang kanker, yaitu tipe 16 dan 18. Vaksin ini juga bekerja mencegah dua tipe HPV lain tidak menyebabkan kanker yaitu tipe 6 dan 11.
5)      Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau sering disebut dengan radioterapi dapat digunakan untuk mengobati kanker leher rahim. Pengobatan ini menggunakan sinar pengion, namun dapat juga menggunakan gelombang panas (hyperthermia). Gelombang panas ini digunakan untuk mendapatkan respon radiasi yang lebih baik untuk tumor tertentu.
6)      Biopsi
Pengobatan dengan biopsy adalah pengobatan dengan acara operasi. Dengan biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya. Biopsi dilakukan jika ada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
7)      Konisasi
Konisasi adalah sebuah cara mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks dan epitel gepeng serta kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
8)      Histerektomi
Histerektomi merupakan sebuah operasi pengangkatan kandungan (rahim/uterus) seorang wanita. Setelah menjalani histerektomi wanita tidak mungkin lagi untuk hamil dan mempunyai anak.
9)      Kemoterapi
Kemoterapi adalah sebuah pengobatan yang bersifat pembantu (adjuvant atau paliatif). Sel yang aktif membelah dapat diperkecil dengan obat-obatan sitostatika. Obat-obatan sitostatiska bekerja pada salah satu atau beberapa fase atau siklus sel. Dengan begitu memerlukan pengobatan yang berulang.
10)  Terapi Biologis
Terapi biologis adalah pengobatan dengan menggunakan zat-zat untuk memperbaiki kekebalan tubuh melawan penyakit. Pengobatan ini dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke tubuh lain. Pengobatan ini sering menggunakan interferon dan bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.

g.      Stadium Kanker Serviks
Sistem yang umumnya digunakan untuk pembagian kanker serviks adalah system yang diperkenalkan oleh Intenational Federation of Ginekology and Obstetrics (FIGO). Pada system angka romawi 0-IV menggambarkan stadium kanker. Semakin besar angkanya, maka kanker makin serius dan dalam tahap lanjut. Stadium kanker serviks sebagai berikut:
1)      Stadium 0
Stadium ini disebut juga carcinoma in situ (CIS). Tumor masih dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks.
2)      Stadium I
Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemanapun. Stadium ini dibagi menjadi :
a)      Stadium IAI, Dokter tidak dapat melihat tanpa mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.
b)      Stadium IA2, Dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop. Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.
c)      Stadium IBI, Dokter dapat melihat kanker serviks dengan mata telanjang. Ukuran tidak lebih besar 4 cm.
3)      Stadium II
Kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di luar panggul. Stadium ini dibagi menjadi:
a)      Stadium IIA, kanker meluas sampai ke otot vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagina.
b)      Stadium IIB, kanker telah menyebar ke sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke dinding panggul.
4)      Stadium III
Kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urine ke kandung kemih.
5)      Stadium IV
Pada stadium ini, kanker menyebar ke bagian tubuh lain, seperti kandung kemih, rectum atau paru-paru, stadium IV dibagi menjadi:
a)      Stadium IVA, kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rectum
b)      Stadium IVB, kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti paru-paru.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)