Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Dasar Teori Pap Smear


Konsep Dasar Teori Pap Smear

a.      Pengertian pap smear
Test pap smear diartikan sebagai pemeriksaan epitel porsio dan endoserviks uteri untuk pemantauan adanya perubahan di porsio atau serviks pada tingkat pra ganas dan ganas.

Test pap smear juga diartikan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi  dari sel tersebut.

b.      Tujuan test Pap Smear
Tujuan dari test pap smear sebagai berikut:
1)      Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks.
2)      Alat untuk mendeteksi adanya gejalapra kanker leher rahim bagi seseorang yang belum menderita kanker.
3)      Untuk mengetahui kelanan-kelainan yang terjadi ada sel-sel kanker leher rahim.
4)      Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks.

c.       Wanita yang dianjurkan test pap smear
Wanita yang dianjurkan melakukan test pap smear biasanya mereka yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitasnya seksualnya memeriksakan diri. Wanita sasaran test pap smear sebagai berikut.
1)      Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
1)      Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin.
2)      Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.
3)      Setiap tahun untuk wanita yang memakain pil KB.
4)      Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.
5)      Pap smear test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga wanita di bawah 20 tahun yang seksualnya aktif.
6)      Sesudah 2 kali pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan cacatan bahwa wanita resiko tinggi lebih sering menjalankan pap test.
7)      Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal, sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan pra kanker maupun kanker serviks.

d.      Syarat pendeteksian pap smear
Jika ingin melakukan test pap smear harus memperhatikan beberapa hal-hal penting. Hal-hal penting yang harus diperhatikan:
1)      Waktu pengambilan sebaiknya memperhatikan waktu menstruasi anda yaitu pengambilan dimulai minimal 2 mnggu setelah dan sebelum menstruasi berikutnya.
2)      Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada petugas mengenai aktivitas seksualnya dan riwayat kesehatan yang pernah dideritanya.
3)      Hindarilah hubungan intim yang tidak boleh dilakukan dalam waktu 2 jam sebelumnya.
4)      Hindarilah pemakaian obat-obatan yang tidak menunjang pemeriksaan pap smear.
5)      Jika anda meminum obat maka informasikan kepada petugas sebab beberapa obat akan mepengaruhi hasil analisis sel.

e.       Mengelompokkan hasil pemeriksaan Pap Smear
Mengelompokkan atau pengklasifikasian pap smear sebagai berikut:
1)      Kelas I
Pada kelas I identik dengan normal smear. Pemeriksaan ulang 1 tahun sekali.
2)      Kelas II
Pada kelas II menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, terkadang disertai dengan kuman atau virus tertentu. Disertai dengan kariotik ringan. Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi. Pengobatannya disesuaikan dengan penyebabnya. Bila ada radang bernanah maka akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah pengobatan.
3)      Kelas III
Kelas III dapat ditemukan sel diagnostik sedang keradangan berat. Pemeriksaan ulang dilakukan setelah pengobatan.
4)      Kelas IV
Di kelas IV telah ditemukan sel-sel yang mencurigakan dan ganas.
5)      Ditemukan sel-sel ganas.

f.       Cara pemeriksaan Pap Smear
Cara pemeriksaan pap smear memang agak berisiko, sebab leher rahim beada di dalam. Namun petugas yang ahli sudah tentu mengatasi hal ini. Adapun cara pemeriksaan pap smear:
1)      Wajib mengisi wadah spesimen.
Preparat yang digunakan diberi label dengan diisi tulisan tanggal serta nomer identitas pasien.
2)      Menginsersi speculum dengan ukuran tetap.
3)      Empat metode pengumpulan specimen:
a)      Menempatkan ujung spatula kayu .
Spatula kayu harus mengenai dan masuk ke dalam mulut eksternal serviks.
b)      Mengambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh. Ujung kapas dilembabkan dengan normal seline. Menginsersi aplikator berujung kapas ke dalam saluran serviks 2 cm, memutar 360 derajat.
c)      Menginsersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-180 derajat.
d)     Mengumpulkan sel-sel pada spatula kayu, tempatkan dekat label diatas setengah bagian atas preparat. Usap 1 kali sampai ujung preparat. Setelah itu membalikkan spatula, tempatkan sisi datar lain dekat label  pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.
e)      Memasukkan bahan preparat didalam tabung berisi larutan fiksasi.
f)       Melakukan pengamatan mikroskopik di laboratorium.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)