KONSEP
KEDARURATAN PADA IBU NIFAS
A.
Pengertian
Masa
Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu
(Prawirohardjo, 2010)
Puerperium berlangsung 6 minggu atau 42 hari merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal, dijumpai
dua kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi uterus dan proses laktasi
(Manuaba, 2007).
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir
dan mencakup 6 minggu berikutnya. (APN, 2008)
Jadi masa nifas adalah periode yang dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih seperti
keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42 hari.
B.
Kedaruratan Masa Nifas
Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan
adanya bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2011).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:
1. Pendarahan Post Partum
a.
Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600
ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
1)
Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum
Hemorragie) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2)
Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum
Hemorragie) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15
post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta
(Prawirohardjo, 2010)
Menurut Manuaba (2008),
pendarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya
di Negara berkembang.
Factor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
a.
Grandemultipara
b.
Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c.
Persalinan yang dilakukan dengan tindakan
b.
Penanganan
Perdarahan
yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu
kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
2. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui
vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari
pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir (Cairan ini berasal dari
bekas melekatnya plasenta).
Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Rustam Muchtar, 2008):
a.
Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium, selama dua hari pasca persalinan.
b.
Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c.
Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d.
Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.
e.
Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti nanah
berbau busuk.
f.
Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.
a.
Tanda dan gejala
1)
Keluarnya cairan dari vagina
2)
Adanya bau yang menyengat dari vagina
3)
Disertai dengan demam > 38oC
b.
Penanganan
Jagalah
selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan
segeralah periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh
kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gr saat setelah bersalin, menjadi
40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu
disebut sub-involusi (Rustam Muchtar, 2008).
Factor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa
plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
a.
Tanda dan gejala
-
Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
-
Fundus masih tinggi
-
Lochea banyak dan berbau
-
Pendarahan
b.
Penanganan
Segera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
4. Nyeri pada Perut dan Panggul
a.
Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
1)
Demam
2)
Nyeri perut bagian bawah
3)
Suhu meningkat
4)
Nadi cepat dan kecil
5)
Nyeri tekan
6)
Pucat muka cekung, kulit dingin
7)
Anoreksia terkadang muntah
b.
Penanganan
Lakukan
istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas
kesehatan.
5.
Pusing dan Lemas yang Berlebihan
Menurut Manuaba (2008), pusing dan lemas pada masa nifas dapat
disebabkan karena tekanan darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya
asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat.
a.
Tanda dan gejala
1)
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
2)
Kepala terasa berdenyut dan disertai ras mual dan muntah
3)
Lemas
b.
Penanganan
-
Lakukan istirahat baring
-
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup
-
Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
-
Meminum tablet fe selama 40 hari
-
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)
6. Suhu Tubuh Ibu >38oC
Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi nifas.
a.
Tanda dan gejala
Biasanya
terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 38 oC
b.
Penanganan
1)
Istirahat baring
2)
Kompres dengan air hangat
3)
Perbanyak minum
4)
Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
7. Penyulit dalam Menyusui
Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan
persiapan sejak awal kehamilan dengan melakukan masase, menghilangkan kerak
pada putting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat.
Untuk menghindari putting susu
terbenam sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu
harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik.
Sedangkan untuk menghindari
putting lecet yaitu dengan melakukan teknik menyusui yang benar, putting harus
kering saat menyusui. Putting lecet dapat disebabkan karena cara menyusui dan
perawatan payudara yang tidak benar, bila lecetnya luat menyusui 24-48 jam dan
ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa (Manuaba, 2008)
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang
mungkin terjadi:
1. Bendungan
ASI
-
Penyebab: penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang
tidak dikosongkan dengan sempurna, kelainan pada putting susu.
-
Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak,
keras, tegang, panas dan nyeri, suhu tubuh meningkat.
-
Penanganan
a) Susukan
payudara sesering mungkin
b) Kedua
payudara disusukan
c) Kompres
hangat payudara sebelum disusukan
d) Bantu
dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui, sanggah payudara.
e) Kompret
dingin pada payudara diantara menyusui
f) Bila
diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.
2. Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi
pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar
melalui luka pada putting susu/peredaran darah (Manuaba, 2008)
a. Tanda dan
gejala
-
Payudara membesar dan keras
-
Payudara nyeri, memerah dan membisul
-
Suhu tubuh meningkat dan menggigil
b. Penanganan
-
Sanggah payudara
-
Kompres dingin
-
Susukan bayi sesering mungkin
-
Banyak minum dan istirahat yang cukup
3. Abses
payudara
Adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang
kemerahan terjadi karena mastitis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan
mastitis terdapat bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba, 2008).
Comments
Post a Comment