Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI INDUSTRI PENGELEMAN SEPATU


MAKALAH PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI INDUSTRI PENGELEMAN SEPATU

Untuk mencegah agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, diperlukan alat penunjang untuk mengurangi resiko terjadi kecelakaan sehingga dibutuhkannya alat pelindung diri atau biasanya disebut APD




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian APD
B. Jenis dan Fungsi APD
C. Tujuan APD
D. Manfaat APD
E. Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri
F. APD di Pabrik Sepatu

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap hari kita semua pasti melakukan aktivitas. Kita juga sering tak menduga akan terjadi resiko kecelakaan pada diri kita sendiri atau tidak, baik didalam lingkungan kerja, tempat umum maupun dilingkungan rumah kita sendiri. Untuk mencegah agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, diperlukan alat penunjang untuk mengurangi resiko terjadi kecelakaan sehingga dibutuhkannya alat pelindung diri atau biasanya disebut APD. APD adalah suatu perlengkapan dan pakaian perlindung yang digunakan pekerja untuk melindungi dirinya dari bahaya-bahaya pekerjaan seperti terjatuh, terkena sinar elektromagnetik, kontak langsung dengan bahan kimia, kebisingan, getaran, gas, uap, dan debu. Meskipun alat ini lebih sering digunakan ditempat kerja, namun juga dibutuhkan untuk melindungi diri dalam aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, APD harus digunakan pada kegiatan yang beresiko terjadi kecelakaan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian APD
2. Untuk mengetahui jenis dan fungsi APD
3. Untuk mengetahui tujuan APD
4. Untuk mengetahui manfaat APD
5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian APD
APD (Alat Pelindung Diri) adalah perlengkapan dan pakaian perlindung yang digunakan pekerja untuk melindungi dirinya dari bahaya-bahaya pekerjaan seperti terjatuh, terkena sinar elektromagnetik, kontak langsung dengan bahan kimia, kebisingan, getaran, gas, uap, dan debu.

B. Jenis dan Fungsi APD
Beberapa jenis alat pelindung diri diantaranya adalah :
1. Pelindung mata
Perlengkapan ini berfungsi melindungi mata dari percikan bahan-bahan berbahaya, kemasukan partikel-partikel yang melayang diudara, lemparan benda-benda kecil, panas, dan pancaran cahaya, pancaran gas, radiasi, serta benturan benda keras atau tajam.
Pelindung mata harus tahan terhadap api, tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil, lensa tidak mempunyai efek destorsi, dan mampu menahan radiasi gelombang elektromagnetik.

2. Pelindung pendengaran
Perlengkapan ini berfungsi untuk melindungi alat pendengaran (telinga) dari bahaya kebisingan dan melindungi telinga dari percikan api dan benda-benda berbahaya.
Secara umum pelindung telinga dibedakan menjadi 2 jenis:
a. Sumbat telinga (ear plug) yaitu alat pelindung telinga yang pemakaiannya disumbatkan ke dalam lubang telinga.
b. Penutup telinga (ear muff) yaitu berupa cawan atau cup berisi busa (foam) yang berfungsi menyerap suara yang berfrekuensi tinggi.

3. Pelindung pernapasan (Respirator)
Perlengkapan ini berfungsi memberikan perlindungan terhadap organ pernapasan akibat pencemaran udara, antara lain oleh debu, serat debu, uap, dan kekurangan oksigen. Alat pelindung pernapasan berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi :
a. Pelindung pernapasan yang berfungsi memurnikan udara (air purifying respirator).
b. Respirator yang berfungsi memasok oksigen atau udara (air supplying respirator).

4. Pelindung tangan
Perlengkapan ini berfungsi melindungi tangan dan jari-jari tangan dari api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores, dan terinfeksi. Jenis pelindung tangan (sarung tangan) dibedakan menjadi 4:
a. Gloves atau sarung tangan biasa.
b. Mitten, yaitu sarung tangan dengan ibu jari terpisah, sedangkan empat jari lainnya menjadi satu.
c. Hand pad, yaitu alat pelindung tangan yang hanya melindungi telapak tangan.
d. Sleeve, yaitu alat pelindung dari pergelangan tangan sampai tangan, biasanya di gabung dengan sarung tangan.

5. Pelindung kaki
Sepatu boot (safety boots) berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda-benda berat, terbakar karena logam cair, bahan kimia korosif, dermatitis atau eksim karena zat-zat kimia, tersandung, dan tergelincir.
Sepatu disesuaikan dengan jenis resiko, antara lain :
a. Pada industri ringan atau tempat kerja biasa
b. Sepatu pelindung atau sepatu boot
c. Untuk mencegah tergelincir, dipakai sol anti selip luar dari karet alam atau sintetik dengan bermotif timbul (permukaannya kasar)
d. Untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing, sol dilapisi logam.
e. Terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat, dan tidak boleh menggunakan paku.
f. Sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja yang lembab, dan lantai yang panas.
g. Sepatu boot dari karet sintesis, untuk pencegahan bahan-bahan kimia.
h. Kadang-kadang diperlukan bantalan lutut, pelindung tungkai bawah dan tungkai atas, yang terbuat dari karet, asbes, logam, dan lain-lain sesuai dengan risiko bahayanya.
i. Untuk bekerja dengan logam cair atau benda panas, ujung celana tidak boleh dimasukan kedalam sepatu.
j. Dilingkungan kerja dengan bahaya kebakaran lebih baik memakai sepatu anti statik.

6. Pelindung kepala
Berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3:
a. Topi Pengaman
Topi pengaman (safety helmet) berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan benda.
b. Topi/ tudung
Topi atau tudung berfungsi untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia, iklim yang berubah-ubah, api dan lain lain. Perlengkapan pelindung ini dibuat dari bahan yang tidak mempunyai celah atau lubang, biasanya terbuat dari asbes, kulit, wool, dan katung yang dicampur alumunium
c. Penutup Rambut
Penutup rambut berfungsi untuk melindungi rambut dari debu atau melindungi rambut dari mesin. Biasanya terbuat dari katun atau bahan lain yang mudah dicuci.

7. Pelindung tubuh
Berdasarkan bentuknya, alat pelindung tubuh dibedakan menjadi 2:
a. apron yaitu pakaian pelindung tubuh yang menutupi sebagian tubuh mulai dari dada sampai lutut.
b. overalls yaitu pakaian pelindung tubuh yang menutupi seluruh bagian tubuh.

C. Tujuan APD
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
2. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

D. Manfaat APD
1. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

E. Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri
1. Kekurangan
a. Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna karena menggunakan APD yang kurang tepat.
b. APD hanya untuk mengurangi akibat dari kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya.
c. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan.
d. APD dapat menularkan penyakit, bila dipakai berganti-ganti.
2. Kelebihan
a. Mengurangi resiko akibat kecelakaan
b. Melindungi seluruh/ sebagian tubuhnya pada kecelakaan
c. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak berfungsi dengan baik.
d. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja

F. APD di Pabrik Sepatu
1. Kondisi Lingkungan Kerja
a. Lingkungan Fisik
Pada Potensial Hazard Lingkungan Fisik yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja dilihat dari lingkungan fisik potensi yang dapat menjadi faktor risiko sesuai dengan hasil observasi antara lain :
o Tata Ruang
Dengan tempat industri yang cukup besar tetapi dalam tata ruang dan penataan perlengkapan kurang maksimal sehingga hal ini bisa mempengaruhi kenyamanan dan keleluasaan pekerja.
Lingkungan yang tidak kondusif seperti ini dapat megakibatkan pekerja sulit mengatur gerak dalam ruangan ditambah lagi beberapa barang penyimpanan dan meja tempat pengguntingan, mesin jahit itu sendiri yang ditata kurang sistematis membuat rungan terlihat sempit.
Ruang kerja yang sempit juga dapat mempengaruhi tingkat stress pekerja karenan ini dianggap mengancam keamanan dan kenyamanan mereka dalam bekerja.
o Kebisingan
Setelah melakukan observasi di lokasi industri sepatu, pada industri ini terdapat 4 mesin jahit yang berjalan dan cukup menimbulkan suara kebisingan yang dapat mengakibatkan penurunan kemampuan daya konsentrasi dan daya dengar bila terjadi dalam waktu yang lama.
Contohnya karena kebisingan, pekerja menjadi tidak konsentrasi sehingga bisa saja terjadi kesalahan dalam pembuatan sepatu. Selain itu kemungkinan kecelakaan kerja dapat terjadi sehingga mengakibatkan luka, baik yang permanen maupun yang tidak.
b. Lingkungan Biologi
Potensial lingkungan biologi pada pekerja adalah dari bahan baku yang digunakan selama proses kerja seprti bahan imitasi dan bahan kulit. Didalam serat bahan tidak menutup kemungkinan terdapat banyak baketri dan jamur yang bersifat pathogen bagi tubuh manusia. Oleh sebab itu ini dapat mengakibatkan kemungkinan besar untuk terinfeksi bakteri dan jamur tersebut.
c. Lingkungan Kimia
Bahan kimia yang terkandung dalam lem yang digunakan pekerja untuk memasang upper dengan sol sepatu mengakibatkan Dalam proses produksinya, penggunaan lem yang mengandung bahan kimia berbahya merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Berdasarkan studi yang dilkukan oleh Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Msyarakat, Universitas Indonesia bekerja sama dengan Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, diketahui bahwa terdapat pelarut organik dalam lem berupa toluena lebih dari 70% dan pelarut benzena sekitar 1-2% (Widjaja, 2008). Kedua pelarut tersebut bersifat toksik, bahkan benzena bersifat karsinogen, sehingga kontak langsung dengan manusia sedapat mungkin harus dihindarkan. sehingga dikhawatirkan pekerja dapat terkena dampak kesehatan seperti sindroma pelarut (pusing, mual, sulit berkonsentrasi), sakit paru, liver, dan leukemia. Upaya pencegahan dan perlindunan pada pekerja sangatlah penting dilakukan. Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kesehatan pada pekerja adalah dengan melakukan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai bahaya kimia pada lem dan cara aman bekerja dengan bahan kimia lem. Peningkatan pemahaman pekerja tentang bahaya kimia akan memicu terciptanya perilaku kerja yang aman sehingga dapat menurunkan risiko munculnya penyakit akibat kerja.
d. Lingkungan Fisiologi
1) Sikap Tubuh
Para pekerja memang dituntut untuk duduk lebih lama. Kondisi dominan berada dalam kondisi duduk, kepala menunduk, punggung membungkuk serta leher menekuk dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan kerja.
Misalnya posisi duduk sekalipun pada saat duduk menurut tegangan pada kaki rendah, sikap tak alami dapat dihindari, konsumsi energi terkurangi dan kebutuhan peredaran darah hanya sedikit (Sastrowinoto, 1985). Akan tetapi untuk posisi duduk yang keliru dan terlalu lama tanpa adanya refleksi otot punggung dapat mengakibatkan sakit punggung. Selain itu pada saat duduk otomatis perut mengendor maka ini dapat mengakibatkan gangguan dalam salauran pencernaan dan paru-paru.
2) Penggunaan APD
Pekerja sama sekali tidak menggunakan alat pelindung diri karena menurutnya hanya dapat memperlambat pekerjaanya dan mereka jadi terganggu dalam mengerjakan tugasnya. APD yang harus digunakan pada industri ini adalah:
 Masker
 Alas kaki
 Sarung tangan
e. Sarana dan Peralatan Kerja
Peralatan kerja yang digunakan pada industri ini seperti palu, paku, tang, pisau, gunting dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan kerja terlebih para pekerja juga tidak memakai alat pelindung diri. seperti gunting tidak dilengkapi dengan pengaman. dan banyak peralatan – peralatan tersebut yang berkeliaran dilantai sedangkan para pekerja tidak memakai alas kaki.
2. Faktor Manusia
a. Kesehatan Tenaga Kerja
Dari hasil observasi kami melihat kesehatan pekerja terlihat baik, tetapi ketidakpedulian para pekerja terhadap hal – hal yang mereka anggap sepele justru dapat membahayakan kesehatan mereka, seperti pada bau lem yang mereka hirup terus – menerus. Selain itu pada benda – benda tajam yang berserakan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
b. Kesesuaian Sikap, Cara dan Sistem Kerja
Para pekerja pada industri sepatu ini setiap hari sekurang – kurangnya selama 8 jam melakukan pekerjaan dengan duduk, hal ini dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat Pelindung Diri (APD) adalah perlengkapan dan pakaian perlindung yang digunakan pekerja untuk melindungi dirinya dari bahaya-bahaya pekerjaan seperti terjatuh, terkena sinar elektromagnetik, kontak langsung dengan bahan kimia, kebisingan, getaran, gas, uap, dan debu. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.

B. Saran
1. Memberikan penyuluhan tentang APD kepada masyarakat agar mengurangi dampak kecelakaan.
2. Penggunaan APD sebaiknya disesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
3. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan APD.
4. Pemantauan terhadap APD harus rutin dilakukan, agar dalam penggunaan lebih optimal.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)