Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Tahapan Proses Terjadinya Kehamilan Pada Ibu


Tahapan Proses Terjadinya Kehamilan Pada Ibu


Mungkin banyak yang sudah tahu garis besar tahapan proses terjadinya kehamilan pada ibu, namun hanya sedikit saja yang tahu bagaimana detail proses terjadinya kehamilan tersebut. Pengetahuan tentang terjadinya proses kehamilan bukan hanya untuk orang yang kerkecimpung di dunia kesehatan khususnya ibu dan anak saja. Tetapi tidak ada salahnya ibu tahu walaupun ibu bukan seorang tenaga kesehatan.
Pengetahuan ini penting terutama bagi ibu yang sedang merencanakan program kehamilan. Karena dengan mengetahui detail prosesnya, secara tidak langsung ibu bisa merencanakan sendiri program kehamilan untuk ibu.

Yang Tubuh Ibu Persiapkan Menjelang Pembuahan

Yang menjadi dasar untuk diketahui adalah bahwa ibu hanya memproduksi sel telur pada masa subur saja, yaitu pada pertengahan periode siklus menstruasi ibu. Misalnya jika siklus menstruasi ibu adalah 30 hari, maka puncak masa subur ibu adalah pada hari ke 15. Dua minggu setelah dimulainnya siklus menstruasi ibu, sel telur yang terdapat dalam folikel akan mengalami proses pematangan oleh ovarium. Dan satu minggu kemudian sel telur tersebut akan berpindah ke tuba falopi yang mana ditempat inilah nantinya sel telur ibu akan bertemu dengan sperma yang kemudian terjadi pembuahan.
Bersamaan dengan proses matangnya sel telur diminggu kedua siklus menstruasi, rahim ibu akan dirangsang oleh hormon estrogen untuk membentuk sebuah lapisan jaringan yang lembut dan tebal sebagai upaya antisipasi datangnya sel telur ibu yang telah dibuahi sperma sehingga nantinya dapat berkembang menjadi janin.

Yang terjadi Pada Pria Menjelang Pembuahan

Seorang pria yang subur akan selalu memproduksi ratusan juta bahkan milyaran sperma setiap waktu. Dalam sekali ejakulasi saja seorang pria akan mengeluarkan sperma sekitar 350 juta, namun dari jumlah sebanyak itu biasanya hanya satu yang akan membuahi sel telur ibu dan menjadi janin. Namun jika ibu memiliki sel telur yang matang lebih dari satu maka jumlah sperma yang membuahi juga akan lebih dari satu dan inilah yang menyebabkan kehamilan bayi kembar.
Setiap sel sperma mengandung tipe kromosom yang berbeda-beda, ada yang bertipe X dan ada yang bertipe Y. Namun sel telur yang ibu produksi semuanya mengandung kromosom bertipe X. Jika kromosom yang dibawa sperma bertipe Y dan bertemu sel telur X maka akan menghasilkan anak laki-laki, sedangkan jika sperma mengandung kromosom X dan bertemu sel telur yang mengandung kromosom X juga maka akan menghasilkan anak perempuan.

Proses Pembuahan Sperma pada Sel Telur

Awal mula proses pembuahan dimulai ketika ibu dan pasangan menikmati hubungan badan. Ketika laki-laki mencapai orgasme maka akan keluar keluar air mani yang berisi ratusan juta sperma yang kemudian akan masuk kedalam organ intim ibu. Bersamaan dengan orgasme yang ibu rasakan, ibu juga akan mengalami kontraksi yang lembut pada rahim yang mana akan membantu sperma untuk tetap hidup dan mencapai sel telur dalam tuba falopi. Namun jika ternyata sel telur belum turun ke tuba falopi maka sperma tersebut dapat bertahan dalam rahim selam tujuh hari.
Jika salah satu sperma sudah mencapai sel telur dan berhasil menembus cangkangnya, maka hal ini menjadi tanda awal dari proses pembuahan. Lalu kemudian sel telur akan akan berubah bentuk yang akan menyebabkan sperma lain yang datang selanjutnya tidak bisa menembus cangkang untuk membuahinya. Telur yang telah dibuahi disebut zigot.

Proses Setelah Pembuahan Sel Telur

Setelah proses pembuahan terjadi, zigot akan melakukan pembentukan sel-sel baru yang kemudian akan berpindah dari tuba falopi ke rahim ibu. Selama proses perpindahan tersebut, setiap sel-sel yang baru terbentuk tersebut akan mengalami proses pembelahan diri hingga jumlah sel tersebut terus meningkat dan mencapai angka ratusan dan membentuk embrio. Setibanya di rahim ibu, embrio tersebut akan melakukan implantasi atau proses penanaman diri embrio tersebut di dinding rahim ibu sebagai awal dari perkembangan janin di rahim ibu.
Saat proses implantasi embrio, ada beberapa kasus ibu akan mengalami pendarahan ringan, namun biasanya hanya berlangsung satu atau dua hari saja. Proses implantasi juga menyebabkan dinding rahim akan menguat, selain itu leher rahim akan tertutup oleh cairan dan menjadikan lingkungan rahim menjadi layak untuk memulai perkembangan bayi. Namun ada beberapa kasus dimana zigot yang berubah menjadi embrio tetap berada dalam tuba falopi dan tidak berpindah menuju rahim, sehingga proses kehamilan terjadi di luar rahim atau biasa disebut kehamilan ektopik.

Diagnosis Awal Kehamilan Ibu

Setelah proses implantasi embrio ke rahim maka akan muncul pula hormon yang akan menjadi sumber nutrisi bagi perkembangan sel telur yang disebut hormon Chorionic Gonadotropin atau biasa disingkat hCG. Hormon ini diproduksi oleh sel pembentuk plasenta selama masa kehamilan ibu. Karena hormon ini muncul hanya pada saat ibu mengalami proses pembuahan, maka kehadirannya juga dijadikan sebagai pertanda untuk mengetahui kehamilan dalam dunia medis.
Pada waktu 11-14 hari setelah proses pembuahan, hormon ini hanya dapat dicek melalui kadar darah. Namun setelah 14 hari biasanya akan bisa dicek melalui test urine menggunakan testpack. Idealnya pemeriksaan kehamilan dengan tespack dilakukan pada minggu ke 8-11 setelah proses pembuahan terjadi, karena pada waktu ini kadar hormon hCG sedang mencapai puncaknya.
Selain dengan menggunakan testpack, kehamilan ibu juga bisa dipastikan melalui pemeriksaan USG oleh dokter. Dan setelah kehamilan ibu dipastikan, sekarang giliran ibu untuk menjaga awal masa kehamilan ibu agar tetap sehat.

Itulah sekilas mengenai tahapan proses terjadinya kehamilan pada ibu yang cukup singkat. Mudah-mudahan akan memberi wawasan baru bagi ibu mengenai awal mula terjadinya kehamilan pada ibu.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)