KONSEP DASAR
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
a. Pengertian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan adanya
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah normal.
Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah
(Hemoglobin/Hb) dibawah normal.
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi
untuk pembentukan darah, Misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi
yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. (15)
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan
hemoglobin. Kadar Hb normal adalah 12-16% dari sel darah merah. Jumlah sel
darah merah normal 5 juta/mm3. Pada penderita anemia, Kadar Hb kurang dari
normal.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
<10,5 gr% pada trimester II. Anemia lebih
sering di jumpai dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan
bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Sebagian
besar anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Pada saat hamil, jumlah darah yang ada
terpakai untuk kebutuhan ibu dan janin, maka otomatis volume darah jadi
berkurang. Di awal kehamilan sampai pertengahan semester kedua, pembuluh darah
ibu hamil cenderung melebar. Sering kali volume darah yang tersedia tidak cukup
untuk mengisi ruang-ruang kosong pembuluh darah yang melebar. Akibatnya,
terjadi tekanan darah rendah.
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu
di waspadai mengingat anemia dapat meningkatakan resiko kematian ibu, Angka
prematuritas, BBLR, dan angaka kematian bayi. Oleh karena itu, Sebaiknyalah
seorang ibu mengenali gejala anemia pada kehamilan agar dapat segera mengambil tindakan untuk mencegah anemia semakin
parah. (16)
b. Etiologi
Menurut (17), etiologi anemia, meliputi
1)
Asupan besi
yang berkurang pada jenis makanan yang mengandung pemberian Fe, muntah berulang
pada bayi dan pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna.
2)
Kehilangan/pengeluaran
besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis
3)
Kebutuhan
energi dan zat besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan pada bayi, anak,
remaja, dan ibu hamil.
c. Tanda-tanda klinis
Gejala atau tanda-tanda
yang dapat dilihat menurut (2),
Adalah:
1)
Letih,mengantuk,
malaise
2)
Limbung,
lemah
3)
Sakit kepala
4)
Lidah licin
5)
Kulit pucat,
bantalan kuku jari pucat
6)
Membran
mukosa pucat, misal: konjungtiva
7)
Kehilangan
nafsu makan, mual, muntah.
d. Batasan anemia
Batasan anemia adalah sebagai berikut(18)
1)
Tidak anemia
Hb >11 gr%
2)
Anemia Ringan
Hb 9-10gr%
3)
Anemia sedang
Hb 7-8gr%
4)
Anemia Berat
Hb <7 gr%
e. Gejala
Gejala anemia pada ibu hamil diantaranya
adalah cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka,
nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia
parah), dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
Tanda-tanda anemia yang klasik:
1)
Peningkatan kecepatan denyut
jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan.
2)
Peningkatan kecepatan
pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen kepada darah.
3)
Pusing, akibat berkurangnya
darah ke otak.
4)
Terasa lelah karena
meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka.
5)
Kulit pucat karena
berkurangnya oksigenasi.
6)
Mual akibat penurunan aliran
darah saluran cerna dan susunan saraf pusat.
7)
Penurunan kualitas rambut dan
kulit, (15)
Apabila sel darah putih dan trombosit juga
terkena, maka gejala-gejala bertambah dengan:
1)
Perdarahan dan mudahnya timbul
memar
2)
Infeksi berulang.
3)
Luka kulit dan selaput lendir
yang sulit sembuh.
Berikut adalah tingkatan anemia:
1)
Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan
dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang
secara progresif.
2)
Stadium 2
Cadangan zat besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan
untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan
jumlahnya lebih sedikit.
3)
Stadium 3
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah nampak
normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit
menurun.
4)
Stadium 4
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan
mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang
sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
5)
Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan
timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia
semakin memburuk. (15)
f. Pencegahan
Mengkonsumsi makan yang bergizi adalah hal
yang penting, tetapi terkadang hal ini tidak cukup. Oleh karenanya, sudah
menjadi hal umum bila wanita hamil selalu diberi suplemen tambahan yang
mengandung zat besi oleh dokter. Selain itu, pengaturan usia ibu saat hamil
ataupun jarak antara kehamilan juga merupakan hal yang penting, karena
darihasil penelitian menunjukan saat terbaik bagi wanita untuk terjadi
kehamilan adalah pada usia antara 20 hingga 35 tahun. Karena apabila hamil pada
usia kurang dari 20 tahu atau lebih dari 35 tahu akan meningkatkan risiko
terjadinya anemia bagi calon ibu. Ibu yang mengalami kehamilan lebih dari 4
kali juga dapat meningkatkan risiko mengalami anemia, demikian juga apabila
jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun dapat juga meningkatkan risiko
terjadinya anemia.
Untuk mencegahnya anemia, ibu hamil
disarankan untuk menambah jumlah darah melalui pasokan makanan yang mengandung
zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Oleh karena itu, Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi makanan yangdapat membentuk sel-sel darah merah seperti hati, ikan
teri, daging merah, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur, dan
buah-buahan. Ibu hamil juga dianjurkan untuk vitamin C, daging ayam, dan ikan
untuk memudahkan penyerapan zat besi.
Selain diatasi melalui pola makan yang tepat,
efek buruk anemia selama kehamilan juga bidsa diatasi dengan berusaha
melancarkan peredaran darah, diantaranya dengan cara:
1)
Lakukan olah tubuh ringan
seperti yoga, jalan kaki atau senam,
2)
Jangan bangkit tiba-tiba dari
posisi tidur atau duduk, tetapi lakukan perlahan
3)
Jangan berdiri terlalu lama
4)
Jangan terlalu sering berada
di keramaian atau suasana bising dan hiruk pikuk,
5)
Jika anda ibu bekerja,
ambialah waktu untuk beristirahat denagan menyelonjorkan kaki
6)
Konsumsi cairan yang cukup.
Tentunya dengan menjaga tubuh tetap bugar dan pola makan yang tepat ini,
maka kesehatan ibu hamil pun akan terjaga dan kehamilan akan terasalebih
menyenangkan. (15)
g. Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut
1)
Anemia Defisiensi Zat Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah. Anemia ini terjadi pada sekitar 62,3% pada kehamilan,
merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan
oleh kurang masuknya unsur zat besi dan makanan karena gangguan resorpsi,
gangguan penggunaan atau karena besi keluar terlampau banyak dari badan,
misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada
trimester terakhir. (15)
Tanda dan gejala:
a)
Rambut rapuh dan halus serta
kuku tipis, rata dan mudah patah,
b)
Lidah tampak pucat, licin, dan
mengkilat berwarna merah daging, stomatitis an gularis, pecah-pecah disertai
kemerahan dan nyerisudut mulut. Pengobatannya biasanya dengan memenuhi
kebutuhan zat besi, misalnya dengan perbaikan pola makan atau pemberian tablet
besi.
2)
Anemia Megaloblastik
Anemia ini terjadi pada sekitar 29% pada kehamilan.
Biasanya disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi
vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
Gejala-gejalanya:
a)
Malnutrisi
b)
Glositis berat (Lidah
meradang, nyeri)
c)
Diare
d)
Kehilangan nafsu makan
Pengobatannya:
a)
Asam folik 15-30 mg per hari
b)
Vitamin B12 3x1 tablet per
hari
c)
Sulfas ferosus 3x1 tablet
perhari
d)
Pada kasus berat dan
pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga dapat dilakukan transfusi darah.
3)
Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh sumsum
tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan diantaranya adalah pemeriksaan fungsi eksternal, dan pemeriksaan
retikulosi.
Anemia ini terjadi pada sekitar 8% kehamilan Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplastik karena
kehamilan, apabila wanita tersebut telah selesai masa nifas makan anemia akan
sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya ia mengalami
anemia hipoplastik lagi.
4)
Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran
atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pada pembuatannya. Gejala
utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,kelelahan,
kelemahan, serta gejala koplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Anemia ini terjadi pada sekitar 0,7% kehamilan.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia
hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi, maka
infeksinya diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah.
Wanita dengan anemia hemolitik biasanya sulit
untuk hamil. Apabila hamil, Biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya, Mungkin
pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelum tidak
menderita anemia. (16)
h. Pengaruh anemia
1)
Terhadap
kehamilan, persalinan, dan nifas
a)
Dapat terjadi
abortus
b)
Partus prematurus
c)
Atonia uteri
d)
Partus lama
e)
Afbrinogemia
dan hipofibrinogenemia
f)
Mudah terjadi
infeksi
g)
Ancaman
decompensasi cordis (Hb <6 gr%)
h)
Perdarahan
Ante partum(1)
2)
Pada hasil
konsepsi
a)
Kematian
mudigah
b)
Kematian
perinatal
c)
Prematuritas
d)
Dapat terjadi
cacat bawaan
e)
Cadangan besi
kurang
f)
IUGR (Intrauterine Growth Retardation) (1)
Comments
Post a Comment