Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

KONSEP DASAR ANEMIA DALAM KEHAMILAN





KONSEP DASAR ANEMIA DALAM KEHAMILAN

 
a.      Pengertian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah normal.
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, Misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. (15)
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal adalah 12-16% dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5 juta/mm3. Pada penderita anemia, Kadar Hb kurang dari normal.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia lebih  sering di jumpai dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Sebagian besar anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Pada saat hamil, jumlah darah yang ada terpakai untuk kebutuhan ibu dan janin, maka otomatis volume darah jadi berkurang. Di awal kehamilan sampai pertengahan semester kedua, pembuluh darah ibu hamil cenderung melebar. Sering kali volume darah yang tersedia tidak cukup untuk mengisi ruang-ruang kosong pembuluh darah yang melebar. Akibatnya, terjadi tekanan darah rendah.
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu di waspadai mengingat anemia dapat meningkatakan resiko kematian ibu, Angka prematuritas, BBLR, dan angaka kematian bayi. Oleh karena itu, Sebaiknyalah seorang ibu mengenali gejala anemia pada kehamilan agar dapat segera mengambil tindakan untuk mencegah anemia semakin parah. (16)

b.      Etiologi
Menurut (17), etiologi anemia, meliputi
1)     Asupan besi yang berkurang pada jenis makanan yang mengandung pemberian Fe, muntah berulang pada bayi dan pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna.
2)     Kehilangan/pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis
3)     Kebutuhan energi dan zat besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan pada bayi, anak, remaja, dan ibu hamil.

c.       Tanda-tanda klinis
Gejala atau tanda-tanda yang dapat dilihat menurut (2), Adalah:
1)      Letih,mengantuk, malaise
2)      Limbung, lemah
3)      Sakit kepala
4)      Lidah licin
5)      Kulit pucat, bantalan kuku jari pucat
6)      Membran mukosa pucat, misal: konjungtiva
7)      Kehilangan nafsu makan, mual, muntah.

d.      Batasan anemia
Batasan anemia adalah sebagai berikut(18)
1)      Tidak anemia Hb >11 gr%
2)      Anemia Ringan Hb 9-10gr%
3)      Anemia sedang Hb 7-8gr%
4)      Anemia Berat Hb <7 gr%

e.       Gejala
Gejala anemia pada ibu hamil diantaranya adalah cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
Tanda-tanda anemia yang klasik:
1)      Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan.
2)      Peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen kepada darah.
3)      Pusing, akibat berkurangnya darah ke otak.
4)      Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka.
5)      Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.
6)      Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat.
7)      Penurunan kualitas rambut dan kulit, (15)
Apabila sel darah putih dan trombosit juga terkena, maka gejala-gejala bertambah dengan:
1)      Perdarahan dan mudahnya timbul memar
2)      Infeksi berulang.
3)      Luka kulit dan selaput lendir yang sulit sembuh.
Berikut adalah tingkatan anemia:
1)      Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.
2)      Stadium 2
Cadangan zat besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
3)      Stadium 3
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah nampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit menurun.
4)      Stadium 4
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
5)      Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk. (15)

f.       Pencegahan
Mengkonsumsi makan yang bergizi adalah hal yang penting, tetapi terkadang hal ini tidak cukup. Oleh karenanya, sudah menjadi hal umum bila wanita hamil selalu diberi suplemen tambahan yang mengandung zat besi oleh dokter. Selain itu, pengaturan usia ibu saat hamil ataupun jarak antara kehamilan juga merupakan hal yang penting, karena darihasil penelitian menunjukan saat terbaik bagi wanita untuk terjadi kehamilan adalah pada usia antara 20 hingga 35 tahun. Karena apabila hamil pada usia kurang dari 20 tahu atau lebih dari 35 tahu akan meningkatkan risiko terjadinya anemia bagi calon ibu. Ibu yang mengalami kehamilan lebih dari 4 kali juga dapat meningkatkan risiko mengalami anemia, demikian juga apabila jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun dapat juga meningkatkan risiko terjadinya anemia.
Untuk mencegahnya anemia, ibu hamil disarankan untuk menambah jumlah darah melalui pasokan makanan yang mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Oleh karena itu, Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yangdapat membentuk sel-sel darah merah seperti hati, ikan teri, daging merah, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur, dan buah-buahan. Ibu hamil juga dianjurkan untuk vitamin C, daging ayam, dan ikan untuk memudahkan penyerapan zat besi.
Selain diatasi melalui pola makan yang tepat, efek buruk anemia selama kehamilan juga bidsa diatasi dengan berusaha melancarkan peredaran darah, diantaranya dengan cara:
1)      Lakukan olah tubuh ringan seperti yoga, jalan kaki atau senam,
2)      Jangan bangkit tiba-tiba dari posisi tidur atau duduk, tetapi lakukan perlahan
3)      Jangan berdiri terlalu lama
4)      Jangan terlalu sering berada di keramaian atau suasana bising dan hiruk pikuk,
5)      Jika anda ibu bekerja, ambialah waktu untuk beristirahat denagan menyelonjorkan kaki
6)      Konsumsi cairan yang cukup.
Tentunya dengan menjaga tubuh tetap bugar dan pola makan yang tepat ini, maka kesehatan ibu hamil pun akan terjaga dan kehamilan akan terasalebih menyenangkan. (15)

g.      Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut
1)      Anemia Defisiensi Zat Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Anemia ini terjadi pada sekitar 62,3% pada kehamilan, merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsur zat besi dan makanan karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena besi keluar terlampau banyak dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. (15)
Tanda dan gejala:
a)      Rambut rapuh dan halus serta kuku tipis, rata dan mudah patah,
b)      Lidah tampak pucat, licin, dan mengkilat berwarna merah daging, stomatitis an gularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyerisudut mulut. Pengobatannya biasanya dengan memenuhi kebutuhan zat besi, misalnya dengan perbaikan pola makan atau pemberian tablet besi.
2)      Anemia Megaloblastik
Anemia ini terjadi pada sekitar 29% pada kehamilan. Biasanya disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
Gejala-gejalanya:
a)      Malnutrisi
b)      Glositis berat (Lidah meradang, nyeri)
c)      Diare
d)     Kehilangan nafsu makan
Pengobatannya:
a)      Asam folik 15-30 mg per hari
b)      Vitamin B12 3x1 tablet per hari
c)      Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
d)     Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga dapat dilakukan transfusi darah.
3)      Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan diantaranya adalah pemeriksaan fungsi eksternal, dan pemeriksaan retikulosi.
Anemia ini terjadi pada sekitar 8%  kehamilan Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita tersebut telah selesai masa nifas makan anemia akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya ia mengalami anemia hipoplastik lagi.
4)      Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pada pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,kelelahan, kelemahan, serta gejala koplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Anemia ini terjadi pada sekitar 0,7% kehamilan. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia  hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi, maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah.
Wanita dengan anemia hemolitik biasanya sulit untuk hamil. Apabila hamil, Biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya, Mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelum tidak menderita anemia. (16)

h.      Pengaruh anemia
1)      Terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas
a)      Dapat terjadi abortus
b)      Partus prematurus
c)      Atonia uteri
d)     Partus lama
e)      Afbrinogemia dan hipofibrinogenemia
f)       Mudah terjadi infeksi
g)      Ancaman decompensasi cordis (Hb <6 gr%)
h)      Perdarahan Ante partum(1)
2)      Pada hasil konsepsi
a)      Kematian mudigah
b)      Kematian perinatal
c)      Prematuritas
d)     Dapat terjadi cacat bawaan
e)      Cadangan besi kurang
f)       IUGR (Intrauterine Growth Retardation) (1)


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)