Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Makalah Kajian Umum Tentang ISPA




Makalah Kajian Umum Tentang ISPA

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI).


A.      Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut :
1.      Infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2.      Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus – sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernafasan, bagian bawah (termaksud jaringan paru – paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termaksud dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
3.      Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari
Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura  
Dari pengertian para ahli diatas Jadi dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri ataupun micro organisme lainnya yang menyerang bagian atas saluran pernafasan dari mulai hidung sampai dengan Alveoli serta semua yang mencakup dalam organ pernafasan dan berlangsung sampai 14 hari bahkan lebih

B.       Etiologi ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra-influensa dan virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: streptokokus hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan karinebakterium diffteria bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah.
Golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus para-influenza, virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus. Virus para-influenza merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sidroma saluran pernafasan kecuali hanya epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza merupakan penyebab terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas bagian bawah
Jumlah penderita infeksi pernapasan akut sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada

C.      Tanda Dan Gejala ISPA
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian besar dari gejala saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun sebagian anak yang menderita radang paru (pneumonia), bila infeksi paru ini tidak diobati dengan anti biotik akan menyebabkan kematian  
Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
1.      Pusing
2.      Kesulitan bernapas.
3.      Demam tinggi dan menggigil.
4.      Tingkat oksigen dalam darah rendah.
5.      Kesadaran menurun dan bahkan pingsan.
Gejala ISPA biasanya berlangsung antara satu hingga dua minggu, di mana hampir sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Untuk kasus sinusitis akut, gejala biasanya akan berlangsung kurang dari satu bulan, sedangkan untuk infeksi akut di paru-paru seperti bronkitis, gejalanya berlangsung kurang dari tiga minggu .

D.      Patofisiologi ISPA
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah

E.       Klasifikasi ISPA
Mengklasifikasikan penyakit Infeksi saluran Pernapasan Akut (ISPA) atas infeksi saluran pernapasan akut bagian atas dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah
1          Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Bagian Atas
Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas di sebelah atas laring. Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau berurutan, tetapi beberapa di antaranya adalah Nasofaringitis akut (salesma), Faringitis akut (termasuk Tonsilitis dan Faringotositilitis) dan rhinitis
2            Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Bawah
Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas bagian bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli. Penyakit-penyakit yang tergolong Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagian bawah : Laringitis, Asma Bronchial, Bronchitis akut maupun kronis, Broncho Pneumonia atau Pneumonia (Suatu peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga pada brokioli


F.       Berdasarkan Kelompok Umur
1.      Kelompok Pada Anak Umur kurang dari 2 Bulan, Dibagi Atas
1)      Pneumonia berat
Pada kelompok umur ini gambaran klinis pneumonia, sepsis dan meningitisdapat disertai gejala klinis pernapasan yang tidak spesifik untuk masing-masing infeksi, maka gejala klinis yang tampak dapat saja diduga salah satu dari tiga infeksi serius tersebut, yaitu berhenti menyusu, kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau rasa sulit bangun, stidor pada anak yang tenang, mengi (wheezing), demam (38°C) atau suhu tubuh yang rendah (dibawah 35,5 °C), pernapasan cepat, penarikan dinidng dada, sianosis sentral, serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang.
2)      Bukan pneumonia
Jika bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali permenit dan tidak terdapat tanda pneumonia.
2.      Kelompok Pada Anak Umur 2 Bulan Hingga 5 Tahun, Dibagi Atas:
1)      Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas, tarikan dinding dada, tanpa disertai sianosis dan tidak dapat minum.
2)      Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa disertai penarikan dinding dada.
3)       Bukan Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding dada

G.      Pencegahan ISPA
1.      Berhati-hati dalam mencuci tangan dengan melakukannya ketika merawat anak yang terinfeksi pernapasan.
2.      Anak dan keluarga diajarkan untuk menggunakan tisu atau tangannya untuk menutup hidung dan mulutnya ketika batuk/bersin.
3.      Anak yang sudah terinfeksi pernafasan sebaiknya tidak berbagi cangkir minuman, baju cuci atau handuk.
4.      Peringatan perawat : untuk mencegah kontaminasi oleh virus pernapasan, mencuci tangan dan jangan menyentuh mata atau hidungmu.
5.      Mencegah anak berhubungan terlalu dekat dengan saudaranya atau anggota keluarga lainnya yang sedang sakit ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin dapat dilakukan seperti anak yang sehat tidur terpisah dengan dengan anggota keluarga lainyang sedang sakit ISPA.
6.      Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
7.      Hindari anak dari paparan asap rokok  

H.      Penatalaksanaan ISPA
Kriteria yang digunakan untuk pola tatalaksana panderita ISPA pada anak adalah anak dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas yaitu:
1.      Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengidentifikasi gejala yang ada pada penderita.
2.      Penentuan ada tidaknya tanda bahaya
Tanda bahaya, pada bayi umur kurang dari 2 bulan adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, Stridor, Wheezing, Demam atau dingin. Tanda bahaya pada umur 2 bulan sampai < 5 tahun adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, Stridor dan gizi buruk.
3.      Tindakan dan Pengobatan
Pada penderita umur < 2 bulan yang terdiagnosa pneumonia berat, harus segera dibawah ke sarana rujukan dan diberi antibiotik 1 dosis./Pada penderita umur 2 bulan sampai < 5 tahun yang terdiagnosa pneumonia dapat dilakukan perawatan rumah, pemberian antibiotik selama 5 hari, pengontrolan dalam 2 hari atau lebih cepat bila penderita memburuk, serta pengobatan demam dan yang ada. Penderita di rumah untuk penderita Pneumonia umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun, meliputi :
1)      Pemberian makanan yang cukup selama sakit dan menambah jumlahnya setelah sembuh.
2)      Pemberian cairan dengan minum lebih banyak dan meningkatkan pemberian Asi.
3)      Pemberian obat pereda batuk dengan ramuan, yang aman dan sederhana. Penderita umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun yang terdiagnosapneumonia berat segera dikirim ke rujukan, diberi antibiotik 1dosis serta analgetik sebagai penurun demam dan wheezing yang ada.
Penderita yang diberi antibiotik, pemeriksaan harus kembali dilakukan 2 hari. Jika keadaan penderita membaik, pemberian antibiotik dapat diteruskan. Jika keadaan penderita tidak berubah, antibiotik harus diganti atau penderita dikirim ke sarana rujukan.
Obat yang digunakan untuk penderita pneumonia adalah tablet kotrimoksasol 480 mg, kotrimoksasol 120 mg, tablet parasetamol 500 mg dan sablet parasetamol 100 mg

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)