Makalah Kajian Umum
Tentang ISPA
ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infection (ARI).
A. Pengertian
ISPA
ISPA
merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan
akut, dengan pengertian sebagai berikut :
1. Infeksi
adalah masuknya kuman atau mikro organisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran
pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus – sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara
anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernafasan, bagian
bawah (termaksud jaringan paru – paru) dan organ adneksa saluran pernafasan.
Dengan batasan ini, jaringan paru termaksud dalam saluran pernafasan
(respiratory tract).
3. Infeksi
akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang
dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari
Penyakit
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas
mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran pernapasan
bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah dan
pleura
Dari
pengertian para ahli diatas Jadi dapat disimpulkan
bahwa ISPA adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri ataupun micro organisme
lainnya yang menyerang bagian atas saluran pernafasan dari mulai hidung sampai
dengan Alveoli serta semua yang mencakup dalam organ pernafasan dan berlangsung
sampai 14 hari bahkan lebih
B. Etiologi
ISPA
Infeksi
saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen,
yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih
jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain
golongan mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra-influensa
dan virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: streptokokus
hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis
dan karinebakterium diffteria bakteri
tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian
atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang
anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah.
Golongan
virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus
para-influenza, virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus. Virus
para-influenza merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan,
bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus
influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sidroma saluran pernafasan kecuali
hanya epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza merupakan
penyebab terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada
saluran nafas bagian bawah
Jumlah
penderita infeksi pernapasan akut sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi
pernapasan akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan
masalah kesehatan yang ada
C. Tanda
Dan Gejala ISPA
Tanda
dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk, kesulitan
bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian besar dari
gejala saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas,
sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan
dengan antibiotik. Namun sebagian anak yang menderita radang paru (pneumonia),
bila infeksi paru ini tidak diobati dengan anti biotik akan menyebabkan
kematian
Apabila ISPA
bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
1. Pusing
2. Kesulitan bernapas.
3. Demam tinggi dan menggigil.
4. Tingkat oksigen dalam darah rendah.
5. Kesadaran menurun dan bahkan
pingsan.
Gejala ISPA
biasanya berlangsung antara satu hingga dua minggu, di mana hampir sebagian
besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Untuk
kasus sinusitis akut, gejala biasanya akan berlangsung kurang dari
satu bulan, sedangkan untuk infeksi akut di paru-paru seperti bronkitis, gejalanya
berlangsung kurang dari tiga minggu .
D. Patofisiologi
ISPA
Terjadinya
infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi oleh bakteri,
virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme
pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung,
refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis.
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah
E. Klasifikasi
ISPA
Mengklasifikasikan penyakit Infeksi saluran
Pernapasan Akut (ISPA) atas infeksi saluran pernapasan akut bagian atas dan infeksi
saluran pernapasan akut bagian
bawah
1
Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Bagian Atas
Adalah infeksi-infeksi yang
terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas di sebelah atas laring.
Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara
bersama-sama atau berurutan, tetapi beberapa di antaranya adalah Nasofaringitis
akut (salesma), Faringitis akut (termasuk Tonsilitis dan Faringotositilitis)
dan rhinitis
2
Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Bawah
Adalah infeksi-infeksi yang
terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas bagian bawah mulai dari
laring sampai dengan alveoli. Penyakit-penyakit yang tergolong Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) bagian bawah : Laringitis, Asma Bronchial, Bronchitis
akut maupun kronis, Broncho Pneumonia atau Pneumonia (Suatu peradangan tidak
saja pada jaringan paru tetapi juga pada brokioli
F. Berdasarkan
Kelompok Umur
1.
Kelompok Pada Anak Umur
kurang dari 2 Bulan, Dibagi Atas
1)
Pneumonia berat
Pada kelompok umur ini
gambaran klinis pneumonia, sepsis dan meningitisdapat disertai gejala klinis
pernapasan yang tidak spesifik untuk masing-masing infeksi, maka gejala klinis
yang tampak dapat saja diduga salah satu dari tiga infeksi serius tersebut,
yaitu berhenti menyusu, kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau rasa sulit
bangun, stidor pada anak yang tenang, mengi (wheezing), demam (38°C) atau suhu
tubuh yang rendah (dibawah 35,5 °C), pernapasan cepat, penarikan dinidng dada,
sianosis sentral, serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang.
2)
Bukan pneumonia
Jika bernapas dengan
frekuensi kurang dari 60 kali permenit dan tidak terdapat tanda pneumonia.
2. Kelompok
Pada Anak Umur 2 Bulan Hingga 5 Tahun, Dibagi Atas:
1)
Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan
bernapas, tarikan dinding dada, tanpa disertai sianosis dan tidak dapat minum.
2)
Pneumonia
Batuk atau kesulitan
bernapas dan pernapasan cepat tanpa disertai penarikan dinding dada.
3)
Bukan Pneumonia
Batuk atau kesulitan
bernapas tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding dada
G. Pencegahan
ISPA
1. Berhati-hati
dalam mencuci tangan dengan melakukannya ketika merawat anak yang terinfeksi
pernapasan.
2. Anak
dan keluarga diajarkan untuk menggunakan tisu atau tangannya untuk menutup
hidung dan mulutnya ketika batuk/bersin.
3. Anak
yang sudah terinfeksi pernafasan sebaiknya tidak berbagi cangkir minuman, baju
cuci atau handuk.
4. Peringatan
perawat : untuk mencegah kontaminasi oleh virus pernapasan, mencuci tangan dan
jangan menyentuh mata atau hidungmu.
5. Mencegah
anak berhubungan terlalu dekat dengan saudaranya atau anggota keluarga lainnya
yang sedang sakit ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin dapat dilakukan seperti
anak yang sehat tidur terpisah dengan dengan anggota keluarga lainyang sedang
sakit ISPA.
6. Upayakan
ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
7. Hindari
anak dari paparan asap rokok
H. Penatalaksanaan
ISPA
Kriteria
yang digunakan untuk pola tatalaksana panderita ISPA pada anak adalah anak
dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas yaitu:
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk
mengidentifikasi gejala yang ada pada penderita.
2. Penentuan
ada tidaknya tanda bahaya
Tanda bahaya, pada bayi
umur kurang dari 2 bulan adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun,
Stridor, Wheezing, Demam atau dingin. Tanda bahaya pada umur 2 bulan sampai
< 5 tahun adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, Stridor dan gizi
buruk.
3. Tindakan
dan Pengobatan
Pada penderita umur
< 2 bulan yang terdiagnosa pneumonia berat, harus segera dibawah ke sarana
rujukan dan diberi antibiotik 1 dosis./Pada
penderita umur 2 bulan sampai < 5 tahun yang terdiagnosa pneumonia dapat
dilakukan perawatan rumah, pemberian antibiotik selama 5 hari, pengontrolan
dalam 2 hari atau lebih cepat bila penderita memburuk, serta pengobatan demam
dan yang ada. Penderita
di rumah untuk penderita Pneumonia umur 2 bulan sampai kurang dari 5
tahun, meliputi :
1) Pemberian
makanan yang cukup selama sakit dan menambah jumlahnya setelah sembuh.
2) Pemberian
cairan dengan minum lebih banyak dan meningkatkan pemberian Asi.
3) Pemberian
obat pereda batuk dengan ramuan, yang aman dan sederhana. Penderita umur 2
bulan sampai kurang dari 5 tahun yang terdiagnosapneumonia berat segera
dikirim ke rujukan, diberi antibiotik 1dosis serta analgetik sebagai
penurun demam dan wheezing yang ada.
Penderita
yang diberi antibiotik, pemeriksaan harus kembali dilakukan 2 hari. Jika
keadaan penderita membaik, pemberian antibiotik dapat diteruskan. Jika keadaan
penderita tidak berubah, antibiotik harus diganti atau penderita dikirim ke
sarana rujukan.
Obat
yang digunakan untuk penderita pneumonia adalah tablet kotrimoksasol 480
mg, kotrimoksasol 120 mg, tablet parasetamol 500 mg dan sablet parasetamol 100
mg
Comments
Post a Comment