MAKALAH KONSEP DASAR PERAWATAN TALI PUSAT
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikat tali
pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian
tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar
dari infeksi tali pusat.
A.
Pengertian
Tali pusat dalam istilah medisnya
disebut dengan umbilical cord. Merupakan
saluran kehidupan bagi
janin selama di dalam
kandungan, sebab selama dalam
rahim, tali pusat
ini lah yang
menyalurkan oksigen dan makanan
dari plasenta ke
janin yang berada
di dalam nya.
Begitu janin dilahirkan, ia
tidak lagi membutuhkan
oksigen.dari ibunya, karena bayi
mungil ini sudah
dapat bernafas sendiri
melalui hidungnya. Karena sudah tak diperlukan lagi maka saluran
ini harus dipotong dan dijepit, atau diikat (Wibowo, 2008).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan
dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu
bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput
dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat,2007)
B.
Tujuan Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat dapat mencegah
terjadinya penyakit tetanus pada bayi
baru lahir, agar
tali pusat tetap
bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada
tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini
disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin (Racun),
yang masuk melalui
luka tali pusat, karena
perawatan atau tindakan
yang kurang bersih
(Sudarti, 2010)
Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah
infeksi dan mempercepat permasalahan tali pusat dari perut. Dalam upaya mencegah
infeksi dan mempercepat pemisahan, ada berbagai substansi dan ritual yang telah
digunakan untuk perawatan tali pusat, hanya beberapa diantaranya yang sudah
diteliti. Substansi seperti pewarna tripel, alkohol, dan larutan klorheksidin
dahulu dianggap dapat mencegah infeksi tetapi efektivitasnya belum terbukti.
Tali pusat puput sehari lebih cepat pada kelompok, dimana tali pusat dibiarkan
mengering secara alami (Riksani, 2012).
C.
Teknik dan Cara Perawatan Tali Pusat
pada Bayi Baru Lahir
Menurut Riksani (2012), ada beberapa cara dalam merawat tali
pusat :
1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum
menyentuh tali pusat.
2. Saat memandikan bayi, usahakan agar
anda tidak menarik tali pusat.
3. Bungkus longgar tali pusat
menggunakan kassa steril atau tali pusat dapat dibiarkan terbuka (tanpa
dibungkus kassa) dan tanpa dibubuhi apa pun (obat antiseptik atau alkohol),
serta bahan-bahan lain di atas tali pusat.
4. Tali pusat sebaiknya tidak tertutup
dengan rapat karena akan membuatnya menjadi lembab yang bias meningkatkan
resiko tumbuhnya bakteri.
5. Tali pusat akan lepas sendirinya,
sehingga sangat tidak dianjurkan untuk mermegang atau menarik-narik tali pusat.
D.
Dampak Dari Tali Pusat Yang Tidak
Dirawat Dengan Baik Dan Benar
Timbulnya
infeksi pada tali pusat, hal ini
disebabkan karena tindakan
atau perawatan yang
tidak memenuhi syarat
kebersihan, misalnya pemotongan
tali pusat dengan bambu/ gunting yang tidak
steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak,
daun-daunan, kopi dan sebagainya (Wawan, 2009).
Tali pusat yang tidak dirawat
dengan baik akan menimbulkan resiko infeksi, dengan tanda-tanda seperti:
pangkal tali pusat, dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang
berbau, ada darah yang keluar terus-menerus, dan/atau bayi demam tanpa sebab
yang jelas (Irawan, 2011).
Apabila tali
pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang
mengakibatkan penyakit Tetanus Neunatorum. Penyakit ini adalah salah
satu penyebab kematian bayi yang terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah
220.000 kematian bayi, sebab masih banyak masyrakat yang belum mengerti tentang
cara perawatan tali pusat yang baik dan benar.
Resiko infeksi
yang sangat dikhawatirkan adalah infeksi oleh clostridium tetani yang masuk melalui luka tali
pusat karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan,
misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu atau gunting yang tidak steril,
atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak dedaunan, kopi,
dan sebagainya (Ellen, 2009).
Tetanus adalah
salah satu penyakit yang paling berisiko mengakibatkan kematian akibat
neurotoksin yang dihasilkan clostridium tetani. Penyakit ini tidak menyebar
dari orang ke orang tetapi melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam,
misalnya luka pada tali pusat bayi baru lahir. Gejala awal penyakit adalah kaku
otot pada rahang disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut,
berkeringat dan demam. Pada bayi terdapat gejala berhenti menetek antara 3-28
hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh
menjadi kaku. Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang,
pneumonia, dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian. (Arin, 2009).
Comments
Post a Comment